Vione masa lalu tak berharap banyak tatkala tersadar dari tidur, tepatnya ketika cahaya matahari pagi berhasil menerobos tirai tebal di jendela dan mengusik kedua matanya. Di waktu itu, beberapa detik sebelum dia membuka mata, sekelumit pemikiran menyedihkan sempat terbersit di benaknya. Usher pasti sudah tak ada. Dia pasti sudah pergi.
Walau demikian hati Vione masa lalu memiliki kehendak tersendiri. Logikanya memang memerintahkan agar tak berharap, tetapi hatinya melakukan hal yang bertolak belakang. Nyatanya, jauh di hatinya yang terdalam, dia ingin melihat Usher ketika perrtama kali membuka mata. Dia ingin Usher menjadi orang yang pertama dilihatnya sebelum memulai hari.
Vione masa lalu menarik napas dalam-dalam, lalu membuka mata. Dikuatkannya hati sembari membalikkan tubuh dan rasa nyeri terasa menyentak-nyentak jantungnya. Dugaanku benar. Usher sudah pergi.
Butuh waktu sejenak untuk Vione masa lalu bisa menguasai diri dari terpaan rasa kecewa. Ditenangkannya diri sendiri dengan berulang kali berkata. "Kau tahu, ini bukanlah kali pertama Usher melakukan ini, tetapi bukan berarti dia meremehkanmu atau merendahkanmu. Dia mencintaimu, dia sudah mengatakannya berulang kali padamu. Hanya saja ..." Ada jeda tercipta ketika dia menguatkan diri untuk tersenyum. "... dia terlalu sibuk dengan pekerjaannya. Jadi, memang wajar jika dia harus segera bersiap untuk bekerja."
Berbicara mengenai bersiap untuk bekerja maka mendadak saja Vione masa lalu teringat sesuatu yang penting, yaitu pesan Usher semalam yang memintanya untuk mencampurkan suplemen kesehatan di teh paginya. Maka dia pun bergegas turun dari tempat tidur. Dia segera bersiap dan buru-buru pergi ke ruang makan.
Seorang omega menyambut kedatangan Vione masa lalu. "Selamat pagi, Luna."
"Selamat pagi, Ida," balas Vione masa lalu sembari tersenyum dan terus melangkah masuk. "Apakah sarapan sudah siap?"
Ida Kelly mengangguk. "Sudah, Luna. Semua sudah siap, tetapi apakah mungkin kau menginginkan sesuatu yang lain?"
"Tidak." Vione masa lalu menggeleng dengan langkah yang berhenti tepat di meja makan. Dilihat olehnya semua hidangan telah tersedih, termasuk seteko teh yang kerap menjadi minuman pagi Usher. "Kau boleh melakukan yang lain."
"Baik, Luna."
Selepas kepergian Ida maka Vione masa lalu pun mengeluarkan obat penawar dari dalam saku. Dimasukkannya obat penawar tersebut ke dalam teko teh dan dibiarkannya menjadi homogen. Bersamaan dengan itu, terdengar derap langkah yang membuat jantungnya berdegup kencang.
Vione masa lalu berpaling. "Usher."
"Vione." Usher masa lalu mendekat dengan dahi mengerut. Dilihatnya Vione masa lalu dengan tatapan penuh curiga. "Apa yang sedang kau lakukan?"
Vione masa lalu melongo. "Hah?"
"Kutanya padamu," ujar Usher masa lalu dengan nada ketus. Lalu dia pun duduk di meja makan. "Apa yang sedang kau lakukan?" Dia melihat Vione masa lalu memegang teko tehnya. "Apakah kau yang membuatkanku teh pagi ini?"
Sejenak, Vione masa lalu masih melongo. Setelahnya barulah dia mengerjap sembari menggeleng dengan tergugu. "Ti-tidak. Ida yang membuatkanmu teh, seperti biasanya."
"Oh, baguslah." Usher masa lalu mengembuskan napas dengan lirikan acuh tak acuh. Selain itu, tampak wajahnya menyiratkan suntuk. "Aku hanya tak ingin mendadak diare kalau meminum teh buatanmu."
Bola mata Vione masa lalu membesar. Ucapan Usher membuatnya syok hingga gelagapan, nyaris tak bisa bernapas. "A-apa kau bilang?"
Usher masa lalu tak menjawab. Sebaliknya, dia justru menanyakan hal lain. "Jadi, apa sebenarnya yang kau lakukan di sini?" Dia menuang teh ke cangkir lalu menghidu aroma khasnya. "Kau tidak bermaksud sedang memainkan peran seorang istri yang akan melayani keperluan pagi suaminya bukan? Apakah kau sedang berusaha merayuku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Moonlit Saga 🔞
WerewolfBuat yang belum dewasa, sangat tidak disarankan untuk membaca! **************** Luna tanpa cakar, begitulah orang-orang menyebutnya. Vione Celestie Munest sudah berada di titik tak lagi berharap pada takdir. Hidup tanpa asal-usul yang jelas dan tak...