chapter 2

524 67 2
                                    

17 januari 2024
💢💣💢
〽️
  〽️
    〽️
       〽️






Jennie pov;

Saat aku keluar gerbang rumahku, sudah ada taksi yang aku pesan disana. Namun perhatianku teralih pada pengendara motor yang lewat, hujan aja engga pake jas hujan, aneh banget tuh orang, mana warnanya mencolok gitu. Kuning terang, dan motornya juga warna kuning. Kalo kena banjir kayanya bakal terlihat seperti ee yang mengambang.





Baru setengah jalan, tiba tiba hujan turun begitu deras seperti air yang di tumpahkan dari langit, ga ada rintik rintik hujan terlebih dahulu. Ah, seperti nya yang menggunakan motor tadi seorang peramal cuaca. Dan jangan sampai apa yang kupikirkan tentang banjir itu terjadi.












Ah sial, aku ga bawa payung. Gimana dong, masa iya nerobos ujan.

"Pak bawa payung ga?, nanti aku balikin setelah pinjam dari satpam sekolah" tanyaku pada supir taksi.

Dan dia menjawab "tidak".

"Ya udah saya berhenti dihalte bis aja" ucap ku, karena kini aku berhenti di depan gerbang sekolah. Taksi melaju ke halte. Dan aku turun di sana. Berharap akan ada teman sekelasku yang bawa payung di sana. Namun ternyata, tak ada satupun yang aku kenal, hingga membuatku sungkan untuk meminta tolong.








Kini aku sendirian dihalte bis dengan hujan yang ga mau berhenti. Mataku terus tertuju kearah gerbang. Dan aku melihat orang yang sama seperti yang aku lihat di depan rumah tadi. Si pengendara motor serba kuning  hendak masuk gerbang. Tapi ku lihat dia menoleh kearahku, dan dia menghampiriku dengan motornya. Tangannya terulur kearahku dengan sebuah payung lipat.
Aku mengambil payung itu, setelah nya dia mengarahkan lagi motornya ke arah sekolah.














💢

"Payungku"

Aku sedikit terkejut mendengar seseorang bicara tepat dibelakangku.

Oh jadi dia orang yang meminjamkan aku payung. Ngomong ngomong aku tak melihatnya saat istirahat tadi. Kupikir dia tidak masuk sekolah.

"Di luar masih hujan, bisakah aku meminjamnya sekali lagi, aku janji besok akan mengembalikan nya" aku  mencoba membujuknya.

"Tidak bisa, aku membutuhkannya" jawabnya. Oh my god, bad attitude sekali dia nih, aku sempat lupa kalau dia ini salah satu murid nakal yang suka memukuli orang, mungkin penyebabnya karena wajahnya yang cantik itu, atau karena tadi pagi dia meminjamkan aku payungnya.

"Ah, baiklah" ucap ku menyerah dengan si pelit ini. Dasar manusia kerempeng tapi cantik.

Dia mengambil payungnya. Tapi dia masih berdiri didepanku.
Ada apa?
Apa yang salah?
Apa dia butuh uang terima kasih. Seperti para ojek payung.

"Kalau kau mau, kau bisa berbagi dengan temanku"

Oh dia menawariku.

Eeemm terima ga yah?. Sedikit kecewa sih. Apa iya aku harus kecewa karena dia lebih mementingkan temannya dibanding aku, sejenak aku sadar, siapa aku buat dia.

Harusnya aku kagum padanya karena dia begitu perhatian pada temannya. Tapi untuk apa aku kagum?





"Aku tak keberatan jika kau mau menumpang padaku, kebetulan aku bawa mobil ke sekolah" seseorang muncul dekatku. Dia teman sekelasku namanya kim taehyung. Laki laki yang penah di pukuli oleh lisa.

Tak ada ekspresi diwajah lisa. Dia berbalik badan dan berjalan begitu saja meninggalkanku.

Pada akhirnya aku menerima tawaran teman sekelasku itu. Cukup membingungkan, kenapa yang punya mobil di bully oleh yang punya motor? Bukankah itu kebalikan.

avengefulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang