•20 - nonton musik

340 65 7
                                    

haru

dompet lu di gua

bawa dulu

lu di mana?

ga usah nyamperin gua lagi males liat lu

tapi lihat juan ga males

apasih
kebetulan aja juan lagi tampil
lu di mana coba

belakang



Daffa memutar tubuh, menemukan lelaki tinggi berstatus pacarnya itu tengah berjalan mendekat dengan wajah datarnya seperti biasa.

"mana dompet gua?" tanya Daffa lumayan ketus.

"gua bawa. sampe lu ga males lihat muka gua," balas Haru.

"makin males."

Lapangan begitu ramai. Yang tampil sekarang Juan, menyanyikan lagu yang Haru tau judulnya. Dengan memainkan gitar, hingga menarik banyak sorakan.

Ready To Run.

"tau lagu ini?" celetuk Haru.

"ga tau," sahut Daffa, sejujurnya.

Sudah hampir setengah lagu saat Haru datang. Dapat ia tebak jika Daffa menonton sejak detik awal Juan memetik gitarnya.

cause I wanna be yours
don't you wanna be mine?

Berdiri tak jauh dari panggung, ia cukup peka melihat netra si anak kelas 10 itu menuju pada Daffa.

"tau dia ngeliatin lu gak?"

"tau," jawab Daffa, lagi-lagi sejujurnya.

Haru mengakui, suara Juan sangat cocok dengan lagu ini. Walau tak begitu paham dengan arti lagunya, tapi ia malas. Malas mengakui jika sedang cemburu. Siapa saja bisa terpincut si anak kelas 10 itu.

Takut Daffa memandang Juan begitu keren dan dirinya jadi kalah.

this time I'm ready to run
I'd give everything that I got for your love

Kini Haru menghela napas panjang, berniat pergi dari sana. Tetapi tangan Daffa, menahan, lalu menggenggamnya tiba-tiba. Mengatakan ia tidak boleh pergi melalui tindakan itu.

wherever you are is the place I belong
cause I wanna be free

Kini Daffa menoleh, sedikit berjinjit lalu satu kecupan ia jatuhkan pada pipi Haru. Membuat si empu mematung, kaget serta senang bersamaan karena Juan di sana sedang melihat mereka.

Namun, raut Juan berubah. Maniknya jadi sendu, walau masih tetap tersenyum.

"kalo gua bisa suka Juan, udah dari lama gua suka." Daffa berucap seakan membaca isi pikiran Haru.

and I wanna be young
I will never look back
now I'm ready to run

Lagu berakhir, dan di sana Juan tetap menatap Daffa. Tapi Daffa, pandangannya hanya pada Haru. Menarik dagu si empu agar menghadapnya.

"kenapa? gua mau pergi aja, katanya lu males sama gua," celetuk Haru, seperti melupakan ciuman singkat dari si pacar beberapa detik lalu. Padahal jantungnya sedang berdebar tak karuan sekarang.

"udah gak males. di sini aja, habis ini temen lu tampil tau," ucap Daffa sembari tertawa kecil.

Raut dingin Haru sedikit luntur. "temen gua siapa?" tanyanya.

"ga tau namanya?? yang wajahnya lugu banget itu."

"namanya Evo." Berganti raut menahan gemas karena Daffa sekarang.

Panggilan untuk kelas Haru, dan Evo maju membawa sebuah alat musik besar. Teriakan keras menyambutnya di atas panggung.

"apa itu namanya?" tanya Daffa heran.

"namanya cello. pinter dia main itu, pas kelas 10 menang classmeet. terus sama sekolah dikirim ikut lomba tingkat nasional dapet juara 3," jawab Haru, dengan bangga menceritakan temannya.

"wah keren ya..." puji Daffa.

Keduanya hanyut dalam alunan musik cello yang dimainkan Anton. Menampilkan instrumental lagu Photograph dari Ed Sheeran. Terdengar merdu, membuat para penonton menikmati.

"wah ini pokoknya harus juara 1!" ucap Daffa semangat.

"suka?"

"sukaaa. katanya besok yang menang tampil lagi ya pas ulang tahun sekolah?" celetuk Daffa.

"iya. mau request lagu apa?"

"kok lu jadi nanyain gitu..."

"ntar gua suruh dia bawain itu."

"hush suka-suka Evo dong mau bawain apa!" Daffa berdecak sebal.

Sementara Haru, kembali lagi menatap ke depan. Bangga akan sahabatnya yang memainkan alat musik itu dengan mata terpejam, menikmati permainannya sendiri.

"kok tau kalo Evo temen gua?" tanya Haru tiba-tiba.

"lu sering nyamperin Aldo di kelas gua tau. gua mah tau lu dari lama, kadang kita papasan di kantin. kalo pas lagi ga sama Vano Aldo, ya sama temen-temen lu itu termasuk Evo," jelas Daffa.

Suatu fakta yang membuat Haru terkejut mendengarnya. Karena ia bahkan merasa tidak pernah melihat Daffa sebelum malam pertama kali mereka bertemu.

"gua ga pernah liat lu di kelasnya Aldo??" cibir Haru.

"lu aja yang ga kenal guaa, Ruuu!" sungut Daffa. "makanya gua kaget lu tau nama gua waktu itu!" lanjutnya.

"oh.... jangan-jangan lu naksir gua udah lama?"

"kaga, kepedean lu." Daffa merotasikan bola mata. "ngapain naksir sama orang yang kehujanan dikit pingsan," ejeknya.

"dih orang waras juga tau kalo itu bukan cuma kehujanan, tapi kehujanan banget." Haru mendengus.

Sorak tepuk tangan menghentikan perdebatan mereka ketika Evo sudah selesai dengan penampilannya. Tangan Haru melambai pada si empu. Beruntung dilihat, setelah mengembalikan cello-nya pada belakang panggung, Evo menghampiri Haru dan Daffa.

"haloo, Daffa," sapa Evo riang.

"halo, mainnya keren."

Sepertinya Haru perlu siaga satu. Bisa-bisa nada Daffa berubah total saat berbicara dengan Evo sekarang. Ia jadi menyesal memanggil temannya itu kemari.

-









WPKU DARITADI TULISANNYA ERROR 404 MULUU, sempet gabisa update, ga bisa publish, ga bisa ngtwt di beranda akun😭😭😭

highway • harubby (another story about school life)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang