"Jadi, apakah besok pagi, ketika aku bangun maka kau sudah tak ada lagi di kamarku, Usher?"
Belaian Usher di lengan atas Vione masa lalu berhenti seketika. Ibu jarinya yang sedari tadi mengusap sontak terdiam. Selain itu, tubuhnya membeku dengan rasa dingin yang tak bisa dia tolak keberadaannya.
Vione masa lalu membuang napas sembari sedikit beringsut di dalam pelukan Usher. Lalu bisa dirasakannya ketegangan di tubuh Usher. Alhasil dia pun memejamkan mata. Agaknya dia tak membutuhkan jawaban lagi.
"Maafkan aku, Vione."
Kali ini Vione masa lalu benar-benar bergeser. Diputuskannya untuk mengubah posisinya berbaring, yaitu membelakangi Usher, hal yang tak pernah dilakukannya selama ini.
Ketegangan Usher semakin menjadi-jadi. Dia benar-benar kaku nyaris seperti patung kayu. "Vione."
"Apakah kau tak memikirkan perasaanku sedikit pun? Apakah kau tak kasihan melihatku yang terus kebingungan dengan semua sikapmu?" tanya Vione masa lalu dengan suara yang bergetar. Pertahanannya sudah berada di ambang batas. "Apakah sesulit itu untukmu jujur padaku dan menceritakan yang sebenarnya tengah terjadi? Sungguh, Usher. Aku adalah pasanganmu, aku adalah lunamu, semestinya kau jujur padaku."
Usher tahu itu, terlebih karena persoalan yang tengah dihadapinya berhubungan dengan keberlangsungan kawanan. Sudah sepatutnya Vione, pasangan dan lunanya, mengetahui hal tersebut.
Sayangnya, ada ucapan Rowena yang menjadi penghalang untuk keinginan Usher. Lagi pula dia pun tak tahu harus memulai dari mana bila memang harus mengungkapkan semua. Tebaknya, itu pastilah akan menjadi hal sulit. Salah bicara maka Vione masa lalu akan mengiranya gila atau sengaja berdusta. Parahnya, situasi bisa saja menjadi semakin kacau dan tak terkendali.
Usher tak bisa mengambil risiko sebesar itu. Lagi pula pikirnya masih ada waktu dan kesempatan. Obat penawar dari Rowena memang telah habis, tetapi nahasnya Usher masa lalu belum sembuh. Maka dari itu prioritasnya adalah kembali memperbaiki hubungan antara Vione masa lalu dan Usher masa lalu, kemudian barulah dia akan meminta obat penawar lagi pada Rowena.
Ide itu terdengar masuk akal dan untuk itu Usher hanya perlu meyakinkan Vione masa lalu. Bukan hanya karena Vione masa lalu bisa membantunya untuk menyadarkan Usher masa lalu, tetapi lebih dari itu. Dia tak ingin kehilangan Vione, baik di masa lalu maupun di masa depan.
Harapan itu mendorong Usher untuk menarik tubuh Vione masa lalu agar kembali berbaring menelentang. Diraihnya dagu Vione masa lalu bersamaan dengan dirinya yang sedikit bangkit dan bertahan pada satu siku. Tatapan mereka bertemu. Lantas dia pun meneguk ludah yang terasa menggumpal di pangkal tenggorokan. Sebabnya, sepasang mata Vione masa lalu menyiratkan kesedihan yang amat dalam.
Usher menguatkan hati. Walau amat menyiksa, tetapi dipaksanya diri untuk terus menatap Vione masa lalu. "Maafkan aku karena tak bisa jujur, Vione, tetapi aku berani bersumpah. Sampai kapan hanya kau yang kucintai. Kau tahu itu, dari dulu hingga batas waktu yang tak tahu akan berakhir kapan, sampai itulah aku mencintaimu. Kau tahu itu, Vione."
Ucapan Usher kembali memercik pergolakan antara perasaan dan akal sehat Vione masa lalu. Jadilah dia mengerang putus asa. "Namun, sampai kapan, Usher? Aku tidak mungkin terus bertahan dalam kebingungan seperti ini. Lagi pula ..." Dia memejamkan mata dengan ekspresi nelangsa. "... aku tak sanggup terus-menerus melihatmu dengan Mireya."
Usher langsung mendekap Vione masa lalu. Ditenangkannya Vione masa lalu. "Aku tahu. Maafkan aku, Vione, tetapi aku bersumpah demi nama kawanan, aku bersumpah demi nyawaku, aku bersumpah demi apa pun, aku sama sekali tak mencintai Mireya. Jadi, kumohon, Vione, percayalah padaku. Kumohon."
Kala itu pergolakan yang terjadi di batin Vione masa lalu sudah tak bisa diungkapkan dengak kata-kata lagi. Sebabnya, ucapan Usher memang terdengar masuk akal. Usher jelas mencintainya jika dilihat dari rekam jejak masa lalu mereka. Sungguh mustahil Usher tak mencintainya setelah semua yang telah terjadi di antara mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moonlit Saga 🔞
WerewolfBuat yang belum dewasa, sangat tidak disarankan untuk membaca! **************** Luna tanpa cakar, begitulah orang-orang menyebutnya. Vione Celestie Munest sudah berada di titik tak lagi berharap pada takdir. Hidup tanpa asal-usul yang jelas dan tak...