~HAPPY READING~Author pov.
30 menit yang lalu.
Sagara yang baru saja keluar dari kantor setelah mengurus beberapa pekerjaannya, mengemudi mobilnya dengan kecepatan sedang bersamaan dengan pengendara jalan raya lain.
Namun tiba tiba di pertengahan jalan beberapa motor terlihat mengikuti mobilnya dari arah belakang. Sagara mempercepat laju mobil untuk membuktikan apakah mereka benar-benar sedang mengikuti dirinya. Ternyata benar saja sehingga pada akhirnya salah satu diantara nya menghadang perjalanan pulang Sagara. Sesaat ia hanya berdiam diri dalam mobil yang sudah ia berhentikan di tepi jalan, melihat orang-orang itu turun dari atas motor mereka lalu mendekati jendela kaca mobil.
Mau tidak mau cowok itu kemudian keluar dan menatap satu persatu wajah yang setengah tertutupi kain.
"Mau apa lo semua cegat gue?" Tanya Sagara dengan nada yang cukup tenang.
Orang itu berdecih, "Gak usah banyak bacot lo, maju!" Perintah cowok yang berposisi paling depan kepada teman temannya.
Mungkin sekitar 7 orang mengepung dirinya sekarang.
Bugh!
Sadar mereka mulai menyerang Sagara dengan gerakan cepat langsung menepis pukulan agar tidak kena bogeman tiba tiba mereka padanya. Satu banding tujuh bisa kalian bayangkan bagaimana Sagara sendiri harus menjaga pertahanan. Skil penyerangan yang dilayangkan mereka cukup lumayan menghabiskan tenaga untuk membalas. Ditengah keadaan seperti ini Sagara masih tampak tenang melawan.
Cukup memakan banyak tenaga namun mereka berhasil ia tumbangkan satu persatu akan tetapi Sagara lengah pada salah seorang dibelakang dirinya. Tongkat baseball di tangan lelaki itu melayang mengenai punggung Sagara cukup keras, ia mengerang merasakan hantaman tersebut. Tak sampai di situ melihat memiliki peluang mereka kembali bangkit walaupun tampak susah untuk menyerang Sagara lagi.
Satu bogeman kuat membuat sudut bibir Sagara sobek mengeluarkan cairan asin berwarna merah pekat. Namun sepertinya semesta selalu mendukungnya, lihat saja beberapa menit kemudian ada suara teriakan yang sangat familiar di telinga nya.
Itu sahabatnya Jendra, Arka dan Dewangga.
"WOI DASAR PENGECUT LO SEMUA!! MAINNYA KEROYOKAN!" Marah Jendra berlari tergesa gesa menghampiri Sagara.
Sagara tersenyum miring. Tanpa basa basi ketiga cowok itu membabi buta membantai ketujuh orang itu yang berani membuat sahabatnya terluka.
Aura mereka tampak mengerikan jika sudah dalam mode Devil seperti ini. Layaknya dua orang dalam satu raga siapapun yang melihat akan menganggap umpama itu adalah nyata sekarang.
****
"Nih, obatin dulu luka lo." Dewangga menyodorkan handuk yang berisi es batu kepada Sagara untuk mengompres luka di wajahnya.
Sagara menerima dan langsung meletakkan pada lukanya.
Saat ini ke empat cowok itu tengah berada di warung pinggir jalan.
"Mereka tadi siapa sih? Ada masalah apa lo sama mereka kok tiba tiba nyerang kayak gini?" Tanya Jendra.
Sagara menggeleng. "Gue juga gak tahu,"
"Lo kenal?" Sahut Arka.
"Nggak." Sagara memang tidak mengenal orang orang yang menyerangnya tadi itu namun kemungkinan mereka merupakan anggota geng motor.
"Kayanya ada yang gak beres ini," Kata Jendra membuat Sagara, Arka dan Dewangga menatap padanya.
"Maksud lo?" Tanya Dewangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAGARA :(He is my husband)
Teen Fiction(FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA) Perjodohan, hingga sampai menikah muda dimasa putih abu abunya. Tidak pernah terlintas di benaknya ia akan menjadi calon istri di usia mudanya. Arania kara atau kerap disapa Ara ialah siswi cantik yang memiliki bola m...