PART 38. HAMPIR BERSUARA.

5.9K 275 48
                                    


~HAPPY READING~

Author pov.

"Cil!"

Gadis yang dipanggil Bocil itu berbalik menatap garang pada si pelaku yang tidak lain ialah Jendra.

"Nama aku Luna, kak! Bukan bocil!" Protes Luna tidak terima.

"Aruna bocil." Kata Jendra lagi meledek gadis pendek itu.

Akan tetapi ekspresi yang ditampilkan Luna seketika membuat cowok itu kebingungan karena melihat matanya sudah berkaca-kaca.

"Aaaaa bukan bocil kak...hiks..nama aku Luna dipanggilnya harus Luna juga bukan CIL!!" Gadis itu menangis tidak terima Jendra selalu mengatainya bocil sebab tinggi badannya yang seperti bocah SMP. Kesel banget padahal dia udah kelas sebelas SMA tau!

Maklum saja mood cewek lagi pms emang dikit dikit sensian jadi mohon bersabar menghadapinya.

"Eh iya iya Luna, jangan nangis cup cup, nanti gue dikira ngapa-ngapain lo lagi." Panik Jendra saat Luna malah menangis.
"Biarin! Biar kak Jendra digebuki massa sekalian karena udah bikin aku nangis." Kesal cewek itu menepis tangan Jendra dari pipinya yang basah.

"Emang lo mau gue digebukin massa?"

"Eum..enggak soalnya nanti gak ada lagi ajak aku jalan-jalan." Jawab Luna sedangkan lawan bicaranya hanya bisa mengelus dada sabar.

"Hehehe ternyata gue cuman dimanfaatin doang, hadeuhhh sabar, Dra." Katanya lalu merapikan rambut Luna yang sedikit berantakan.

Cup.

Deg!

"Makasih kak Jendra!! Babay!" Luna berlari riang setelah memberi kecupan terimakasih pada sebelah pipi Jendra.

"Pipi gue, Ar." Kaku cowok itu menegang memegangi pipi yang dicium Luna.

"Pipi lo merah, Dra." Arka cukup terkejut sama halnya dengan cowok itu namun  ia malah dibuat tertawa menatap wajah Jendra yang memerah.

"Sial jantung gue kaya mau pindah tempat, cok! Asli tuh bocil haduuuh," Jendra ikut tertawa sambil menggelengkan kepalanya masih sangat terkejut.

"Halah lo juga kesenangan kan,"

"Tau aja lo."

****
Sebuah mobil hitam masuk kedalam area SMA Pertiwi dan berhenti di parkiran khusus kendaraan beroda empat. Sagara melepaskan seatbeltnya sementara Arania, cewek itu masih diam tidak bergerak.

Laki-laki itu lantas mencondongkan tubuhnya kearah Arania membuat perempuan itu sontak mundur dengan aksi tiba tibanya. Dia melepas seatbelt dari sang istri dengan mudah. Sedangkan Arania menahan napas menatap wajah cowok itu yang kini berubah arah padanya. Manik coklat Asia Arania kembali terkunci pada netra gelap nan tajam Sagara.

"Lo gak mau turun?"

Arania mengerjap gugup, membuang wajahnya kearah luar jendela kaca mobil.

Dasar Ara, bisa bisanya ia tidak enyadari jikalau mereka sudah sampai di sekolah.

"M-makasih," Jawab gadis itu gagap seraya meruntuki dirinya dalam hati.

Sagara tersenyum kecil menarik diri dan  membukakan pintu mobil begitupula dengan Arania yang ikut keluar. Dan di waktu yang bersamaan pula sebuah motor sport berwarna Navy melaju masuk memarkirkan kendaraannya. Posisi kedua parkiran itu memang berhadapan jadi area ini sengaja diperuntukkan untuk kendaraan staf pengajar serta siswa-siswi SMA Pertiwi.

SAGARA :(He is my husband) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang