PART 4. KEPUTUSAN.

18K 613 0
                                    


~HAPPY READING~

Deringan alarm berbunyi menusuk telinganya. Tangannya meraba raba jam alarmnya atas meja untuk menghentikannya bersuara. Ia menguap dengan mata yang belum sepenuhnya terbuka. Seperti orang pada umumnya Arania masih setia duduk atas kasur empuknya sambil mengumpulkan seluruh nyawanya.

Dengan gontai ia beranjak membuka jendela balkon. Udara sejuk pagi mulai menyentuh kulit wajahnya sementara Arania memejamkan matanya menikmati suasana.

Hari ini langit terlihat cerah setelah terpaan hujan deras malam tadi. Sang mentari perlahan naik menjatuhkan embun di dedaunan serta memberikan kehangatan kepada semua penduduk bumi di bawahnya.

"ARA!"

Teriakan itu siapa lagi kalau bukan mamahnya.

"iya mah, Ara udah bangun ini mau mandi!" balasnya lalu masuk ke kamar mandi menunaikan ritual mandinya.

Beberapa saat kemudian ia telah selesai dan turun untuk menemui orangtuanya.

"pagi pah, mah" sapa Arania sebelum duduk di kursi meja makan.

"pagi juga sayang" jawab Kafi mengacak puncak rambut putrinya.

Detik selanjutnya hanya dentingan sendok di piring masing masing. Arania menatap kiri kanannya mencari seseorang yang belum ia lihat pagi ini.

Gadis itu telah selesai dengan makannya. "mah, Askar kemana? Kok gak ikut makan?" tanya Arania.

"Askar udah pergi main tadi sama temannya di taman kompleks"

"sepagi ini?"

"pagi apaan, udah hampir jam sembilan kamu bilang pagi"

"tetap aja mah itu masih pagi. Terus dia udah makan?"

Safa mengangguk. Pagi pagi sekali ia sudah disibukkan mengurus suami dan putra bungsunya, Askar. Askar adalah adik laki lakinya yang masih duduk di bangku kelas 4 SD.

"papah berangkat dulu, kamu siap siap nanti sore kita ada acara. Kamu pasti tau kan? Dan ingat batalin semua kegiatan kamu hari ini jangan buat papah kecewa." Kafi kembali mengingatkan Arania.

"pahh.... "panggil Arania. Namun sang papah tidak lagi menyahuti karena terburu buru.

"assalamualaikum" ucap Kafi mengecup kening Safa sebelum berangkat.

"waalaikum salam, hati hati pah!" balas Safa.

Benda pipih milik Gadis itu berbunyi.

Fatin. Gumamnya membaca.

"hallo, ada apa tin?"

"gue udah mau siap siap nih. Lo udh selesai belum?"

Ah iya, bisa bisanya ia lupa dengan rencananya tadi malam. Tidak ingin berlama lama Arania segera masuk ke dalam kamar mengambil tas ranselnya. Melihat hal itu tentu saja dengan cepat Safa menghadang putrinya yang sudah siap ingin pergi.

"kamu gak dengar kata papah hm? Batalin semua kegiatan kamu. Duduk dirumah dan jangan pergi kemana mana" ujar mamahnya menghalangi gadis itu untuk pergi.

SAGARA :(He is my husband) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang