chapter 15

302 44 4
                                    

30 januari 2024
💢💣💢
〽️
  〽️
    〽️
      〽️
















Lisa pov;

Aku memanggil pelayan dan membayar tagihannya.

"Rosie, ayo cepat makannya" ucapku sambil meraih tangan Rosie

"Aku bewumm selesaii lisa" ucapnya menahan tangan dari tarikanku.

"Aku lupa punya janji sama seseorang. Ayo ih cepet" aku menariknya sekuat tenaga.














Aku sadar aku masih kecil dan rosie juga. Aku ga mau berurusan dengan hukum. Aku tak mau di mintai keterangan oleh pihak yang berwajib. Dan aku juga ga mau rosie kena imbas juga.

Aku segera menyetop taksi. Karena kami pergi tak menggunakan motor ku. Ah, jebol pengeluaranku hari ini.

"Aku ga sempet minum lisaaa" rosie kembali merengek.

"Tahan, kau bisa minum nanti di rumahmu" ucap ku dan dia mendelik tak suka. Aku bersikap masa bodo. Lagian yang kulakukan ini benar. Untuk kebaikanku dan dia.













💢

Satu hari berlalu. Sebuah berita muncul dan hangat di perbincangkan. Seorang politikus mati di racun oleh koleganya sendiri.

Aku sudah tidak terkejut mendengar berita ini, lain halnya rosie. Dia sempat terdiam beberapa saat sebelum dia berkata. "Lisa, kejadiannya di cafe tempat kita makan kemarin" suaranya bergetar. Aku meraih bahunya, mengusap pelan supaya dia tenang.

"Untung kau ingat punya janji sama si one" ucap nya dan aku terkekeh. Rosie termakan kebohonganku. Sebenar nya aku tak punya janji dengan siapapun.














💢

Saat di lorong sekolah aku berpapasan dengan taehyung. Dia menatapku sinis seperti biasanya. Tapi satu hal yang pasti, dan selalu sama polanya. Yaitu, setiap kali dia memukuliku, maka dia akan menghindari kubeberapa hari, dan kumat lagi deh. Dia ga bosen melakukan itu semenjak smp. Sifat nya sungguh kebalikan dari ayahnya. Ayahnya sangat baik dan ramah, dia selalu memuji prestasiku. Mungkin karena itu taehyung benci sama aku.

Saat pertama kali kenal sih, taehyung itu kaya bunglon, sering berubah ubah, kadang baik kadang jahat. Tapi sekarang ini, dia jahat sekali. Tak ada baiknya terhadapku.

"Lisa, aku ada kabar baik untuk mu" ucap jisoo yang tiba tiba muncul di belakang taehyung.

Taehyung pergi begitu saja, aku melihat jisoo memperhatikan kepergian taehyung kemudian menoleh secara tiba tiba ke arah ku dan bertanya dengan terburu buru "apa dia menyakitimu lagi? Ancaman apa kali ini?" Tanya nya beruntun dan terlihat khawatir


Jisoo yang baru aku kenal selama enam  bulan ini bahkan sudah hapal gimana buruknya hubungan aku dengan taehyung, dan secara tak sadar aku membawanya pada rasa benci yang sama terhadap taehyung

"Kami hanya berpapasan. Dia tak mengancam ku kali ini" jelasku.

"Syukurlah" ucap nya bernafas lega. Aku tau jisoo berada di pihakku. Tapi dia sama tidak berdayanya seperti aku. Tak bisa melawan taehyung karena kedudukan ayahnya

"Kabar baik apa yang ingin disampaikan" tanyaku. Dia kembali tersenyum. Bibir hatinya sangat cantik,

Dia begitu cantik. Kakak kelas yang baik hati selalu mendekat padaku yang tak ingin terlalu dekat. Aku punya ketakutan ku sendiri. Aku takut tidak di terima di lingkungan sosial. Satu satunya orang terdekat ku hanyalah rosie. Aku dekat karena kami tumbuh bersama, berteman sejak masih TK hingga kini. Aku bisa menerima orang yang secara tulus mendekat padaku. Jadi bisa dibilang aku punya beberapa teman sekarang. Walaupun semuanya sama pengecutnya seperti aku. Tapi aku tak bisa meminta mereka menjadi pelindungku saat taehyung membullyku. Aku sadar, mereka punya keluarga yang harus dilindungi dari kekuasaan ayah taehyung.

avengefulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang