"A-apa? Kudeta?"
Vione syok, begitu juga dengan Addy dan Hilary. Semua manusia serigala yang mulai memenuhi rumah Munest pun sama kagetnya. Mereka saling bertanya satu sama lain, tetapi tak ada yang bisa menjawab.
"Aku yakin ada kesalahpahaman di sini," ujar Vione seraya berusaha untuk menghalangi para manusia serigala yang ingin membawa Addy dan Hilary. "Mereka tak mungkin melakukan kudeta."
Namun, mereka semua bergeming oleh perintah. Vione tak bisa mencegah mereka untuk membawa Addy dan Hilary. Bahkan ketika Addy dan Hilary mencoba membela diri pun tak ada seorang pun yang percaya. Keduanya benar-benar diperlakukan seperti memang tengah melakukan kudeta.
Vione tak menyerah. Ditemuinya Garth. Ia tahu, sedikit banyak Garth masih memandang dirinya. Sekalipun ia bukan lagi luna, tetapi Garth memiliki sikap hormat padanya.
Sayangnya yang terjadi tak sesuai harapan. Gartha menatap Vione dengan sorot menyesal.
"Maaf, Vione. Bila itu berhubungan dengan kudeta terhadap Alpha maka aku adalah orang yang berdiri paling di depan untuk melindunginya. Aku tak akan membiarkan siapa pun bisa menggulingkan Alpha."
Vione membeku, lalu ia menggeleng kaku. "Aku tahu itu, Garth, tetapi orang tuaku tak mungkin melakukan itu. Mereka tidak akan melakukan kudeta. Mereka tidak ada alasan sedikit pun untuk melakukan kudeta."
Garth ingin membalas ucapan Vione, tetapi satu suara menimpali percakapan mereka. Mireya turut bicara.
"Tentu saja ada. Mereka memiliki alasan yang sangat kuat untuk melakukan kudeta."
Vione berpaling dan melihat pada Mireya. Sungguhpun ketidakinginan berhubungan lagi dengan Mireya sudah menjadi janji yang terpateri di dalam hati secara alamiah, nyatanya ia tak mampu menahan desakan untuk bertanya.
"Apa maksudmu, Mireya?"
Mireya mendekat. Senyum khas tersungging di wajah dan ia dengan senang hati menjawab. "Mereka sakit hati karena putri yang mereka pungut telah dilengserkan sebagai luna. Bukan hanya itu, sepertinya mereka juga malu ketika orang-orang membicarakan penyebab pelengseran yang kau alami."
Wajah Vione memerah. Rahangnya mengeras. Namun, Mireya terus bicara.
"Jadilah mereka tidak terima. Akhirnya mereka pun melakukan kudeta."
Vione mencoba untuk tidak menggeram ketika orang tuanya dibicarakan seperti itu. "Jaga ucapanmu, Mireya. Mereka tidak akan melakukan hal serendah itu. Kau hanya mengada-ngada."
"Oh, apa sekarang kau kembali akan mengatakan bahwa aku memfitnahmu? Seperti waktu itu?"
Vione tak menjawab dan jadilah senyum Mireya semakin melebar.
"Aku tak pernah memiftnah siapa pun, Vione. Pada dasarnya takdir memang berbaik hati dan menunjukkan semua padaku."
"Apa maksudmu, Mireya?"
Mireya mengeluarkan sesuatu dari dalam tas. Diserahkannya beberapa lembar foto pada Vione. "Inilah maksudku."
Tak langsung menyambut foto tersebut, Vione menatap tajam sekilas pada Mireya terlebih dahulu. Setelahnya ia pun langsung membelalak. Dilihatnya foto tersebut satu persatu dan Mireya menikmati pucat wajah Vione.
"Bagaimana? Apakah kau sekarang mengakui kalau aku memang tidak memfitnah orang tuamu?"
Vione terus melihat foto-foto tersebut dengan ketidakpercayaan. "I-ini tidak mungkin."
"Tentu saja mungkin," sergah Mireya seraya bersedekap dan menatap Vione. "Jadi, apa sekarang kau bisa menjelaskan pada kami, Vione? Siapakah pria itu? Alpha dari Kawanan manakah dia?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Moonlit Saga 🔞
WerewolfBuat yang belum dewasa, sangat tidak disarankan untuk membaca! **************** Luna tanpa cakar, begitulah orang-orang menyebutnya. Vione Celestie Munest sudah berada di titik tak lagi berharap pada takdir. Hidup tanpa asal-usul yang jelas dan tak...