PART 9. PERTANYAAN JENDRA

16K 530 4
                                    


~HAPPY READING~

Author pov.

Toko Buku Tulip.

Disinilah Arania sekarang berada. Mencari buku Novel yang kiranya menarik untuk dibeli.

Gadis itu terlihat tengah menyusuri deretan rak buku seorang diri. Langkahnya terus bergerak hingga mata dan kaki kompak berhenti pada satu judul buku yang menarik minatnya.

Ah, sialnya buku Novel itu berada di rak paling atas. Cewek itu berjinjit berusaha mengambil namun tetap saja tangannya tidak sampai. Arania berdecak ketika tidak menemukan seorang pun yang bisa membantu. Sepertinya ia harus kembali ke meja kasir untuk meminta bantuan mengambil buku itu untuknya, pikir Arania. Tanpa sadar jika seseorang tengah memperhatikan dirinya semenjak tadi.

Laki laki dengan tampang dingin itu menarik senyum kecil dibibirnya. Lalu berjalan mendekati Arania yang tampaknya hendak pergi.

"lo mau buku itu?" suara berat itu sontak membuat Arania langsung berbalik menatap laki laki yang kini berdiri pas dibelakangnya.

Sagara. Gumam Arania terkejut dengan kehadiran cowok itu. Padahal setelah pertandingan voli tadi Sagara langsung pergi dari sekolah bahkan ia meninggalkan perayaan kemenangan kelasnya bersama teman temannya. Kenapa sekarang dia disini?.

"Ara!"

"Eh, i--iya buku itu!" Arania tersentak mendengar panggilan Sagara.

Tangan Sagara terulur mengambilnya kemudian menyodorkan buku itu kepada Arania.

"makasih, Sa."ucap Arania tersenyum lebar lalu menatap buku Novel yang kini berada di tangannya.

"hm," Sagara berdehem sebagai respon.

"lo pulang sama siapa?" tanya Sagara.

"sendiri," balas Arania yang masih fokus menganggumi buku Novelnya.

"gue anter. "kata Sagara.

Arania mengangguk.

Karena hari sudah sore lebih baik ia menerima tawaran Sagara. Arania tidak mau peristiwa tempo hari terulang kembali. Membayangkan nya saja sudah membuat Arania merinding takut.

Setelah selesai membayarkan buku di kasir keduanya langsung keluar menuju tempat motor milik cowok itu. Arania segera memasang helm untuk melindungi kepalanya lalu naik ke atas motor.

Saat dirasa gadis itu sudah nyaman dengan duduknya Sagara langsung pergi melaju motornya ke jalan raya.

Gadis itu tersenyum kala semilir angin menerpa rambut panjangnya yang terurai bebas. Menyenangkan. Sementara itu diam diam Sagara melirik cewek itu melalui kaca spion. Dalam alam sadarnya cowok itu mengakui jika Arania gadis yang cantik.

Laju motornya memelan sesampai di depan pagar rumah gadis itu.

Perempuan itu turun dari atas motor seraya membuka helm. Tampak Arania kesusahan Sagara dengan sigap membantu membuka helmnya.

Arania mematung.

Posisi wajah mereka kini terlalu dekat membuat jantungnya terasa berdetak lebih cepat daripada biasanya. Arania langsung mengerjapkan matanya untuk sadar.

SAGARA :(He is my husband) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang