PART 5. PERJODOHAN

17.4K 571 3
                                    


~HAPPY READING ~

*kuharap apa yang sudah tergariskan semesta adalah hal yang terbaik untuk masa depanku*
-Arania kara-


Author pov.

Tanpa terasa hari sudah semakin sore. Dia menurunkan kaca mobil sejenak membiarkan semilir angin menyentuh kulitnya.

"pah, "panggilnya.

"Hm," dehem sang ayah yang tampak fokus menyetir. "ada apa?" sambungnya.

"apa aku mengenalnya? Lelaki yang akan papah jodohkan dengan ku, apakah Ara mengenal dia?" tanya Arania.

"kamu akan tahu setelah kita sampai nanti." balas papahnya.

Arania tak lagi bertanya, ia memilih diam menatap ke arah luar kaca mobil. Ingin rasanya menangis sekuat kuatnya namun tidak bisa. Mulutnya seolah terkunci rapat tak membiarkan rasa yang mengeluti hatinya berbicara  karena dia takut. Takut membuat papahnya kecewa.

Kepalanya hanya mampu menunduk menghapus sudut matanya yang berair.

Mobil yang dikendarai papahnya berhenti melaju di depan sebuah Cafe mewah berbintang. Mereka langsung turun masuk kedalaman Cafe di ikuti Arania yang berada di belakang Safa. Langkah Kafi berhenti setelah menaiki tangga yang membawanya dilantai 2. Terlihat sebuah keluarga telah menanti kedatangan mereka di meja panjang khusus karena mengingat ini adalah momen pertemuan antar keluarga besar.

Namun Arania menatap heran ketika tidak mendapati sosok lain di keluarga tersebut. Hanya ada dua orang perempuan sebaya dengan mamahnya dan juga dua orang laki laki yang diketahui adalah suami mereka. Kafi mengajak Arania dan Safa untuk mendekat bersalaman dengan para anggota keluarga itu.

"ah, ini pasti Arania. Masyaallah cantiknya anak gadis mu, Safa." puji salah seorang perempuan paruh baya itu yang bernama Rita. Istri dari William Putra Omera.

"makasih tante" balas Arania tersenyum.

Di sinilah kedua keluarga itu berkumpul. Arania hanya diam ditengah pembahasan mereka yang sibuk berbicara tentang kegiatan kantornya. Anehnya tidak ada satupun diantara keluarga itu yang membahas tentang perjodohan. Apakah sudah dibatalkan? Batin gadis itu melihat semua orang tampak santai dan tenang.

Baru saja ia hendak tersenyum lega jika hal itu memang terjadi. Sebuah suara berat dari arah belakangnya membuat tubuh gadis itu menegang.

"maaf om saya terlambat"

Sontak semua orang yang sedang berkumpul dimeja itu berdiri ketika melihat laki laki berusia 18 tahun tersebut mendekati William dan keluarga lainnya.

"akhirnya kamu datang juga, Sagara. Kami sudah menunggu sedari tadi" ujar tante Mira, istri Damian fikri Omera.

"maaf, membuat kalian semuanya menunggu"

Sementara itu Arania menatap tak percaya dengan kehadiran sosok lelaki itu. Wajahnya tercetak jelas sangat terkejut melihat Sagara.

Jadi, orang yang akan dijodohkan denganku adalah dia, Sagara Omera.

****

"kita ke intinya saja, pertemuan kita sore ini ingin mewujudkan sebuah amanah yang sudah disepakati antara pak Kafi dengan kakak tertua kami." ujar William mewakili keluarganya.

Tangan Arania mendadak menjadi dingin, jantungnya berdetak tak karuan saat mendengar penuturan tersebut. Apalagi Sagara kini duduk berhadapan dengannya. Hal itu membuat gadis itu terus menunduk menghindari kontak mata dengan netra Sagara yang tajam nan dingin. Sedangkan Sagara hanya tersenyum tipis memperhatikannya.

"kalian semuanya disini pasti sudah tahu, terkhusus untuk Sagara dan Ara. Jadi bagaimana menurut kalian? Apa kalian berdua mau menerima perjodohan ini?" tanya Damian.

Hening.

Antara Arania dan Sagara keduanya sama sama terdiam. Mereka mengerti dan memaklumi posisi keduanya. Di umur yang masih muda dipaksakan berurusan dengan pernikahan bukanlah suatu hal yang mudah diterima. Namun yang namanya wasiat atau amanah tetap harus dipenuhi, bukan.

Siap ataupun tidak siap Sagara akan mewujudkan permintaan terakhir ayahnya. "saya bersedia menikahi Arania, itupun kalau dia mau menerimanya"

Deg!

Apa tadi? Telinganya masih berfungsi normal kan? Sagara? Cowok itu mau menerima perjodohan ini. Matanya mulai bergerak gelisah dan bingung apa yang harus ia katakan sekarang. Arania menatap Kafi dan Safa yang juga menatapnya dengan tatapan penuh harap. Gadis itu semakin tidak tega melihatnya. Jujur ia ingin menolak namun disisi lain Arania tidak ingin melihat mereka merasa kecewa.

"ara... "panggil Safa mengelus tangan putrinya itu dengan lembut.

Arania menoleh menatap Safa yang tersenyum padanya.

"bagaimana, Ara?" tanya Rita.

"iya, aku.... Bersedia." ucap Arania melihat singkat ke arah Sagara lalu kemudian memalingkannya.

Dia terpaksa.

Begitulah tangkapan Sagara melihat raut wajah Arania.

Semuanya tersenyum bahagia mendengar saat keduanya mengatakan setuju. Arania senang melihat mamah dan papanya senang, tapi kali ini Arania tidak senang, ia ingin menangis.

"baiklah, acara pernikahannya akan diadakan minggu depan," ucap William mengusulkan.

Arania sontak kaget, bukankah ini terlalu cepat. Untuk menyetujui perjodohannya saja Arania harus bergelut keras dengan pikirannya dan sekarang dirinya harus dihadapkan dengan waktu pernikahan. Oh, tuhan rasanya ia ingin menghilang saja dari tempat ini.

"bagaimana menurut kamu, Sagara?" tanya Mira pada keponakannya itu.

"Sagara ikut aja, tan" jawab Sagara santai namun berdampak lain pada gadis di depannya.

"maaf semuanya, tapi apakah minggu depan tidak terlalu cepat?" tanya Arania hati hati.

"kenapa sayang?, lebih cepat akan lebih baik untuk kalian saling mengenal satu sama lain" ujar Mamahnya.

"tapi aku be-" ucapan Arania terpotong oleh sang ayah disampingnya.

"kalian tenang saja acara pernikahan dibuat secara tertutup dan hanya dihadiri oleh keluarga serta kolegan kolegan perusahaan saja dan kalau kalian mau mengundang sahabat kalian juga boleh. Bukannya begitu, William?" ujar Kafi yang langsung diangguki William, mengingat putrinya dan calon menantunya itu masih berstatus siswa, masih berada dalam lingkungan persekolahan. Maka daripada itu, semuanya sudah terencana sangat rapi sebelum hari ini tiba.

Sagara hanya diam begitupun Arania yang tidak lagi bertanya.

Gini banget nasib kamu, Ara. Batin gadis itu merenungi garis takdir hidupnya yang harus berkandas pada pernikahan diusia mereka yang masih muda.

****

Gak tahu mau ngomong apa, cuman mau sedikit mewek aja jika kita diposisi kayak Arania. Pasti gak mudah.

TAPI TENANG AJA DI PART" BERIKUTNYA BAKALAN TAMBAH SERU DAN MENARIK.

SIAP KAWAL KAPAL CALON PASUTRI INI GAYS?!

SAGARA & ARANIA

STAY TERUS MY READER! SEE YOU DADADA🤗🦋


SALAM AUTHOR
Wilda Razatul {PISCES_KIM}

SAGARA :(He is my husband) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang