Chapter 32

210 45 9
                                    

26 februari 2024
💢💣💢
〽️
  〽️
    〽️
      〽️













Lisa pov;

"Ini beresiko lisa". Ucap seung ho.

"Apa resikonya? tanyaku.

"Taehyung berada di balik kecelakaan yang menimpa anak itu" ucap seung ho

Lagi lagi taehyung. kenapa sih dia itu ga punya keseruan lain selain merecoki hidup orang lain ?

"Apa taehyung ingin menggantikan siswa itu tanyaku?"

"Bukan, dia sengaja melakukan itu supaya kepala sekolah menunjukmu
sebagai gantinya".

"Berarti taehyung melakukan itu untuk ku"

"Ya. tapi bukan dengan niat yang baik"

"Lalu apa niatnya?"

"Dia ingin menjebakmu dalam sebuah skandal".

"Skandal?".

"Dia akan menyebar rumor kalau kamu mencelakai siswa itu untuk ikut perlombaan".

Aku tersenyum baru saja aku mendapat ide

"Kenapa? Sekarang apa rencanamu?"

Ah seung ho begitu peka. Dia akan tau hanya dengan melihat mimik wajahku saja.

"Biarkan aku melakukannya kau hanya perlu menyimpan bukti apa yang taehyung lakukan pada siswa itu"

"Kau nekat, apa ini demi uang?"

"Ya" ucapku

"Apa uang dariku belum cukup?".

"Ya, katakan pada ayahku uangnya tidak cukup. Tolong beri aku lebih banyak"

"Baiklah tapi jangan lakukan itu, Aku bisa di gantung ibumu"

"Bagus lah, kalau bertemu dengannya katakan padanya aku tak puas hanya bertemu sekilas".

Yap aku bertemu dengan ibuku sebentar saat di jerman. Kami memang selalu bertemu jika aku pergi ke luar negri.

Ah andai saja aku bisa setiap bulan pergi ke negara berbeda, mungkin aku akan merasakan bagaimana rasanya menjadi anak dari wanita terkeren dalam hidupku.
Setahun kebelakang aku baru berdamai dengan perasaanku. Aku berhenti menyalahkan orangtuaku. Mereka meninggalkan aku hanya karena aku.
Lebih baik jauh dan jarang bertemu daripada harus menyaksikan mereka sengsara didepanku. Aku tak akan sanggup kehilangan mereka.
Begini lebih baik jauh tapi aku tau mereka masih bernafas dengan baik.

Sikapku berubah saat pertama kali bertemu jisoo, sebuah pertanyaan dari jisoo mampu membuatku berfikir untuk maju dan melawan dengan kemampuanku.
Katakanlah aku keras kepala, tidak apa. tinggal diluar negeri setelah lulus sekolah itu menggiurkan, tapi tak ada kepastian yang aku lihat. Perkiraan yang ayahku katakan masih bisa keliru, makanya aku lebih bergerak dari pada berdiam saja. Tak apa jika aku dikatakan pecundang oleh banyak orang, tak apa taehyung mau menginjak nginjak aku seperti apa. Namun aku memiliki tekad untuk bisa berdiri tanpa takut dan resah mengenai apapun.
Selama ini aku mengalah.
Yah.. mengalah bukan berarti kalah, aku harus berjalan dengan hati hati karena yang ku hadapi orang yang status sosial nya jauh lebih tinggi dariku

Aku selalu masuk ke perangkap yang di buat oleh taehyung apapun itu, karena aku harus tetap waspada. Jangan sampai taehyung tau aku merencanakan pembalasan atas semua yang telah ia lakukan padaku. Kalian bisa menyebutku seorang yang pendendam, karena itulah aku. karakter asliku. Aku berdiam diri hanya untuk bersiap menyerangnya balik tanpa ampun. Biarkan saja dia merasa menang sekarang. Akan ada suatu saat dia menyesali semua perbuatannya padaku. Jika aku harus berpisah dengan kedua orangtuaku maka dia akan merasakan hal yang sama. Akan ku buat dia di asingkan dari keluarganya. Dan dia hanya akan di anggap sampah oleh masyrakat.













💢

"Lisa dari mana?" tanya jennie yang kini berada didepan rumahku

Aku mengangkat sebuah plastik berisi makanan ringan.

"Membeli ini diujung jalan" jelasku.

"Apa kau mau menginap lagi?" tanyaku, dan dia mengangguk. Kemudian meraih tanganku yang tak memegang ponsel.


Aku lelah sebenarnya, pulang dari perusahaan jam sebelas malam, tak sempat lagi latihan di studio. Dan seung ho mengajakku bertemu untuk membicarakan hal tadi. Dan sekarang aku butuh tidur.

Ngomong ngomong, aku beli makanan ini sengaja untuk mengecoh jennie. Aku tak ingin dia curiga kalo aku keluar malam malam.






Jennie mengambil satu wadah untuk memindahkan makanan yang aku beli.

Kami makan bersama sambil menonton film di tv. Sungguh film di malam hari itu suatu cobaan bagi remaja sepertiku, Rate nya 21+ sedangkan aku masih belasan tahun.

Jennie nampak enggan mengganti saluran, remotnya dia pegang terus.

Sampai dimana sepasang kekasih itu saling berciuman dengan mesra. Awalnya lembut, menjadi lebih kasar.

Aku kepanasan. Tiba tiba haus, pengen minum, tapi males beranjak untuk mengambilnya. lagian tanggung adegannya sedang mode bikin penasaran

"Kau pernah ciuman?" tiba tiba saja jennie mempertanyakan itu, ah.. apa perlu aku mempertahankan harga diri dan bilang sudah pernah biar ga dianggap polos, atau kah harus jujur dan berharap jennie tidak mengejekku dan malah kagum, aku ternyata gadis baik baik. Sungguh aku benci sekali orang menggosipkan aku tidak perawan. Emangnya mereka pernah nyoba memek aku.

"Belum" jawabku jujur. Mending jujurlah dari pada bohong, ribet soalnya. Nanti malah banyak lagi pertanyaan yang menimbulkan banyak kebohongan lagi. Kalo aku jawab 'sudah' pasti dia tanya 'kapan?, sama siapa?, dimana?, enak ga? apa udah lebih dari ciuman?'.

"Sama dong" ucapnya.

Tiba tiba suasana canggung.













"Mau coba ga?" tanyanya

"Hah?" aku kaget, pertanyaan macam apa itu?.

"Maksudnya?" tanyaku meminta penjelasan, aku bego kalau soal begini sumpah.

Dia tak menjelaskan apapun, hanya tiba tiba mendekat dan menarik leherku. Jaraknya sangat dekat, mata kami bertemu. Aku jadi patung kayanya karena tak mampu memberontak ataupun melakukan gerakan kecil sekalipun

Nafas jennie bau makanan yang kami makan barusan, dia mengikis jarak kemudian aku tak melihat apapun karena menutup mataku. Yang kini aku rasakan hanya kecupan bibir di bibirku. Dan itu sangat lembut.

Perasaan apa ini? kenapa aku berdebar?. Ingin merasakan yang lebih dari sekedar lembutnya bibir jennie. Aku menggerakan bibirku, mengemut bibir bawah jennie perlahan dan jennie merespon dengan mengemut bibir atas ku. Gerakannya sangat lambat kami bergantian mengemut yang atas dan bawah.

Jennie mengakhirinya, dengan nafas yang memburu, menjatuhkan kepalanya dipundakku berkata dengan sangat pelan "ternyata enak" ucapnya. Dan aku sependapat denganya ternyata ciuman bibir itu enak walaupun dilakukan dengan sesama jenis
Apa rasanya akan sama kalau di lakukan dengan pria?. Kupikir sama saja

"Ciuman pertama kita" ucapku, jennie mengangguk sambil memeluk tubuhku.

"Tidur yu. ngantuk" ucapnya tanpa melepaskan diri dariku.

"Bagaimana kita ke kamar jika kau masih melilit seperti ular piton begini" ucapku. Dia terkekeh, namun setelahnya aku menahan nafasku. Merasakan sakit yang amat sangat di pundak ku.

Jennie menggigitku dengan kuat.

Ahh sungguh dia ini jelmaan vampir, terhitung sudah dua kali dia menggigitku. Salah aku sih, pernah gigit jari dia sekali.











To be continue~~~~

Chapter 33🔜
"Jangan menyalahkan pihak sekolah ok. Mereka cukup pengertian padaku". Ucap lisa.
"Dengan memaksamu mengikuti perlombaan tanpa persiapan" ucap jisoo

📌
Sejauh ini, bagaimana ff nya?
Karena yang vote sama komen di sini tak terlalu banyak. Ada kemungkinan nantinya ini akan di ubpublis sebagian chapter. Setelah ff ini berakhir seperti ff dapatkan aku jika kau mampu

Jadi buat yang baca. Makasih banyak, makasih masih mau baca imajinasi saya.

See you next chapter.

avengefulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang