PART 43. SEBUAH PENGAKUAN.

4.6K 279 56
                                    

~HAPPY READING~

-jangan tanyakan alasannya kenapa karena aku tidak punya jawabannya yang ku tahu, aku mencintaimu.

~sagara Omera.

}{}{}{}{}{


Author pov.

"Kamu habis ngapain sampai tangannya bisa luka kayak gini?" Tanya Arania disela-sela mengobati luka tangan cowok itu.

"Jangan tanya, obatin aja." Jawab Sagara menatap datar Arania.

Sedangkan yang di tatap langsung membungkam mulutnya untuk tidak lagi bertanya.

Datar banget, dia kenapa sih? Daritadi sikapnya tiba-tiba jadi aneh. Dumel gadis itu dalam hati.

Setelah itu tidak ada lagi perbincangan diantara keduanya mereka saling diam tanpa ada yang berniat membuka suara. Sagara memandang lekat wajah Arania dengan tatapan yang sulit diartikan.

Arania tersenyum bangga tampaknya ia mulai cukup terampil dalam hal mengobati. Lihat saja perban ditangan suaminya cukup rapi.

"Selesai." Ucap perempuan itu.

"Kenapa?" Tanya Sagara kini menunduk memandangi tangan yang selesai diobati Arania.

Dahinya berkerut bingung mendengar maksud Sagara.

"Apanya, Sa?"

Kenapa lo bohongin gue soal lo punya hubungan dengan Rezvan?

"Lupain." Balasnya tak jadi melanjutkan. Sagara menurunkan tubuh Arania dari atas tembok pembatas balkon.

Niatnya Sagara ingin merokok sebentar di ruangan kerjanya dibawah. Kepalanya terasa pusing memikirkan banyak hal yang tak kunjung ada jawabannya. Padahal Sagara sangat ingin mendengar semua dari Arania namun entah kenapa mulutnya terasa keluh untuk mengeluarkan suara tentang itu.

"Sagara." Panggil Arania membuat cowok itu berhenti.

Dia berbalik menoleh padanya. Sedangkan gadis itu mendadak dibuat gugup tanpa sebab. Arania meremas ujung dressnya.

"A-aku ada salah sama kamu?"

Yang ditanya malah memberinya tatapan dingin dan datar. Cowok yang masih memakai kemeja putih dengan kedua lengan yang digulung sampai siku itu kembali melangkah keluar. Seraya memasukkan kedua tangan kedalam celananya Sagara kini berhenti di hadapan Arania.

Karena perbedaan tinggi badan sang istri yang hanya sebatas dadanya lantas ia sedikit membungkuk untuk bisa leluasa menatapnya.

Gadis itu sontak beringsut mundur satu langkah memberi jarak antara mereka.

Iya, aku memang cinta sama kamu, Rez!

Ah ingatan sialan itu lagi lagi terngiang terdengar jelas di kedua telinganya.

Satu sudut bibir Sagara terangkat melihat Arania menjauh. Miris sekali, akan tetapi ia sangat mencintai gadis itu.

"Mau gue beri tahu sesuatu, Ra?" Sagara kembali berdiri tegak.

"Apa?"

"Masih ingat kenapa gue terima perjodohan kita?"

SAGARA :(He is my husband) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang