PART 33. ARA PENYUKA TULIP PUTIH.

8.3K 384 49
                                    

~HAPPY READING~

Author pov.

Tring!!!

Pelajaran terakhir hari ini sudah usai, semua tampak sibuk merapikan buku mereka diatas meja. Begitu pun Arania yang sedang memasukkan buku catatan dan tugas ke dalam tasnya bersiap keluar kelas.

"Tugas kelompok kita mau kerja dimana, Ra?" Tanya Fatin saat mereka sama sama berjalan dikoridor.

"Dimana menurut kalian enaknya aja." Jawab Arania.

"Gimana kalau di cafe baru sepupu gue!" Sahut Wirda memberi ide tempat untuk mereka kumpul.

"Cafe baru?"

Wirda mengangguk, "iya baru. Tempatnya gue jamin gak bakal buat kalian bosen karena pernah sekali gue kesana tuh nyaman banget buat kegiatan kumpul kayak kita ini." Jelasnya.

"Gue setuju sama, Wirda. Menurut kalian?" Tanya Reno kepada teman teman yang lain.

"Gue ikut aja."ucap Ziko.

"Lo gimana, Ara?" Fatin beralih pada gadis di sampingnya.

"Boleh." Balas gadis itu setuju.

"Oke berarti besok sepulang sekolah kita berangkat bareng ke cafe baru sepupunya, Wirda. Waktu kita juga cuman dua hari sebelum presentasi." Putus mereka menjatuhkan keputusan kerja kelompok di Cafe sepupu Wirda.

"Taksi online gue udah sampai di gerbang gue duluan ya!" Pamit Wirda berlari kearah pintu gerbang yang terbuka.

"Lo dijemput kan, Ra? Soalnya gue harus ke butik." Kata Fatin.

"Cewek cabe kayak lo bisa ke butik juga."sahut Reno yang masih berada di tengah kedua perempuan itu.

"Bisa gak sih lo gak usah nyaut, Reno!" Geram Fatin pada Reno yang selalu ikut menyahut ucapannya.

Reno tertawa berhasil membuat gadis itu kesal,"Canda Sayang."

Mendengar balasan cowok itu membuatnya berhenti dan menatap Reno dengan kaki yang ia naikkan sebelah.

"Pergi sekarang atau lo mau gue sumpalin sepatu ke dalam mulut lo hah?!" Ancam Fatin sangat kesal dengan panggilan 'sayang' , menyebalkan.

"Kabur, Zik, cewek cabe ngamuk!" Reno menarik Ziko berlari agar terhindar dari amukan gadis galak itu.

"Heran deh gue selalu aja satu kelompok sama tuh anak, bikin naik darah liat kelakuanya. Lo juga senang banget ketawa tawa, " Sebal Fatin pada Arania yang asik ketawa tiwi melihatnya.

"Ya soalnya kalian berantemnya lucu kayak kucing sama tikus." Ucap Arania menghentikan tawanya.

Ting!

Suara notifikasi itu membuat Arania segera merogoh saku seragamnya mengambil ponsel.

Sagara Omera: gue di parkiran.

Seharusnya ia dijemput pak Yayat bukan pulang bareng Sagara, kalau gini mau menolak pun Fatin sedang tidak bisa mengantarnya dan terpaksa mau tidak mau Arania harus pulang dengan cowok itu.

SAGARA :(He is my husband) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang