Suara itu terhalang oleh masker. Addy tak bisa menebaknya dengan pasti. Namun, tato yang terukir di leher itu memberikan jawaban pasti untuknya.
Addy sontak membeku. Pergerakannya terhenti seketika. Tubuhnya seperti kehilangan tenaga secara tiba-tiba. Parahnya, wajahnya berubah pucar dengan mata yang menatap bingung—serupa kosong—pada pria itu. Lalu dia berkata. "Alpha."
Mata pria itu memejam dramatis. Mulutnya terkatup rapat dengan ekspresi kekesalan yang tak bisa disembunyikannya sama sekali. Sebabnya, disadari olehnya bahwa sedikit respons refleks yang diberikannya telah memberikan jawaban tak langsung untuk rasa keingintahuan Addy akan identitasnya. Dia terlambat mengendalikan diri. Jadilah sekarang yang bisa dilakukannya adalah merutuki diri sendiri sembari berusaha pergi. Dia tak akan membiarkan Addy mendapatkan bukti lain bahwa dirinya memang adalah Usher—tepatnya, Usher dari masa depan.
Beruntung bagi Usher, agaknya Addy benar-benar syok sehingga antisipasinya melemah. Hal itu pun dimanfaatkan olehnya dengan sebaik mungkin. Dilepaskannya tangan Addy dari hoodie jaketnya. Lalu dia balik menahan Addy. Ditatapnya Addy dengan lekat dan menghunjam, kemudian berkata. "Terserah padamu. Kau bisa menganggapku sebagai alpha dan kalau memang demikian maka tak ada yang bisa kau lakukan selain melakukan perintahku bukan?"
Arogansi itu membuat Addy mengernyit. Keragu-raguan menyusup, lalu tatapannya pada Usher berubah. "Sebenarnya, siapa kau?"
"Sudah kubilang, itu tak penting. Terpenting adalah kau harus melindungi keluargamu. Pergilah dari sini. Semua ini demi kebaikanmu."
Setelahnya, Usher pun pergi dan tinggallah Addy seorang diri yang tetap bergeming di tempatnya berdiri. Dia mematung, sama sekali tak bergerak walaupun sebenarnya kemungkinan untuknya mencegah kepergian Usher tetap ada. Dia bisa terus mendesak sehingga dapat memastikan bahwa dugaannya benar.
Namun, Addy tak bisa melakukannya. Dia ingin, tetapi tak bisa. Seperti tubuhnya menolak untuk bergerak. Parahnya, dia malah gemetaran sehingga nyaris jatuh tersungkur di tanah andai tak buru-buru berpegang pada pohon.
Addy terengah. Napasnya kacau, demikian pula dengan pikirannya. Semua bergumul menciptakan kebingungan yang tak kira-kira.
Pada satu sisi, Addy yakin seratus persen bahwa itu adalah Usher. Bukan hanya karena tato tanda alpha itu yang memberatkan dugaannya, melainkan sorot tajam mata Usher. Baginya yang telah mengenal Usher secara pribadi maka tak ada keraguan lagi untuk dugaan tersebut.
Namun, keyakinan itu justru menimbulkan tanda tanya besar untuk Addy di sisi lain. Dipertanyakannya di dalam benak alasan untuk tindakan Usher. Baginya, semua terasa membingungkan ketika dia menyadari bahwa Usher tak lagi memiliki hubungan apa-apa dengan dirinya selain hubungan alpha dan anggota kawanan. Lebih lanjut, untuk skandal yang terjadi antara Usher, Vione, dan Mireya maka jadilah semua terasa semakin rumit.
Pikiran Addy terus berputar, tetapi tak ada satu petunjuk pun yang didapatkannya. Pada akhirnya, dia pun hanya bisa bertanya pada diri sendiri sembari terus melihat pada titik di mana Usher menghilang dari pandangannya. "Sebenarnya, apa yang tengah terjadi?"
*
Usher mencoba untuk mengendalikan diri ketika kepanikan mulai menerpa dan merambati sekujur tubuh. Diupayakannya untuk tetap tenang karena disadarinya dengan baik bahwa kekalutan tidak akan memberikan solusi. Pikirannya harus tetap jernih untuk bisa menemukan jalan keluar lainnya.
Napas yang semula menderu mulai teratur kembali. Denyut jantung yang berpacu pun menjadi lebih tenang secara perlahan. Usher lebih terkendali dengan pikiran yang kembali terang. Dia memutar otak, mencoba untuk berpikir, tetapi nahasnya tak ada rencana lain yang bisa didapatkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moonlit Saga 🔞
WerewolfBuat yang belum dewasa, sangat tidak disarankan untuk membaca! **************** Luna tanpa cakar, begitulah orang-orang menyebutnya. Vione Celestie Munest sudah berada di titik tak lagi berharap pada takdir. Hidup tanpa asal-usul yang jelas dan tak...