Usher memejamkan mata tepat setelah selangkah kakinya melewati portal waktu. Sebabnya adalah ada satu getaran aneh yang langsung menyambut dirinya, lalu mengalir melalui tubuhnya, seperti suatu kekuatan tak terlihat yang menariknya ke dalam portal.
Aura magis di balik warna biru keemasan menciptakan pusaran energi yang mengelilingi Usher. Jadilah dia merasa seperti tergulung oleh arus tak terbendung, terpisah dari ruang dan waktu, seolah-olah dirinya tengah berada di orbit badai.
Cahaya biru menyilaukan memenuhi pandangan Usher, seakan berusaha untuk menembus kelopak matanya yang terus saja terpejam dengan rapat. Jadilah getaran yang menjalari tubuhnya semakin memberontak tak kira-kira, intensitasnya semakin meningkat. Dia merasa seperti terbangun dari mimpi panjang dan terlempar ke dalam realitas yang tak terbayangkan sebelumnya.
Kaki Usher tak lagi menginjak tanah. Dia terangkat dari tanah dan sekarang melayang di antara dimensi tak terbayangkan.
Segala sesuatu di sekitar menjadi berubah dengan mendadak. Usher merasa dirinya terhempas ke dalam rentang waktu yang berbeda, melewati lapisan masa seperti membelah samudra dengan kekuatan yang tak terduga. Dirasakan pula olehnya bahwa setiap sel di tubuhnya terhentak oleh kekuatan tak terlihat sehingga timbullah kebingungan dan kegelisahan.
Gelombang portal menggulung Usher dengan semakin menjadi-jadi. Ia cepat dan kuat. Jadilah Usher terperangkap sehingga tak mampu untuk melepaskan diri.
Perasaan Usher berkecamuk di antara terjangan yang membuat fisiknya teruji. Keresahannya melonjak dan dia berusaha untuk menenangkan diri sebisa mungkin. Lalu wajah Vione pun muncul di dalam benaknya.
Usher merasakan sedikit ketenangan. Disadari olehnya bahwa dia tak boleh menyerah begitu saja. Sebabnya ada Vione yang tengah menunggunya. Terlebih lagi karena dia pun ingat bahwa ada satu janji yang telah diikrarkannya sejak dulu, sejak mereka belum dewasa, yaitu dia akan selalu menjaga Vione.
Cahaya biru keemasan berontak. Bayangan-bayangan masa lalu, masa kini, dan masa depan yang belum terjadi berputar-putar seperti rekaman kusut.
Usher melintasi medan bewarna-warni, melalui zaman dan ruang tanpa kendali. Semua dilewatinya hingga perjalanan waktu tak terbatas waktu itu mencapai puncaknya. Dia terhempas dan lalu mendarat dengan keadaan menelungkup di hamparan rumput hijau menyegarkan.
Erangan menggetarkan dada Usher. Jadilah untuk sesaat dia belum bangkit, melainkan berusaha untuk mengenyahkan rasa sakit dan nyeri yang masih terasa. Dia mendekap dadanya yang seolah ingin pecah, lalu barulah bangkit dengan susah payah.
Usher terduduk di atas rerumputan. Tak jauh di kakinya, ada kotak kecil berisi sepasang kalung berliontin bulan. Dia mengambil kotak itu dan lalu membukanya. Sembari membuang napas demi menenangkan diri dari semua kebingungan yang terus mengisi benak maka diputuskannya untuk mengenakan satu dari sepasang kalung tersebut.
Wajah Usher tertunduk. Dilihatnya kalung berliontin separuh bulan yang telah teruntai di lehernya dan setelahnya dia pun bangkit.
Usher memikirkan beberapa rencana di benak, tetapi terpenting untuknya adalah mengetahui di mana dan kapan dirinya berada sekarang. Dia tak bisa bertindak gegabah tanpa mengetahui situasi.
Suara berisik langkah kaki yang menginjak semak-semak menarik perhatian Usher. Dia berpaling dan buru-buru bersembunyi ketika ada seseorang yang mendekat.
Tidak. Mata Usher menyipit. Bukan hanya seorang, melainkan dua orang.
"Vione, kau hanya perlu mengatakannya padaku jika ada yang merundungmu. Namun, mengapa kau tak pernah mendengar perkataanku?"
Wajah Usher berubah. Suara itu, kata-kata itu, semua terasa familier di telinganya. Tak mungkin.
Dari balik pepohonan tinggi, muncullah dua orang bocah, seorang bocah perempuan dan seorang lagi adalah bocah laki-laki. Tampak bocah perempuan itu berjalan dengan cepat, agaknya berusaha untuk menghindari bocah laki-laki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moonlit Saga 🔞
WerewolfBuat yang belum dewasa, sangat tidak disarankan untuk membaca! **************** Luna tanpa cakar, begitulah orang-orang menyebutnya. Vione Celestie Munest sudah berada di titik tak lagi berharap pada takdir. Hidup tanpa asal-usul yang jelas dan tak...