chapter 18

276 50 2
                                    

02 februari 2024
💢💣💢
〽️
  〽️
    〽️
      〽️















Jennie pov;

Beberapa hari berlalu, lisa sudah terlihat seperti biasanya. Seperti yang ia bilang, dia selalu cantik Setiap hari nya. Suasana sekolah tak begitu banyak berubah. Taehyung seperti biasanya, sekolah dan bersikap biasa seolah tak pernah berbuat onar di sekolah. Dan pihak sekolah tidak mengambil tindakan tegas, seperti menskor dia atau apapun itu. Dan jisoo bilang 'ini lah yang namanya kekuatan dari sebuah kedudukan' dan dia kembali menyayangkan sikapku yang menolak untuk dekat dengan taehyung. Dia masih berfikir itu akan aman bagiku, tapi aku ga peduli dengan keamanan ku.







"Lisa masih sering latihan?" Aku bertanya pada jisoo

"Sering, harus tiap hari sih. Karena dia perlu lolos audisi"

Audisi apa? Aku tak tahu apapun tentang ini. Dan gimana bisa tau, jisoo tak pernah mengajakku lagi ke studio nya dan tak pernah mengatakan apapun tentang kegiatan nya.

"Aku begitu berambisi untuk membuat nya sukses" tambahnya dengan semangat yang membara.

Terlihat jisoo sangat peduli dengan lisa. Kupikir hanya rosie saja yang sayang sama lisa, ternyata ada lebih banyak lagi yang perhatian sama dia. Teman satu angkatan, juga senior nya begitu menyayanginya bahkan siswa dari sekolah lain yang berada di club dance juga memperlakukannya seperti anak emas.

"Apa dasar ambisimu?" Tanyaku.

Aku cukup penasaran alasan dibalik dukungan jisoo yang sangat besar untuk lisa

"Aku dengar dari rosie, kalau dia selalu di sepelekan oleh teman temannya. Dan tentu saja itu karena ulah taehyung. Selain membully lisa, Taehyung pun seolah memaksa semua orang untuk benci dengan lisa" jelas Jisoo

Ini mencurigakan, hal apa yang membuat taehyung begitu membenci lisa. Pasti ada sebab nya kan.











💢

Aku menghampiri lisa yang berjalan ke arah parkiran

Lisa menoleh saat aku memanggil namanya.

"Ya" ucapnya sambil membalik tubuhnya.

"Malam minggu besok kau ada waktu ga?" Tanya ku

"Ada" jawabnya.

Aku senang mendengarnya

"Setauku waktu itu tak pernah hilang" tambahnya.

Aaahh menyebalkan sekali. Dia sangat senang bermain kata

"Menyebalkan" aku mendengus sebal dan dia seakan senang telah sukses mengerjaiku untuk kesekian kali.

"Apa kau mau mengajak ku kencan?" Tanyanya

Belum sempat ku jawab dia malah melanjutkan ucapan nya "aahh~~~. Aku kecewa karena seorang bidadari yang mengajak ku kencan bukannya seorang pangeran berkuda putih yang membawa emas berkilo kilo"

"Berhenti bercanda, aku ini seniormu" ucapku melas

Dia hanya tersenyum kecil, sepertinya dia akan menanggapi serius kali ini

"Bisa temani aku ke pasar malam?" Tanyaku berharap dapat jawaban iya

"Apa untung nya buat aku?"

Ah Menyebalkan, selalu susah di ajak ngobrol yang langsung nyambung dan tak berbelit dulu.

"Ga ada sih"

Sebenarnya aku berharap dia bisa main untuk memenangkan ponsel. Aku dengar dari nayeon kalau ada permainan seperti itu. Tadi di kelas dia sangat heboh menceritakan beberapa permainan yang ada di sana

"Aku ga bisa, harus latihan dance"

Benar benar tak ada toleransi sama sekali. Dia tak bisa melewatkan sehari pun untuk latihan.

"Padahal aku ingin boneka beruang" ucapku mengeluh, dan sepertinya dia tak mengabaikan keluhanku

"Pasar malam yah" ucap lisa

Aku mengangguk

"Berarti sampe malam kan?" ucapnya lagi.

"Bagaimana kalau kita kesana setelah aku selesai latihan?"

Aaahhh Seneng nya. Akhir nya dia mau. Nanti akan ku paksa dia main untuk menenangkan ponsel. Sebenar nya aku punya sedikit uang lebih yang cukup untuk membeli ponsel, namun aku yakin seratus persen, lisa akan merasa terhina saat aku memberinya ponsel. Aku sudah sedikit hapal sifat buruk nya

"Berarti aku ikut ke studio dulu" ucapku

"Ga perlu, kamu di rumah aja. Bobo cantik dan pasang alarm jam sembilan, lalu bersiap, aku akan menjemput mu nanti"

Saran macam apa itu?

Lisa naik ke motor nya lalu pergi begitu saja, benar benar pelit ngasih aku tumpangan

"Ingat pesanku. Kau harus tidur supaya tidak ngantuk nanti saat naik kora kora" ucapnya sebelum ia menjalankan kembali motornya.

Jadi dia berhenti sebentar tadi hanya untuk mengatakan itu. Kukira dia mau ngajak aku pulang bareng

"Kau dekat dengan lisa?", seseorang datang menghampiriku. Aku tau dia. Juniorku yang punya predikat tercantik di angkatannya. Tapi menurutku lebih cantik rosie, dan kalah jauh dari lisa. Dia hanya terbantu oleh kemahalan tas dan sepatunya saja. Dan aku pikir dia pergi ke salon dulu sebelum ke sekolah 

"Yah, kami bertetangga" jawabku

"Oh, satu kasta berarti" ucapnya

Oh mahluk macam apa yang bicara depanku sekarang?, dia sungguh menyebalkan. Aku tau aku miskin tapi apa hak dia merendahkan ku. Ngasi makan aku aja engga. Mau aku gibas nih anak biar rambut curly nya kembali lurus.

"Oh maaf, aku tak bermaksud menyinggung mu. Dan aku salah bicara" ucap nya

Ya emang ih, hus hus pergi sana

"Dia kan cuma pembantu di rumah itu, dan kau pasti. Eemm rumah mu sendiri"

Sepertinya dia masih betah ngobrol sama aku, padahal aku engga sama sekali. Pengen deh cepat cepat taksi pesenanku datang

Eh bentar. Pembantu?

"Pembantu?" Tanyaku memastikan dia tak salah bicara.

"Yah, itu rumah orang lain. Lisa disana cuma menempatinya supaya tidak terbengkalai. Pemilik sebenarnya orang kaya dari eropa. Bisa di katakan itu rumah singgah jika mereka berlibur kesini" ucapnya

Rumah singgah? untuk berlibur? Kenapa tidak strategis sekali. Setauku orang kaya pasti memiliki rumah dekat tempat wisata bukan di daerah padat penduduk. Mencurigakan

"Taksiku sudah datang, aku duluan" ucapku tak ingin lebih lama dengan orang itu. Dia mencurigakan, tiba tiba datang dan memberi informasi secara gratis padaku. Pasti ada maksudkan?













To be continue~~~~

Chapter 19 🔜
"Aku dengar permainan ini berbahaya ucap lisa

"Apa nya yang berbahaya sih. Ini tuh cuma lempar tali doang tak akan membuatmu terluka

avengefulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang