~HAPPY READING~Author pov.
Arania menggeliat di balik selimut tebal yang membaluti tubuh mungilnya. Gadis itu membuka matanya seraya menyingkirkan selimut lalu perlahan bangun untuk melakukan ritual mandinya.
Setelah beberapa menit kemudian Arania keluar dari kamar mandi lengkap dengan seragam sekolah. Arania memakaikan sedikit liptin di bibirnya agar tidak terlihat pucat lalu melampirkan tas dibahunya dan bersiap untuk keluar dari dalam kamar. Ia melirik menatap sekitarnya yang tampak sepi bahkan pintu kamar cowok itu masih tertutup rapat. Apa Sagara sudah berangkat duluan ke sekolah? Atau semalam dia tidak pulang? Arania melihat jam di tangannya yang menunjukkan pukul 07.30 dia harus segera pergi sekarang sebelum bel berbunyi.
"pagi nona Ara, "sapa pak Yayat saat mendapati gadis muda itu turun dari anak tangga rumah.
"pagi." balas Arania tak lupa dengan bibirnya yang selalu memberi senyum.
Disaat yang sama pula bi Inayah muncul dari dapur. "nona Ara sebaiknya sarapan dulu baru berangkat sekolah."
Arania menggeleng. "gak usah bik, Ara makan di kantin aja biar gak telat."
"mari saya antarkan nona Ara ke sekolah, "kata Pak Yayat.
Arania mengangguk pelan lalu masuk ke dalam mobil yang sudah terpakir di luar. Pak Yayat segera menyalakan mesin mobil dan mengendarainya menuju jalan raya.
"Ara boleh nanyak sesuatu gak sama pak Yayat?" tanya Arania yang duduk di bangku belakang.
Pak Yayat mengangguk melihat Arania melalui kaca di depannya.
"Sagara udah berangkat sekolah duluan ya tadi? Soalnya Ara gak liat dia dari tadi dirumah," kata Arania kepada pak Yayat.
"maaf nona Ara, semalam saya lupa bilang kalau tuan muda Sagara tidak pulang karena lembur di kantor" beritahu pak Yayat, untung saja ia masih mengingatnya tadi.
"dia sering kayak gitu ya, pak?"tanya Arania.
"iya, Namun tidak sesering seperti pemimpin perusahaan lainnya yang tiap hari menghabiskan waktu di kantor. Tuan muda juga tidak lalai dengan statusnya yang masih pelajar" jelas Pak Yayat sangat mengenal sosok Sagara Omera.
Sedari kecil, Sagara memang sudah dilatih untuk disiplin serta menjadi pribadi yang bertanggung jawab. Sagara tahu membagi waktu untuk berperan sebagai pelajar dan sebagai pimpinan perusahaan.
Tak lama Mobil pun berhenti di depan gerbang sekolah SMA Pertiwi. Arania langsung keluar setelah mengucapkan terima kasih pada pak Yayat. Dia mengayunkan kakinya berjalan bersamaan dengan para murid lainnya yang berada di koridor menuju kelas masing masing. Di depan pintu kelasnya tampak Fatin tengah mengamati seseorang yang baru saja melewati dirinya begitu saja.
Kenapa dia? Gumam Fatin melihat Reno tidak banyak bertingkah seperti biasanya. Baguslah, hal itu malah membuat Fatin merasa senang sambil menunggu Arania yang katanya hari ini akan masuk sekolah.
"ARA! " panggil Fatin berjalan menghampiri Arania dengan tangan yang ia lebarkan, seakan ingin memeluk Arania.
"eh, pak Karya datang, njirr masuk cepetan!" teriak Alif Mahendra. Ketua Xll IPA2 kelasnya Arania, cowok itu baru kembali dari kantin dengan tas yang masih dibahunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAGARA :(He is my husband)
Teen Fiction(FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA) Perjodohan, hingga sampai menikah muda dimasa putih abu abunya. Tidak pernah terlintas di benaknya ia akan menjadi calon istri di usia mudanya. Arania kara atau kerap disapa Ara ialah siswi cantik yang memiliki bola m...