Disadari oleh Ayla bahwa Vione sudah berada di titik putus asa. Jadilah Vione akan melakukan apa pun agar Usher bisa kembali sembuh. Bahkan Vione pasti tak akan berpikir dua kali untuk menukar nyawanya bila itu bisa mengembalikan Usher ke dunia. Sayangnya tekad Vione tak akan berarti apa-apa tanpa campur tangan Rowena. Tak bisa dipungkiri olehnya bahwa harapan Vione berbenturan dengan prinsip hidup yang selama ini telah Rowena pegang dengan penuh keteguhan.
Rowena tak lagi ingin terlibat dengan permasalahan dunia. Dia sudah menarik diri dari dunia luar.
Walau begitu Ayla tak akan lupa bahwa Rowena pun telah melanggar prinsip itu beberapa waktu lalu, tepatnya ketika dia meminta obat untuk Usher. Jadilah sekarang harapan itu tumbuh. Semoga saja keteguhan Vione akan menyentuh rasa belas kasih Rowena.
"Kumohon, Rowena. Kasihanilah aku. Sembuhkan Usher dan apa pun yang kau inginkan pastilah akan kuberikan."
Rowena tertegun. Wajahnya tertunduk. Dilihatnya Vione yang sekarang memeluk kedua kakinya dengan tangis yang semakin menjadi-jadi. Vione benar-benar tampak putus asa sehingga tanpa sadar matanya pun memanas.
"Aku berjanji, aku akan memberikan semua yang kau inginkan asalkan kau bisa menyembuhkan Usher," pinta Vione sembari memperkuat rengkuhannya di kedua kaki Rowena. "Kumohon, Rowena."
Sesaat, Rowena hanya bergeming dan tiba-tiba saja air matanya menetes. Lalu dia pun menurunkan tubuh dan dipegangnya Vione. Ditatapnya mata basah Vione. "Apakah kau tak masalah bila harus kehilangan nyawamu untuknya?"
Bola mata Ayla membesar. Dia tahu ada banyak praktik sihir yang tak lazim di dunia ini. Namun, bukan berarti dia ingin melihat Vione menukar nyawanya untuk kesembuhan Usher. Diyakininya, Usher pun pasti akan menentang hal tersebut.
Jadilah Ayla maju. "Rowena, kau tidak mung—"
"Aku tak bisa hidup tanpa Usher, Rowena. Jadi, nyawaku pun tak berguna bila tak ada Usher di dunia ini."
"Lalu, apa menurutmu Usher bisa hidup tanpamu?" tanya Rowena yang langsung membuat Vione menjadi bungkam. "Apakah menurutmu Usher akan setuju bila kau mengorbankan diri untuknya?"
Vione tak bisa menjawab. Jadilah matanya terpejam dan dia tak bisa mengatakan apa-apa lagi, hanya tangisnya yang kian menderas seiring waktu berlalu. "Kumohon."
Bayang keputusasaan semakin menggelapkan harapan Vione. Tak ada lagi yang bisa dilakukan olehnya. Jadilah tubuhnya melemas seketika. Semua tenaganya seolah lenyap tanpa tersisa. Rengkuhannya pada kedua kaki Rowena terlepas dan dia meringkuk dengan begitu menyedihkan.
Ayla buru-buru menghampiri Vione. "Vione, tenanglah."
"Aku tak bisa, Ayla," lirih Vione dengan amat memilukan. Sorot mata dan suaranya menyiratkan kesedihan yang sangat dalam. "Aku tak bisa hidup tanpa Usher. Selama ini, hanya dia yang menemaniku. Hanya dia yang menerima kekuranganku. Hanya dia yang mencintaiku dengan semua kekuranganku. Hanya dia yang mencintai serigala tanpa cakar seperti aku."
Tak ada kata-kata yang bisa diucapkan lagi oleh Ayla. Satu-satunya hal yang bisa dilakukannya sekarang adalah menarik Vione ke dalam pelukannya. Dibelainya Vione dengan lembut dan diyakininya bahwa bila ada orang pertama yang melihat kedekatan Vione dan Usher sedari dulu maka pastilah dia orangnya.
Ayla ingat betul, kala itu Vione dan Usher tengah bercanda dengan seekor anak anjing yang imut, lalu muncullah penglihatan itu. Dilihat olehnya, Vione dan Usher bergandengan tangan di sisi danau yang sejuk. Bersama mereka, ada seorang putra dan dua orang putri yang ceria dan sehat. Mereka tampak amat bahagia.
Penglihatan itu selalu didoakan oleh Ayla setiap malam dan di antara semua penglihatannya, inilah yang paling diharapkannya untuk tidak keliru. Dia ingin melihat kebahagiaan itu, tetapi sepertinya ini adalah kali pertama di mana penglihatannya tidak menjadi kenyataan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moonlit Saga 🔞
WerewolfBuat yang belum dewasa, sangat tidak disarankan untuk membaca! **************** Luna tanpa cakar, begitulah orang-orang menyebutnya. Vione Celestie Munest sudah berada di titik tak lagi berharap pada takdir. Hidup tanpa asal-usul yang jelas dan tak...