Mireya harus mengakui walau dengan berat hati bahwa situasi saat itu mulai lepas dari kendalinya. Dia merasa geram, tetapi pikirannya masih cukup jernih untuk tidak mengambil risiko. Kemungkinan Cora, Berg, dan Storm menghimpun kekuatan untuk menyerang Istana Kawanan Frostholm membuatnya segera memutar otak, mencoba untuk mengambil langkah antisipasi secepat mungkin.
Lama berpikir, pada akhirnya Mireya menyadari bahwa satu-satunya langkah paling masuk akal yang bisa dilakukannya adalah menyerang Kawanan Frostholm dalam waktu dekat. Dia harus memanfaatkan momentum kekacauan yang tengah terjadi. Terlebih karena disadari olehnya Usher dalam keadaan tak berdaya dan secara harfiah tak ada lagi pemimpin Kawanan Frostholm di Istana. Garth telah mati sementara Cora melarikan diri. Jadilah, bisa dikatakan bahwa Kawanan Frostholm benar-benar kosong untuk saat ini.
Langkah mondar-mandir Mireya berhenti. Pemikiran itu membentuk senyum licik di wajahnya. Mungkin situasi kala itu tak sepenuhnya lepas dari kendalinya. Walau memang rencananya hari itu tidak berjalan dengan sempurna, tetapi ada kesempatan tersendiri yang timbul secara tak disengaja.
Mireya mendeham dengan penuh irama. "Menyerang Istana Kawanan Frostholm saat ini terdengar seperti ide yang menarik."
Untuk itu setidaknya ada dua hal penting yang menjadi prioritas Mireya. Pertama, dia akan menemui Willow dan yang kedua adalah dia harus mendiskusikan rencana tersebut dengan Torin. Dia menyadari bahwa hanya Torinlah orang yang paling mengetahui kesiapan Kawanan Nimbria. Bila dia ingin menyerang Kawanan Frostholm maka dia harus mengetahui seberapa kokoh kekuatan Kawanan Nimbria sekarang.
Tanpa membuang-buang waktu, Mireya segera menghubungi Torin. Panggilannya diangkat dalam waktu singkat dan terdengarlah suara Torin.
"Halo, Mireya."
"Halo, Torin," balas Mireya dan diputuskannya untuk tak berbasa-basi. Mereka tengah berpacu dengan waktu. "Ada yang harus kita diskusikan. Ini mengenai kemungkinan penyerangan ke Istana Kawanan Frostholm. Jadi, apakah kita bisa bertemu malam ini di rumahku?"
"Secepat itu, Mireya?" tanya Torin dengan nada sangsi. "Apakah ada sesuatu yang terjadi?"
Mireya menarik napas sekilas. "Rencana hari ini gagal. Cora, Berg, dan Storm berhasil melarikan diri. Jadi, kupikir kita harus segera menyusun rencana selanjutnya. Kita harus bertindak cepat, Torin. Kalau tidak maka semua usaha kita selama ini bisa saja akan menemui kegagalan."
"Baiklah. Kita bertemu malam ini. Aku akan datang."
Panggilan berakhir dan bertepatan dengan itu terdengarlah ketukan di pintu. Mireya memberikan izin dan Greisy masuk. Dilihat oleh Mireya ada yang aneh dari gelagat Greisy. Jadilah dia langsung bertanya. "Ada apa?"
"Alpha Usher sedang mengamuk di kamar, Nyonya," jawab Greisy dengan wajah tak berdaya. "Aku dan para omega sudah berusaha untuk menenangkannya, tetapi tak bisa. Alpha tetap saja mengamuk."
"Mengamuk?" Mireya mengerutkan dahi dan Greisy mengangguk. Namun, dia tak menganggap itu sebagai hal penting. Jadilah, dia berkata dengan acuh tak acuh. "Kau tahu teh yang sering kuberikan padanya bukan?" Dia melirik pada nakasnya sekilas. "Berikan itu padanya. Nanti dia akan tenang dengan sendirinya."
Greisy mengangguk. "Baik, Nyonya."
Setelah mengambil teh yang dimaksud maka Greisy pun segera pergi. Tinggal Mireya seorang diri di kamar dan dia pun langsung bersiap. Rencananya adalah ingin pergi sebelum matahari benar-benar tenggelam di ufuk barat.
Mireya tak membutuhkan waktu lama untuk bersiap. Sejurus kemudian dia sudah siap dan diambilnya kunci mobil. Dia baru saja akan melangkah menuju pintu ketika justru mendapati ketukan. Ternyata Greisy kembali datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moonlit Saga 🔞
WerewolfBuat yang belum dewasa, sangat tidak disarankan untuk membaca! **************** Luna tanpa cakar, begitulah orang-orang menyebutnya. Vione Celestie Munest sudah berada di titik tak lagi berharap pada takdir. Hidup tanpa asal-usul yang jelas dan tak...