~HAPPY READING~Author pov.
"Tuan muda hanya demam biasa tiada yang perlu dikhawatirkan tapi saya ingatkan agar tuan muda bisa menjaga waktu istirahatnya." Tutur Dokter Said kepada Arania setelah keluar dari dalam kamar usai memeriksa Sagara.
Dokter Said merupakan dokter keluarga Omera. Mengenai kesehatan Sagara dia sudah sangat tahu, anak itu sering kali menghiraukan rasa lelah tubuhnya sendiri sehingga selalu berakhir seperti ini. Ia paham bagaimana pertumbuhan kedewasaan seorang putra tunggal seperti Sagara yang harus memikul beban tanggung jawab besar.
"Boleh saya tanya sesuatu, nona Ara?" Tanya Dokter Said.
Arania mengangguk mengizinkan.
"Apakah tuan muda Sagara masih sering kambuh?"
"Kambuh?" Arania mengernyit bingung menatap dokter Said. "Maksud dokter?"
Dokter Said tersenyum. Sepertinya menantu Omera ini belum mengetahuinya. "Tuan muda mengalami gangguan kecemasan setelah insiden kecelakaan bersama orangtuanya dulu."
"Apa karena itu tangannya selalu bergetar?"
"Ternyata nona muda sudah melihatnya."
"Iya, tapi aku tidak mengetahui kalau Sagara mengalami hal itu." Arania memang tidak begitu mengenal dan tahu banyak tentang Sagara yang ia tahu sebelum perjodohan mereka Sagara adalah anak dari sahabat ayahnya yang sudah lama tiada.
"Mungkin suatu saat dia akan menceritakan nya sendiri kepada anda. Baiklah kalau begitu saya pamit nona Ara." Pamit dokter Said.
"Biar saya antarkan kedepan, pak dokter." Kata Pak yayat.
Arania tersenyum dan tak lupa mengucapkan terimakasih sebelum dokter Said dan pak Yayat pergi. Untungnya hari ini adalah hari minggu jadi ia tidak kerepotan untuk mengurus Sagara dan sekolah. Arania melangkah kembali masuk ke dalam kamar dan melihat Sagara yang sudah tertidur pulas. Mungkin karena efek obat demam makanya lelaki itu kembali tidur lagi.
Dia berjalan ke arah jendela lalu sedikit menyikapi kain gorden untuk memberi akses cahaya hangat mentari masuk. Kemudian masuk ke dalam kamar mandi membersihkan diri. Setelah usai melaksanakan ritual mandi paginya Arania keluar dari kamar namun sebelum itu ia juga mengecek suhu tubuh sang suami yang ternyata sudah agak mendingan baru kemudian turun menuju dapur tempat mbak Rani, mbak Nining dan bi inah tengah berada.
"Pagi semuanya!" Sapa Arania seraya menunjukkan senyum manisnya.
Ketiga orang yang tengah berkegiatan itu menoleh kearahnya."pagi juga non, Ara." Sahut mereka.
Mbak Nining lalu mendekat, "bagaimana kondisi tuan muda, Non?" Tanya nya.
"Alhamdulillah demamnya udah mulai turun." Jawab Arania.
"Bik Inah, Ara mau bikin bubur buat Sagara."sambungnya seraya mengambil mangkuk dalam lemari piring.
"Biar bibi aja yang buat buburnya." Bik Inah menawarkan diri.
"Eh gak usah Bik, Ara aja yang buat." Kata Arania menggeleng tidak mau merepotkan sambil tersenyum kemudian mulai membuat buburnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAGARA :(He is my husband)
Teen Fiction(FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA) Perjodohan, hingga sampai menikah muda dimasa putih abu abunya. Tidak pernah terlintas di benaknya ia akan menjadi calon istri di usia mudanya. Arania kara atau kerap disapa Ara ialah siswi cantik yang memiliki bola m...