chapter 3

431 57 2
                                    

18 januari 2024
💢💣💢
〽️
  〽️
    〽️
      〽️


Jennie pov;

Hari ini aku kembali ikut Jisoo ngumpul distudio dancenya.

Disana sudah ada beberapa orang, dan aku sudah hapal satu persatu nama orang yang ada disana. Berkat jisoo tentunya.

"Beasiswanya di cabut" ucap rosie.

Jisoo terlihat kaget begitu juga irene. Aku tau siapa yang sedang menjadi topik pembicaraan kali ini.
Tentu saja lisa.
Aku bahkan sudah terlebih dulu tau dibanding mereka.

Ngomong ngomong soal rosie. Dia adalah orang yang di maksud irene waktu itu. Ternyata orang yang selalu nempel sama lisa itu dia orangnya. Aku heran kenapa orang semanis dan sebaik rosie begitu dekat dengan seorang anak nakal seperti lisa.

"Aku semakin semangat membuat dia sukses" ucap jisoo.






Suara ketawa begitu terdengar dari beberapa dancer yang sedang berlatih, mengalihkan perhatianku dari obrolan jisoo ke tengah ruangan.
Disana terlihat lisa sedang bercandaan dengan dony.
Seperti anak kecil saja tingkahnya.
Dia berusaha menyembunyikan diri dibalik tubuh dony yang bergerak kesana kemari.

Jam latihan beres sekitar pukul setengah sepuluh. Kami keluar studio beriringan. Tepat didepanku ada lisa yang berjalan ditempeli rosie.
Sejauh ini aku tak pernah ngobrol atau saling menyapa. Aku dianggap kasat mata olehnya. Jadi bisa dibilang kami hanya bicara saat kejadian payung itu.

"Rosie, ayo pulang bareng kakak. Jangan repotin lisa terus" ucap seorang perempuan cantik yang menyebut dirinya sebagai 'kakak'. Sudah di pastikan itu adalah kakaknya rosie, dari parasnya saja mirip.

Rosie langsung melepas tangannya dari lisa dan mengikuti kakaknya. Yang lain sudah naik ke kendaraan masing masing.

"Jennie kau tidak keberatan kan kalau pulang sama lisa, ayahku menyuruhku untuk cepat pulang".

"Aku bisa naik taksi, tak apa apa jisoo" ucapku.

"Oh, kau tidak nyaman naik motor?"

Sepertinya jisoo salah paham, aku bukannya ga mau naik motor. Masalahnya aku akan canggung dengan lisa, dan pastinya lisa belum tentu setuju dengan usulan jisoo

"Bukan begitu. Aku takut lisa keberatan" ucap ku meluruskan kesalah pahaman.

Dia hanya mengangguk kemudian berbicara pada lisa

"Lisa, bisakah jennie ikut dengan mu, kalian kan searah?" ucap jisoo

Lisa menoleh ke arah kami.

Semoga aja dia bilang 'engga', sejujurnya aku takut berdekatan dengan orang nakal.

Lisa mengangguk dan aku langsung kaget. Ku kira dia akan menolak. Kalau aku bilang tak usah, takutnya dia tersinggung dan menjadi masalah kedepannya.

"Ayo" ajak lisa.

Mau tak mau aku mendekat kearah motornya. Dia mengambil helm yang tadi dipakai rosie. Warnanya blackpink sama dengan punya lisa. Tapi punya lisa jenis helm fullface. Aku mengambil helm itu namun sedikit kesusahan dalam membuka pengaitnya.
Lisa mengambil kembali helm itu dan membukakan pengaitnya.

💢

Sepanjang perjalanan, kami tak saling bicara.
Mau bicara gimana, pasti suaranya terendam angin yang berhembus kencang. Karena lisa menjalankan motor nya 80km/jam

Sebenarnya aku jarang sekali naik motor. Dan sedikit takut Sebenarnya, tapi aku tak berani komplen ke lisa.

Lampu merah. Otomatis lisa memberhentikan motornya. Tiba tiba tangannya menyentuh pahaku. Sontak aku kaget.
Dia menoleh kebelakang.

avengefulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang