Regretful Alpha 24

227 16 1
                                    

Usher memejamkan mata dengan dramatis. Wajahnya tampak merah padam dengan rahang mengeras demi menahan amarah yang memuncak. Namun, sedetik kemudian tangan kanannya mengepal dan lantas ditinjunya meja dengan penuh emosi.

Kemarahan yang tengah menguasai Usher benar-benar tak terkira lagi. Harapannya yang semula sudah berada di ambang mata jadi hilang begitu saja dan itu dikarenakan kehadiran Mireya.

Rencana Usher gagal. Usher masa lalu tidak jadi meminum obat penawar yang telah dibuatkan oleh Rowena. Lalu ditambah pula dengan pertengkaran lain yang memercik di antara Usher dan Vione masa lalu. Semua benar-benar berantakan.

Rasa putus asa mencoba untuk hadir dan mempengaruhi tekad Usher. Agaknya sia-sia semua yang telah diusahakannya sampai saat itu. Jadilah sebuah pertanyaan hadir di benaknya. Bagaimana bila masa lalu benar-benar tak bisa diubah?

Secepat pertanyaan itu muncul di benak maka secepat itu pula Usher menggeleng. Diusirnya kemungkinan buruk itu dan buru-buru dihirupnya udara sedalam mungkin. Dia tahu, satu hal yang harus dilakukannya sekarang adalah tetap tenang. Dia tak boleh hanyut dalam gelombang emosi yang bisa membutakan mata dan mengabulkan pikiran jernihnya.

Usher membuka mata sesaat kemudian dan hal yang dilihatnya di monitor adalah Vione masa lalu yang pergi dari ruang makan dengan menahan kecewa dan juga amarah. Jadilah dia sadar bahwa paling tidak prioritasnya sekarang adalah memastikan Vione masa lalu kembali memaafkannya. Setelah itu barulah dia akan menyusun langkah selanjutnya.

*

Itu sungguh bukan pagi yang indah untuk Vione masa lalu. Sebaliknya, itu mungkin adalah salah satu pagi terburuknya sepanjang hidup. Saking buruknya, dia malah tak tahu ingin meluapkan emosinya dengan cara apa. Di satu sisi, dia ingin marah dan membanting semua barang yang ada di sekitar. Sementara di sisi lain, ada air mata yang terus berusaha memberontak.

Langkah cepat membawa Vione masa lalu melintasi lorong Istana dalam waktu singkat. Diabaikannya sapaan para omega dan terus saja dia menuju ke kamar. Dia masuk, lalu berhenti di tengah-tengah ruangan dengan keadaan yang benar-benar tak tertolong lagi.

Tubuh Vione masa lalu gemetar parah, kombinasi antara kemarahan dan kesedihan yang membuatnya nyaris tak mampu berdiri. Namun, dia bertahan dengan mata yang menatap sekeliling kamar, tempat yang menjadi saksi bisu untuk semua kenangan manis antara dirinya dan Usher. Menyedihkannya adalah dinding-dinding yang akrab itu terasa menyesakkan sekarang.

Rasa frustrasi menguasai Vione masa lalu. Jadilah dia menjerit panjang dan lantas dia pun merosot ke lantai. Ditelungkupkannya wajah pada kedua tangan dan sekarang, air mata yang sedari ditahan pun akhirnya mengalir deras, membasahi pipi.

Isak tangis Vione masa lalu terdengar pilu. Semua perasaan dan emosi yang mengguncang diluapkannya dalam rintih yang amat menyayat hati. Kepedihan itu sudah menenggelamkannya begitu dalam. Dia merasa dunianya telah runtuh dengan ingatan peristiwa tadi yang terus berputar di dalam kepala, membuat hatinya semakin teriris.

Vione masa lalu kembali terluka. Padahal baru saja semalam luka itu disembuhkan semalam dengan kata-kata dan sentuhan manis dari Usher.

Wajah Vione berubah sedetik kemudian. Tangisnya terjeda ketika menyadari satu kenyataan ironis yang terjadi berulang kali padanya. Kau benar-benar tega, Usher. Bisa-bisanya kau mempermainkan perasaanku begini. Kau sungguh tak memiliki hati.

Vione masa lalu tak akan menghitung sudah berapa kali skenario yang sama dilakukan oleh Usher. Dia selalu saja disakiti, dirinya kerap direndahkan di depan Mireya, lalu setelahnya Usher akan menemuinya, meminta maaf padanya, dan memujanya sehingga dia merasa menjadi seorang wanita paling cantik di dunia.

Moonlit Saga 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang