PART 19. MURID BARU.

18.7K 521 2
                                    


~HAPPY READING~

Author pov.

"Pagi, cantiknya orang!"

Jendra dengan senyum merekah mulai menunjukkan ahlinya merayu. Parkiran Pertiwi sedang ramai oleh siswa dan siswi yang baru datang memarkirkan kendaraan mereka. Kesempatan kan tidak boleh dilewatkan.

Dewangga terkekeh."Emang lo bukan orang, Jen?"

"Lo gak liat seganteng ini masak dikira setan, ya oranglah gue." Sahut Jendra sembari menyugarkan rambutnya kebelakang. Sesekali tersenyum manis pada adik kelas yang lewat.

"Siapa tahu aja udah daftar jadi setan." Timpal Arka.

"Sembarangan lo ngomong" Balas Jendra.

"Kak Jendra!"teriak seseorang yang tengah berlari di lapangan menuju ke arah mereka.

"Eh buset mimpi apaan dipangilin sama dedek gemes Luna. "Celetuk cowok itu tersenyum senang melihat Luna.

Luna Deswitarani, siswi kelas 11 IPA3 . Cantik, bertubuh pendek dan memiliki pipi chubby yang menambah imut seorang Luna. Kalau kalian penasaran kenapa ia bisa dekat dengan mereka terutama Jendra? Ya karena kompleks rumah mereka yang bersampingan. Luna juga sering mengantar makanan untuk cowok itu kala orang tuanya sedang berpergian keluar kota. Selain karena rumah mereka yang dekat orangtua keduanya juga sahabat satu sekolah waktu masih muda dulu.

"Hufft capek, ternyata disini" Keluh Luna ngos-ngosan ketika sampai di parkiran.

"Naon neng gelis? Kangen ya?" Goda Jendra memainkan kedua alisnya.

"Idih siapa yang kangen tuh disuruh ke kantin sama mbak Entin" Luna mengipasi wajahnya menggunakan tangan, lelah berlari.

Jendra mengernyit."Ngapain?"

"Makanan yang tadi belum dibayar, kak. Masak main pergi gitu aja, gak boleh." Ujar gadis itu lagi sembari mengingatkan.

"What! Kayaknya lo salah orang deh, Lun. Gue udah dibayarin tadi" Jawab Jendra cepat.

"Siapa?" Tanya Luna dengan wajah polosnya.

"Sama Arka. Tuh, nanyak aja sama orangnya." Tunjuknya pada laki laki yang sedang bermain game di ponselnya.

Merasa namanya di sebutkan Arka mematikan ponselnya lalu, "dompet gue ketinggalan dalam kelas males kalau harus bolak balik ke kantin."

"Terus?"

"Gue tinggalin nama lo di buku utang mbak Entin" Balas Santai Arka yang langsung membuat Jendra menahan emosinya agar tidak meledak.

"ARKABANGSAT! LO JUAL NAMA GANTENG GUE KE BUKU UTANG KANTIN, HAH!" kesal Jendra meluap.

Dewangga menutup telinga gadis itu agar tidak mendengarkan kata kata kasar dari Jendra. Ia sendiri tidak dapat menahan untuk tidak tertawa, bisa bisanya Arka sempat melakukan itu. "Pfftt, tenang Jen jangan esmoni masih pagi"

"Esmoni apaan kak? Luna baru denger,"

"Gak ada sana masuk kelas." Balas Jendra. Lalu menatap Arka yang kembali santai dengan ponsel ditangannya. "Ar, gelut hayukk!" Kata Jendra ingin sekali menendang sahabatnya satu ini ke planet Mars.

"Gak ah lagi mager"

"Anj**ng!" Umpat Jendra melihat Arka dan Dewangga yang berjalan melewatinya.

"Tungguin gue, kampret lu berdua!" Jendra berlari mengejar kedua sahabatnya.

****
Pelajaran pak Bagas terlewati sesuai dengan harapannya. Akhirnya Arania bisa tidur nyenyak tanpa terganggu oleh tugas lagi. Fatin menelungkupkan kepalanya di meja, mungkin ia harus ikut ulang jika jawaban soal tugasnya salah. Mengingat semalam ia sangat terburu buru mengerjakannya bahkan bisa dibilang asalan.

SAGARA :(He is my husband) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang