Clawless Luna 10

1.5K 97 12
                                    

"A-apa? Hukuman mati?" Vione menggeleng. "Tidak. Tidak. Kau tidak boleh melakukan itu, Usher. Tidak. Kumohon."

Vione berontak. Ia melompati pembatas dan berlari menuju pada Usher. Para guard segera menangkapnya.

Para kawanan riuh. Mereka kaget. Sebagian dari mereka tidak percaya dengan putusan yang dibacakan oleh Ayla. Terlepas dari kekhawatiran mengenai keselamatan Usher dan Kawanan , agaknya hukuman mati dinilai berlebihan. Setidaknya kudeta belum terjadi dan penjara bawah tanah dipandang sudah cukup menjadi hukuman. Lagi pula Addy dan Hilary dijamin tak akan bisa keluar dari sana seumur hidup.

Jadilah beberapa dari mereka tampak kasihan. Mereka pun maklum bila akhirnya Vione menuntut sang alpha.

"Semua itu bukti tidak langsung, Usher. Kumohon, selidiki lebih lanjut!" seru Vione seraya berusaha melepaskan diri. "Kedua orang tuaku tidak tahu apa-apa. Kumohon, ampuni mereka. Biarkan aku yang menanggung semuanya. Jangan mereka."

Sebaliknya, Addy dan Hilary memiliki pemikiran sendiri. Mereka saling pandang dan sama-sama menyadari kemungkinan lain. Agaknya ini adalah cara alpha untuk menghukum Vione. Usher ingin membuat Vione menderita, salah satunya melalui mereka.

Jadilah Addy menggenggam tangan Hilary. Dikuatkannya hati dan Hilary tersenyum. Mereka telah mengambil keputusan. Apa pun boleh terjadi dan mereka siap menanggung semuanya, asalkan Vione selamat. Selagi Vione hidup maka semua baik-baik saja.

"Aku, Addy Roberto Munest, menerima hukuman mati ini, Alpha Usher Thorne."

Rontaan Vione terhenti seketika. Selagi para guard tetap menahannya, ia pun berpaling ke belakang. Dilihatnya Addy dan Hilary, lalu ia menggeleng dalam permohonan.

"Tidak."

Namun, Addy tidak goyah. Begitu juga dengan Hilary.

"Aku, Hilary Russell, menerima hukuman mati ini, Alpha Usher Thorne."

Jiwa raga Vione pecah berderai. Air matanya tumpah tak terkira. Ia mengerang sakit dan tak bisa melakukan apa-apa ketika para guard mulai membawa Addy dan Hilary dari sana.

"Jangan. Kumohon. Ampuni mereka, Usher. Kumohon. Hukum aku, Usher. Hukum aku sesuka hatimu, tetapi jangan mereka. Jangan orangtuaku. Aku mohon."

Permohonan Vione tak berarti apa-apa untuk Usher. Ketika tangannya diangkat dalam bentuk kepalan maka putusan pun telah disahkan. Addy dan Hilary akan menjalani hukuman mati hari itu juga.

Semua manusia serigala berkumpul di Tanah Penghakiman. Letaknya di tengah-tengah hutan Amerotha, hutan suci yang menjadi pusat energi mistis Kawanan Frostholm.

Lingkaran manusia serigala mengelilingi panggung penghakiman. Mereka semua diam dan tak ada yang bersuara sedikit pun. Seluruh indra tertuju pada Addy dan Hilary yang telah berada di atas sana.

Hening menyelimuti. Sunyi semakin merayap. Malam datang dan langit tampak suram. Hewan-hewan malam yang biasanya ramai pun mendadak tak terdengar suaranya. Agaknya alam juga tak bisa berbuat apa-apa, juga bungkam untuk takdir yang akan terjadi sebentar lagi.

Usher tiba bersama dengan Garth dan juga Ayla. Sementara Jemma tampak berbaur dengan manusia serigala lainnya, wajahnya menyiratkan penyesalan, tak ada yang bisa dilakukannya.

"Malam ini, hukum tertinggi Kawanan Frostholm akan kembali ditegakkan. Disaksikan oleh purnama, Alpha , dan Dewi Bulan, Addy Roberto Munest dan Hilary Russell akan dijatuhkan hukuman mati."

Suara Ayla memecah keheningan malam. Dipaksanya diri untuk tetap tegar ketika tanpa sengaja matanya bertemu dengan mata Addy dan Hilary. Lalu tanpa suara, ia berbisik.

Moonlit Saga 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang