Say My Name

145K 4.5K 22
                                    

Him;

Her;

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Her;

Her;

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

✿✿✿

Agatha menatap gaun yang akan ia pakai ketika Kontes. Hm...? Agatha sendiri sih fifty fifty. Lima puluh persen suka dan lima puluh persen biasa saja. Tapi nanti ia akan minta pendapat Theodore saja.

Lama Agatha bergelut dengan gaun yang lumayan sulit di pakai. Perlahan Agatha mulai merapikan gaun yang sudah terpasang pas di tubuhnya. Ternyata lumayan bagus setelah dipakai langsung.

Agatha membuka tirai dengan pelan membuat bunyi besi tirai saling bergesekan. Theodore yang sejak tadi fokus pada ponselnya, mengalihkan atensi melihat Agatha.

"Tadaaa... Gimana, Kak?" Agatha memutar tubuhnya untuk memperlihatkan seluruh gaunnya.

Damn!

Theodore bangkit dan segera mendorong Agatha masuk lagi ke fitting room. Theodore pun ikut masuk dan menutup kembali tirai.

"Kenapa, Kak? Nggak cocok ya gue pakainya? Aneh ya?" Agatha yang memang memiliki tingkat kepercayaan diri yang rendah jika di hadapan Theo, sedikit merasa insecure.

"Sialan, siapa yang kasih lo gaun kayak gini?" Theodore membalik Agatha untuk menghadap cermin. Posisi Theo tepat di belakang Agatha dengan tangan terlampir di kedua bahu Agatha. "Jawab gue."

"Nggak tahu, panitia Kontes kayaknya. Tapi katanya ini udah disesuaikan sama postur badan."

"Nggak terima alasan apapun."

Theodore tidak terima jika Agatha tampil dengan gaun model shoulder off dan memiliki belahan hingga paha atas.

Agatha menunduk, "Beneran se-jelek itu ya, Kak?" Agatha membalik tubuhnya, mendongak menatap Thodore yang tinggi menjulang di depannya. "Yaudah, keluar dulu, gue mau ganti baju."

Pemikiran Agatha berbeda dengan isi pikiran Theodore. Agatha mengira dirinya tidak cocok memakai gaun ini, sedangkan Theodore berusaha mati-matian tidak tergoda dengan gadis cantik di depannya yang memakai gaun sexy.

"Are you teasing me?" tanya Theo, tangannya sudah melingkari pinggang Agatha.

Agatha mengernyit dahi, "Maksud, Kakak?"

"Lo cantik, Agatha. Gaun ini jadi berkali lipat cantik saat lo yang pakai." Theo ikut menyelami netra mata cokelat bening milik Agatha. "Tapi gue nggak mau orang-orang tahu. Kalau lo sangat cantik, gue mau keep you to myselft, Agatha."

Agatha mematung mendengar ungkapan yang belum pernah Agatha dengar selama hidupnya. Terlebih datang dari lawan jenis.

"Can I kiss you..." Theo bergantian menatap kedua mata Agatha. "...Forever?"

"Is that your wish, Kak?"

"Yes."

"Which kiss?"

Kedua tangan Theo sudah berpindah menuju pipi Agatha. "Do I get permission for this?" Theo mengusap bibir Agatha lembut.

Agatha masih mencerna apa mau Theo. Seketika otaknya blank.

"Diam artinya iya." Theo memajukan kepalanya. Mencium tepat di bibir pink plumpy Agatha.

Seperti dugaannya,

Too sweet.

Melihat respond Agatha yang tidak menolak, Theodore mencoba melumat bibir Agatha dengan lembut. Gerakan Agatha terlampau amatir, Theo jadi gemas sendiri.

"Kiss me slowly, Agatha." Theo seperti sedang mengajari anak perempuan ke pengaruh buruk. Tangan Theo menjalar ke tengkuk Agatha. Gadis itu ikut terbuai mengikuti permainan yang di ciptakan Theodore.

"You took my first kiss, Kak." Agatha sedikit terengah mengikuti permainan Theo.

Theodore seperti mendapat kepuasan dan merasa sangat beruntung.

"Kenapa gue baru tahu lo sekarang, Agatha? You drive me fucking crazy."

-TO BE CONTINUED-

Say My NameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang