chapter 10

352 61 18
                                    

25 januari 2024
💢💣💢
〽️
  〽️
    〽️
      〽️






Lisa pov;

Sampai dikamar aku membuka bra nya. Karena tak ingin melihat payudara jennie secara langsung, aku Memiringkan tubuh jennie dan membuka pengait bra nya, setelah itu menariknya dengan masih tertutup  handuk. Baru memasang baju untuknya.

Setelah atasan barulah bawahan. Aku meraba sisi pinggang jennie untuk   menarik celana dalamnya.

Aman.

Aku tak mengintip sedikitpun. Lagipula untuk apa melihat vagina orang lain. Aku juga punya soalnya.

Aku memasang celana untuknya. Bodo amat ah ga pake dalaman juga. Masih  untung aku bersedia mengganti bajunya.







Aku keluar kamar menuju dapur untuk mencari kotak obat. Aku butuh sesuatu untuk menyadarkannya dari pingsan. Dan sekalian membuat teh manis dan segelas air putih




Aku menggosok kening, telapak tangan, dan telapak kakinya. Beberapa kali aku memanggil namanya. Kupastikan dia masih bernapas tentunya.

Setelah beberapa kali percobaan  akhirnya jennie sadar juga.

"Lisa" ucapnya lemah.

Aku bersyukur dia bangun.

"Jennie, bolehkah aku minta makan. Sejujurnya aku sangat lapar". Ucapku jujur. Dia mengangguk kemudian  menutup matanya.

"Minum lah dulu, aku sudah  membuatkanmu teh manis" ucapku.

Dia kembali membuka mata.

Aku membantunya untuk bangun  sedikit, dan memberinya teh hangat.

Setelah itu jennie ku baringkan  kembali.

Aku memasang penurun panas dikeningnya, dia hanya diam saja, kemudian menutup matanya.






Aku ke dapur untuk mencari apa ada nasi disana. Dan kebetulan ada.

Aku tinggal memasak lauknya saja. Dan setelah membuka lemari pendingin, aku mengambil beberapa telur.

Aku mau buat telur dadar saja. Sekalian buat jennie 

Selesai dengan telur dadar.
Aku membawa dua piring nasi, untuk ku dan jennie. Untuk minumnya udah aku bikin susu coklat hangat. Jennie tak akan marah kan aku mengambil susunya?.


"Ka jen, makan dulu yu" ajak ku dan dia menggeliat sebentar.

"Badanku lemas lisa" keluhnya

"Aku suapin deh kalo gitu, tapi senderan dulu, masa makan sambil tidur".

Dia coba menggerakkan badannya tapi tak bergeser sedikitpun.

Karena jiwa pahlawanku ini sangat tinggi, aku tentu saja membantunya untuk bergerak.

Setelah terlihat nyaman dalam duduknya, aku menyuapi jennie terlebih dahulu dan membiarkan perutku melilit minta di isi juga.

Setelah memastikan dia cukup makan, aku menawarinya untuk minum obat, namun dia menggeleng.

"Aku ingin isrirahat saja" ucapnya.

Tak  membantah, takut salah, takutnya dia punya alergi obat kan berabe, kalau nambah sakit aku bisa disalahkan kan?

Aku membantunya berbaring lagi. Dan setelah itu memakan makananku.




Sambil memperhatikan jennie yang memejamkan matanya. Aku cek ponselku. Tak ada tanda tanda orang yang ku hubungi merespon pesan ku.











avengefulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang