Usher muda berlari secepat mungkin. Diterabasnya semak belukar yang mengadang jalan. Dilompatinya akar-akar pepohonan yang merintangi langkah. Semua diterjangnya dengan kekhawatiran yang sudah tak terbendung lagi.
Tubuh Usher muda tegang. Jeritan Vione muda seolah menggema tak putus-putus di benak, memicu kepanikan untuk semakin menyengat. Napasnya mulai terengah, tetapi dia tak berhenti berlari. Dia terus berpacu dengan waktu hingga jalan di depannya beubah menjadi buntu.
Lari Usher muda terhenti. Diedarkannya pandangan ke sekitar dengan cepat. Dicobanya untuk menemukan keberadaan Vione muda, tetapi nihil. Hutan tampak hening seperti biasa dan itu membuatnya nyaris putus asa.
Satu erangan bernada rendah tertangkap oleh indra pendengaran Usher muda. Asalnya dari sisi tenggara hutan. Jadilah dia bergegas dan matanya sontak memelotot ketika menyadari bahwa ada jurang terjal yang terlupakan olehnya. Tak ayal lagi, dia segera berlari ke sana dan suara lemah Vione muda menyambutnya.
"Tolong."
Usher muda tak membuang-buang waktu. Dia buru-buru menjatuhkan tubuh di tanah tepat ketika tiba di jurang. Tangannya terulur dan segera meraih tangan Vione muda di waktu yang tepat—genggaman Vione muda pada batu licin di dinding jurang terlepas. Digenggamnya pergelangan tangan Vione muda dengan sekuat tenaga dan di waktu bersamaan, ada sesuatu yang tertangkap oleh matanya.
Dahi Usher muda sedikit mengerut. Dia yakin, dirinya tak salah melihat. Ada seseorang yang baru saja menyelinap pergi di antara pepohonan. Siluetnya terlihat tak asing dan ditebaknya bahwa itu adalah Ned.
Di lain pihak, Vione muda nyaris kehilangan harapan untuk selamat. Jadilah dia memejamkan memejamkan mata, bersiap untuk terjatuh ke dalam jurang. Namun, satu genggaman yang amat erat mengusir bayang menakutkan itu dari dalam benaknya.
"Vione, bertahanlah. Aku akan menyelamatkanmu."
Vione muda tertegun. Suara itu amat familier di telinganya sehingga dia pun membuka mata dengan perlahan. Wajahnya terangkat dan tatapannya sontak bertemu dengan tatapan Usher muda.
"U-Usher."
Usher tak mengatakan apa-apa lagi ketika fokusnya sedang tertuju untuk mengeluarkan Vione muda dari jurang itu secepat mungkin. Jadilah wajahnya berubah merah dan tampak mengeras hingga rahangnya menjadi kaku, urat-urat pun bertonjolan di dahi. Napas tertahan di dada dan sebulir keringat jatuh dari dagu ketika dia menarik tubuh Vione muda dengan gerakan cepat dan mantap.
Tubuh Usher muda terbanting ke belakang dengan membawa Vione muda turut serta bersamanya. Dia mendarat di tanah dan kedua tangannya segera memeluk tubuh Vione muda. Rengkuhannya kuat seolah ingin memastikan bahwa dia benar-benar berhasil menyelamatkan Vione muda.
"Oh, Tuhan. Vione."
Vione muda menenggelamkan wajah di dada Usher muda. Dia bergeming untuk sesaat. Ketakutan membuatnya lemah dan pelukan Usher muda membuat perasaannya menjadi kacau.
Kehangatan merembes dari sepasang mata Vione muda yang memejam. Air mata mulai menyusup keluar dari sudut mata. Dia mencoba untuk menenangkan diri, lagi pula dia telah selamat dari malapetaka mengerikan yang bisa menghilangkan nyawanya. Namun, sayangnya debar jantung Usher muda yang tak karuan membuatnya jadi luluh lantak seketika.
"Vione," lirih Usher muda sesaat kemudian di sela-sela napasnya yang tersegal parah. Jantungnya berdebar kencang dan dibiarkannya Vione muda mendengarnya. "Kau baik-baik saja bukan?"
Vione muda menggigit bibir bawah. Di dalam pelukan Usher muda, dia mengangguk lemah.
Usher muda membuang napas lega. Ketegangan di tubuhnya berangsung mengendur dan pelukannya melonggar. Sekarang jadilah dia lemas seolah tak ada tenaga sama sekali. Tangannya terjatuh di tanah sementara matanya menatap lurus ke atas, pada langit yang tampak terik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moonlit Saga 🔞
WerewolfBuat yang belum dewasa, sangat tidak disarankan untuk membaca! **************** Luna tanpa cakar, begitulah orang-orang menyebutnya. Vione Celestie Munest sudah berada di titik tak lagi berharap pada takdir. Hidup tanpa asal-usul yang jelas dan tak...