~HAPPY READING~Author pov.
Sesampai dirumah. Arania langsung masuk meninggalkan Sagara yang masih berada diatas motor. Sikap gadis itu sedikit berbeda dari biasanya, dijalan menuju pulang pun ia cenderung hanya diam dan sesekali menghapus sudut matanya. Sagara melihat jelas kala dirinya sengaja melirik melalui kaca spion motor. Kenapa dengan Arania? Apa... Orang tadi itu yang membuatnya seperti ini? Siapa dia?
Sebelum sampai ke halte dirinya sempat melihat seseorang menghampiri Arania. Akan tetapi Sagara hanya melihat dari kejauhan jadi ia tidak tahu siapa orang tersebut.
Kemudian cowok itu melepaskan helmnya dan berjalan masuk ke dalam rumah. Kakinya melangkah menaiki jajaran anak tangga menuju kamar namun tangan Sagara berhenti saat ingin memegang handle pintu kamarnya. Dia berbalik malah menatap pintu ruangan di sebelahnya yang tertutup rapat.
Hanya sesaat setelahnya cowok itu pun langsung masuk dan menutup pintu kamarnya. Arania menjadi diam seperti ini karena orang tadi dan itu membuat Sagara tidak suka jika gadis yang selalu ia lihat ceria menjadi membisu seperti ini.
Sagara mengeluarkan handphone dalam saku celananya kemudian mencari kontak seseorang yang bisa membantu untuk memecahkan rasa penasaran nya terhadap sosok laki laki yang menemui istrinya itu tadi.
Sementara di posisi Arania. Di dalam kamar ia merebahkan tubuhnya ke atas kasur. Cewek itu hanya diam menatap langit langit kamar dengan pikiran yang terus melayang kepada pertemuan beberapa menit yang lalu. Dia bangun lalu membiarkan dirinya terduduk di lantai seraya memeluk kedua lututnya erat.
"Kenapa dia harus kembali Tuhan... Aku takut, sangat takut." Lirih Arania.
Arania menyembunyikan wajahnya di balik lipatan tangan. Dia menangis seorang diri. Hingga beberapa saat setelah lama berdiam diri cewek itu tersadar tubuhnya masih mengenakan seragam sekolah. Kemudian ia bangkit berjalan masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
Lima menit kemudian ia sudah selesai mandi dan memakai pakaian rumahan seperti biasanya. Rambut panjangnya kini ia ikat seraya keluar dari kamar lalu menuruni tangga berjalan ke arah dapur. Di sana sudah ada bibi Inayah tengah mengelap meja makan serta ada mbak Rani yang sedang menyapu lantai dapur.
"Lagi pada bersih bersih ya? Ara bantuin ya biar cepat selesai." Ucap gadis itu mengambil sapu satunya lagi untuk membantu mbak Rani menyapu lantai.
"Jangan non, biar mbak aja yang nyapu sendiri." Kata Mbak Rani tidak ingin membuat nona mudanya itu kelelahan.
"Selagi aku bisa bantu kenapa enggak kan? Ara juga bosen di kamar terus apalagi status Ara sekarang udah jadi seorang istri. Aku juga harus belajar mengurus pekerjaan rumah tangga kalau sewaktu waktu kalian libur terus pulang kampung, kan otomatis Ara yang harus mengurus semuanya, Mbak." Ujar Arania menjelaskan.
"Tapi non-" Ucapan mbak Rani langsung dipotong oleh Arania.
"Udah, jangan dilarang terus pokoknya mbak bilang aja kalau butuh bantuan."lanjutnya tidak mau mendengar apapun lagi.
Cewek itu menyapu setiap sudut bagian depan dapur dan juga tidak merasa jijik mengumpulkan sampah dalam plastik ukuran besar untuk ia buang. Selesai membersihkan semuanya tidak terasa arah jarum jam sudah menunjukkan pukul 03.05 sore hari. Berarti sebentar lagi mereka akan memasak seperti biasa menyiapkan untuk makan malam nanti.
"Kita masak apa hari ini?" Tanya Arania menatap bi Inayah, mbak Nining serta mbak Rani secara bersamaan.
"Kita masak menu kesukaan tuan muda Sagara aja, Non." Usul mbak Nining.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAGARA :(He is my husband)
Teen Fiction(FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA) Perjodohan, hingga sampai menikah muda dimasa putih abu abunya. Tidak pernah terlintas di benaknya ia akan menjadi calon istri di usia mudanya. Arania kara atau kerap disapa Ara ialah siswi cantik yang memiliki bola m...