Vione yakin bahwa tak ada penantian yang lebih menyiksa ketimbang ini. Waktu berjalan begitu lambat, hari berganti dengan begitu lama. Persis seperti dirinya tengah terjebak dalam masa yang sama lantaran tak ada Usher bersamanya.
Hari demi hari berlalu serupa lingkaran penderitaan tak bertepi. Pagi memberikannya kenyataan buruk dan malam menghadiahkannya mimpi buruk. Vione menderita. Dia tersiksa dalam kerinduan yang membuatnya tak ingin menghitung sudah berapa hari Usher pergi dari sisinya.
Vione tak ingin mengetahuinya. Sebabnya, itu hanya akan menambah penderitaan dalam masa penantiannya. Maka diabaikan olehnya semua hal, diteguhkannya hati dengan meyakini satu harapan. Usher akan baik-baik saja. Dia telah berjanji. Dia pasti akan kembali padaku.
Kepercayaan pada Usher membuat Vione masih bisa berdiri tegak hingga kini. Dalam ketidakpastian masa lalu, masa sekarang, dan masa depan, dia hanya bisa berpegang pada janji Usher. Lantas itulah yang dilakukan sekarang olehnya, yaitu menunggu Usher menepati janjinya.
Vione selalu berada di Air Terjun Mystoria setiap harinya, serupa agenda yang selalu dilakukannya. Bukan hanya untuk menunggu kepulangan Usher, melainkan juga untuk menenangkan diri. Dia yang selalu gelisah dan tak tenang secara ajaib selalu merasa damai ketika berada di sana.
Kedamaian yang dirasakan membuat Vione merasa lebih dekat pada alam. Jiwanya tenteram, demikian pula dengan jiwa serigalanya. Dia persis seperti berada di tempat yang semestinya, tempat yang membuatnya merasa aman, tempat yang membuatnya tak perlu mengkhawatirkan apa pun, tempat semacam rumah yang akan selalu mengembangkan kedua tangan untuk menyambut kedatangannya.
Ada perasaan yang tak mampu Vione ungkapkan dengan kata-kata. Persis ketika Rowena mengajak mereka mendatangai Air Terjun Mystoria untuk pertama kali dan dirasakan olehnya kesan familier yang membuat bertanya-tanya. Jantungnya berdenyut aneh, darahnya berdesir. Anehnya, dia yakin belum pernah mendatangi tempat itu sebelumnya sementara hatinya justru merasa hal yang bertolakbelakang. Hatinya merasa bahagia, seperti lega karena akhirnya berhasil menuntaskan perpisahan setelah sekian lama.
Vione tak mengerti dengan perasaan yang hadir setiap kali berada di Air Terjun Mystoria. Namun, lebih tak mengerti lagi ketika terkadang dirasakannya alam di sekitar mengenal dirinya.
Angin yang berembus tak hanya sekadar memberikan kesejukan, melainkan ia seolah membelai pipi Vione, seakan berusaha mengusap air mata yang menetes di pipinya. Gemeresik dedaunan tak ubah alunan musik syahdu yang ingin menghiburnya, lalu sesekali memanggil namanya. Bahkan binatang-binatang hutan yang biasanya liar, kerap kali menunjukkan diri dan menghampirinya ketika tak ada Ayla dan Rowena di sana, bagaikan teman yang tak akan membiarkannya sendiri dan sepi.
Alhasil, tak ada alasan untuk Vione meninggalkan Air Terjun Mystoria. Dia menghabiskan banyak waktu di sana dan hanya pulang ke rumah Rowena sesekali saja. Seringnya, Ayla dan Rowenalah yang mendatanginya, sama seperti malam itu.
"Luna."
Vione menyambut kedatangan Ayla dan Rowena dengan hati penuh suka cita. Senyum merekah di wajah cantiknya, tetapi tidak demikian dengan Ayla dan Rowena. Sebabnya, kedatangan mereka bukan hanya sekadar untuk memberikan selimut dan makanan padanya.
"Kumohon, Luna. Aku hanya tak ingin kau jatuh sakit," ujar Ayla kembali membujuk Vione untuk kesekian kali. Ditatapnya Vione dengan sorot penuh harap. "Alangkah baiknya kalau kau pulang dan beristirahat di rumah Rowena."
Vione mengusap lengan Ayla dengan penuh kelembutan. "Aku menyadari kekhawatiran kalian, tetapi aku baik-baik saja. Malah bisa kukatakan kalau perasaanku semakin lama semakin tenteram ketika berada di sini."
Ayla tampak nelangsa dan tak bisa berkata-kata lagi. Dia menyerah. "Luna."
Di lain pihak, Rowena pun tak tinggal diam. Dia pun berusaha untuk membujuk Ayla. Dikatakan olehnya. "Perjalanan ke masa lalu bukanlah hal sebentar, Luna. Alpha pasti membutuhkan waktu dan untuk itu, kau harus menjaga dirimu. Alpha pasti akan bersedih kalau terjadi sesuatu padamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Moonlit Saga 🔞
WerewolfBuat yang belum dewasa, sangat tidak disarankan untuk membaca! **************** Luna tanpa cakar, begitulah orang-orang menyebutnya. Vione Celestie Munest sudah berada di titik tak lagi berharap pada takdir. Hidup tanpa asal-usul yang jelas dan tak...