PART 10. SAH!

18.2K 585 5
                                    


Assalamualaikum!

PART HALAL NYA SAMPAI JUGA.

ABSEN DULU JAM BERAPA KALIAN BACA CERITA INI?

JANGAN LUPA SPAM VOTE&KOMEN GAYS!

PLAY MULMET 'JVKE: GOLDEN HOUR.

LAGUNYA COCOK DAN MASUK BANGET.

~HAPPY READING~

"tuhan tidak pernah salah mendudukkan takdir manusia. Jika memang ini jalannya, maka inilah takdir yang seharusnya"

(SAGARA OMERA)

*
*
*

Author pov.

Arania menatap pantulan bayangan dirinya di cermin. Cewek itu diam dalam pikirannya sendiri. Merenungkan bagaimana nasibnya setelah ini, Apakah ia bisa menjalaninya? Rasanya semua ini seperti mimpi namun kenyataan mematahkan, inilah adanya.

Arania tidak menyangka bahwa hari ini akan menjadi awal dari segalanya. Perjodohan sampai menikah muda di masa putih abu abunya, oh ayolah kebanyakan orang akan mengatakan ini bukan lagi zaman Siti Nurbaya untuk apa orangtua melakukan hal itu? Padahal semua anak punya kriteria dan pilihannya masing masing. Akan tetapi hal demikian tidak bisa dilakukan Sagara dan Arania. Mereka berdua terikat dengan wasiat yang telah di sepakati Kafi dengan almarhum sahabatnya, ayah dari Sagara.

"Ara. "seseorang berjalan ke arah Arania.

Arania menoleh pada Fatin. Lalu membiarkan gadis itu duduk di sampingnya.

Tangan Fatin merangkul bahu Arania."lo kenapa?" tanya Fatin.

Arania menggeleng.

"lo tahu, gue tadi keluar dan nggak sengaja liat kedatangan keluarga calon mertua lo. Waktu akad nikahnya akan segera di mulai, Ra." ujarnya memberitahu Arania.

"aku gugup banget, Tin. Aku nggak tahu harus gimana pas keluar nanti. Pasti di sana banyak orang" kata Arania merasa tidak nyaman.

"nggak juga sih, Ra. Ini acara privasi jadi tamu yang diundang pasti cuman orang orang terdekat aja. Lo jangan nervous berlebihan tenang dan atur nafas biar lega" ujar Fatin menenangkan sahabatnya itu.

Siapa sih yang tidak merasakan gugup dan takut di saat berada di posisi seperti Arania. Bahkan Fatin saja yang hanya menemani Arania juga ikut merasakan hal yang sama. Baginya ini adalah sebuah moment yang tidak bisa terlupakan karna Fatinlah yang akan membantu menuntun perlangkahan sahabatnya masuk setelah ijab kabul serta sah selesai di gemakan.

Tiba ketika suara seseorang yang sangat Arania kenali berseru melalui sound sistem, suara itu milik papanya. Kata demi kata di ayunkan oleh Kafi Atmaja seraya berjabat tangan dengan seorang pemuda di hadapannya.

Arania menatap ke arah Fatin kemudian meraih tangan cewek itu untuk ia genggam. Ritme jantungnya berdetak mulai berdetak tak karuan kala indera telinganya mendengarkan suara berat seseorang yang menyahut setelah sang papa berhenti bersuara.

"saya terima nikahnya, Arania Kara Atmaja binti Kafi Atmaja dengan mas kawin tersebut dibayar tunai,"

Sahutan itu terdengar lantang dengan sekali tarikan nafas.

Kepala Arania menunduk. Ia tidak kuasa menahan air matanya untuk tidak jatuh. Fatin langsung memeluk Arania mengelus punggung sahabatnya itu dengan lembut."selamat, Ra. Jangan sedih sebentar lagi lo akan keluar ketemu sama mereka semua. Stay smile, hm" kata cewek itu.

SAGARA :(He is my husband) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang