Usher terdiam karena pertanyaan Rowena berhasil menerbitkan setitik harapan di benaknya. Sejujurnya, tak ada yang lebih diharapkannya ketimbang kesempatan kedua, kesempatan di mana dia bisa memperbaiki semua, kesempatan di mana dia bisa menghindari semua peristiwa buruk itu.
Namun, logika Usher mencemooh pertanyaan bernada penawaran itu. Sebabnya, itu terdengar tak masuk akal. Di dunia ini, tak pernah ada kesempatan kedua. Terlebih lagi kesempatan kedua untuk orang yang amat bersalah seperti dirinya.
Sayangnya ada bagian di diri Usher yang justru mengharapkan hal sebaliknya. Bila kesempatan kedua memang ada maka apakah dia bisa mengubah semua yang telah terjadi?
Usher menarik napas dalam-dalam. Kemudian fokusnya pun berpindah. Jadilah dia menatap Rowena dengan dahi mengerut. "Siapa kau?"
"Aku adalah Rowena, seorang penyihir yang sempat mengobatimu dari pengaruh sihir Mireya. Selain itu, aku pun mengenal baik Jemma dan juga Kendrick."
Seketika saja wajah Usher berubah. "Ka-kau mengenal orangtuaku?"
"Sangat baik," jawab Rowena sembari meringis samar. Dadanya terasa berdenyut sehingga dia menarik napas dalam-dalam demi meredakannya. "Kami telah berteman selama bertahun-tahun lamanya. Kami adalah teman baik."
Kenyataan tersebut membuat Usher merasakan guncangan perasaan. Dia mengerang rendah. "Apa kau tahu hal yang telah kulakukan pada teman baikmu?" tanyanya dengan susah payah. Nyaris, dia tak lagi bisa bernapas. "Aku membuat ibuku mati. Aku membuat teman baikmu mati."
Rowena diam. Tak ditanggapinya ucapan Usher ketika dilihat dia melihat betapa besar penyesalan itu di matanya. Jadilah dia membuang napas panjang sembari melihat Vione yang tak pernah melepaskan tangan Usher. Vione terus menggenggam tangan Usher walau dia juga tak mengatakan apa-apa. Di titik itu, tak ada satu kalimat penenang pun yang bisa mendamaikan rasa bersalah yang Usher rasakan.
Sesaat berlalu dan barulah Rowena mengangguk dengan senyum perih. "Aku tahu. Aku tahu apa yang telah kau lakukan pada Jemma. Kau tak mempercayainya padahal kau tahu bahwa dia adalah ibu kandungmu yang pasti akan mempertaruhkan nyawa dan dunianya untukmu."
Usher memejamkan mata dan air mata terus mengalir di pipinya. Penyesalannya semakin dalam seiring dengan waktu yang terus berlalu. Semua ingatan menyedihkan itu terus berputar-putar di dalam kepalanya.
"Aku juga tahu, kau tak mempercayai Ayla sementara dia telah bersumpah untuk mengabdikan jiwa raganya demi Kawanan Frostholm. Kau juga tak mempercayai Garth, Cora, Berg, dan Storm."
Usher menggeleng, tetapi kenyataan tak bisa ditampik begitu saja. Semua yang dikatakan Rowena memang benar.
"Terparah, kau tak mempercayai Vione. Kau bahkan mengkhianatinya."
Kenangan menyakitkan itu melintas di benaknya. Teringat olehnya bagaimana Vione yang mengerang menahan sakit ketika dia memutuskan ikatakan perpasangan mereka. Vione terluka dan dia terus menyakitinya.
"Terlalu banyak yang kau sakiti, Alpha," lanjut Rowena dengan suara bergetar. Dia pun butuh waktu untuk menenangkan diri. "Jadi, kau tak punya pilihan lain selain bertanggungjawab untuk semua. Hanya itulah harga dirimu yang tersisa, bertanggungjawablah untuk kekacauan ini. Kau harus memperbaiki semua."
Kata-kata Rowena menghunjam luka di dada Usher. Jadilah semua kesedihan itu bergumul dan menerbitkan perih tak terkira. "Bagaimana caranya? Katakan padaku, Rowena. Bagaimana caranya sehingga aku bisa memperbaiki ini semua?" tanyanya dengan napas tersengal. Lalu teringatlah olehnya ucapan Rowena tadi. "Kesempatan yang kau katakan tadi, itukah maksudmu? Apakah aku bisa mendapatkan kesempatan kedua?"
"Bisa, Alpha." Rowena menjawab sembari memberikan satu anggukan. "Aku bisa membantumu untuk mendapatkan kesempatan kedua, tetapi ini tak bisa kau lakukan sendiri." Dia melirik Vione sejenak sebelum balik menatap Usher kembali. "Vione harus membantumu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Moonlit Saga 🔞
WerewolfBuat yang belum dewasa, sangat tidak disarankan untuk membaca! **************** Luna tanpa cakar, begitulah orang-orang menyebutnya. Vione Celestie Munest sudah berada di titik tak lagi berharap pada takdir. Hidup tanpa asal-usul yang jelas dan tak...