Semua sudah terlambat, tak ada yang bisa dilakukan oleh Usher. Sekarang dia hanya bisa termenung sembari melihat Vione yang tertidur di dalam pelukannya. Lantas disadari olehnya bahwa ada satu keegoisan di dalam dirinya yang justru bersorak dengan penuh gembira. Dia senang, dia bersuka cita, dia bahagia.
Usher benar-benar membenci diri sendiri. Dia telah membuktikan bahwa dirinya tak pantas untuk Vione, dia tak bisa menjaga Vione, dan sekarang yang terjadi adalah dia mengajak Vione untuk terjun ke dalam jurang secara bersama-sama.
Tak ada jaminan bahwa kembali ke masa lalu bisa mengubah semua. Peluang kegagalan masih tetap ada walau Usher berusaha sekuat tenaga. Jadi, tak sepatutnya dia berjudi dengan nyawa Vione. Dia telah memberikan penderitaan untuk Vione dan hal terakhir yang ingin dilihatnya adalah Vione meninggal karena dirinya.
*
Ini adalah pagi tercerah yang pernah Vione rasakan setelah berbulan-bulan lamanya, terlebih bila mengingat masa-masa ketika dirinya dikurung di dalam penjara bawah tanah, bahkan dia pun tak sering merasakan cahaya matahari ketika berada di goa persembunyiannya, kekhawatiran akan ditemukan oleh orang-orang Mireya membuatnya tak ingin mengambil risiko. Untuk itu adalah wajar bila senyum seketika merekah di wajah cantiknya bahkan sebelum dia benar-benar membuka mata.
Hal pertama yang dilihat oleh Vione ketika terbangun dari tidur adalah wajah Usher. Dia mendapati Usher memandangnya tanpa kedip dan jadilah wajahnya bersemu merah, merasa malu.
"Usher."
Usher menatap Vione dengan penuh kehangatan, persis seperti ingatan yang terus mengisi benaknya selama ini. Jadilah sekarang bukan hanya cahaya matahari pagi yang membuat perasaannya merasa damai, melainkan juga sikap Usher kepadanya.
Sekali, Usher mengerjap. Setelahnya, dia menundukkan wajah demi melabuhkan kecupan lembut di dahi Vione. "Selamat pagi."
Kala itu disadari oleh Vione bahwa ungkapan terbang hingga ke langit ketujuh memang benar adanya. Perasaannya melayang dan dirinya seperti telah meninggalkan bumi. Dia menghilang ke suatu tempat yang tak pernah terjamah oleh manusia lainnya. Hanya ada dirinya dan Usher di dalam kebersamaan.
Persis mimpi. Sebabnya, ada sebuah momen kehidupan di mana Vione tak pernah membayangkan bahwa dirinya dan Usher bisa kembali bersama. Namun, sekarang Usher kembali menjadi miliknya, hanya miliknya.
Bersamaan dengan itu maka bangkitlah naluri alamiah Vione dengan serta merta. Sisi tamak manusia di dalam dirinya pun mulai berkehendak. Dia tak ingin egois, tetapi bila bisa meminta maka hanya satu harapannya sekarang, yaitu Usher akan baik-baik saja. Sungguh, dia tak ingin kehilangan Usher untuk kedua kali.
Untungnya kekhawatiran Vione sedikit terbantahkan oleh fakta bahwa semakin hari keadaan Usher pun semakin membaik. Luka-luka di tubuhnya telah sembuh dan sekarang Usher fokus pada persiapan diri. Usher berlatih demi membangun kembali kekuatannya. Lalu pada saat itunya Usher menyadari sesuatu.
Usher tertegun dengan tangan yang mendekap dada kiri. Di bawah langit malam dan di tengah-tengah keheningan hutan, ditajamkannya indra. Dirasakan olehnya degup jantung yang teratur dan bersambut dengan geraman penuh semangat. Asalnya adalah jiwa serigalanya.
Sejatinya, Usher telah menyadari hal tersebut dari hari pertama dia sembuh dari kematian. Kala itu dia membuka mata dan dirasakan olehnya ada dua degup yang terus berdetak di dadanya.
Jiwa serigala yang telah terkungkung dan mati, kembali lagi. Usher tak tahu bagaimana mungkin hal itu bisa terjadi. Secara logika, itu mustahil. Namun, ternyata keajaiban kembali mengejutkannya.
Usher tak mampu mengungkapkan betapa bahagianya dia kala itu. Jadilah dia berjanji pada jiwa serigalanya. Apa pun yang terjadi, kita akan memperbaiki semuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moonlit Saga 🔞
WerewolfBuat yang belum dewasa, sangat tidak disarankan untuk membaca! **************** Luna tanpa cakar, begitulah orang-orang menyebutnya. Vione Celestie Munest sudah berada di titik tak lagi berharap pada takdir. Hidup tanpa asal-usul yang jelas dan tak...