Kegaduhan di kamar Usher masih terus berlanjut hingga malam. Greisy yang ditugaskan oleh Mireya untuk menjaga Usher pun akhirnya memutuskan untuk tidak ambil pusing sama sekali. Hanya dipastikan olehnya bahwa Usher tidak keluar dari kamar dan tidak ada seorang pun yang masuk ke kamar. Selain itu, tak dipedulikannya untuk semua yang mungkin saja Usher lakukan di dalam kamar. Bahkan bila Usher terus mengamuk hingga menyakiti diri sendiri pun akan tetap dibiarkan olehnya.
"Jangan buka pintu. Apa pun yang terjadi, seribut apa kegaduhan di dalam kamar Alpha, kalian tak perlu melakukan apa-apa. Biarkan saja," ujar Greisy sembari melihat pada dua orang guard yang berjaga di depan pintu kamar Usher. "Apakah kalian mengerti?"
Kedua orang guard tersebut mengangguk bersamaan, lalu menjawab kompak. "Kami mengerti."
"Bagus dan jangan lupa segera hubungi aku bila terjadi sesuatu."
Setelahnya, Greisy pun pergi dari sana. Dilaluinya lorong panjang dengan suara-suara ribut Usher yang semakin lama semakin pelan terdengar di telinganya. Kala itu, dia sempat mengolok-olok di dalam hati. Benar-benar Alpha yang menyedihkan. Dia memang tidak ada apa-apanya bila dibandingkan dengan Alpha Torin. Sudah sepatutnya Kawanan Nimbria mengambil alih semua yang ada di sini.
Bukan hanya Greisy yang berpendapat demikian. Nyatanya kedua orang guard yang bertugas di depan kamar Usher pun berpikir yang sama. Mereka memang tak mengatakan apa-apa, tetapi sorot mata ketika mereka saling menatap dan lalu menyeringai sudah menunjukkan hal tersebut secara nyata. Terlebih ketika salah satu dari mereka akhirnya tak mampu diri untuk bicara.
"Sepertinya semua akan berakhir sebentar lagi."
Sementara di dalam kamar, itulah yang persisnya dirasakan oleh Usher. Dia yang terus mengamuk merasa hidup dan dunianya memang telah berakhir. Sebabnya, ingatan akan kematian Garth dan Jemma terus berputar-putar di dalam kepala, sama sekali tak bisa disingkirkan. Ketika dia menutup mata maka wajah sengsara Garth dan Jemma langsung muncul menampakkan diri dan ketika dia membuka mata maka bayangan itu seolah menjadi tampilan nyata.
Usher terus menghancurkan seisi kamar. Ditinjunya dinding dan lalu ditendangnya barang-barang. Jadilah keadaan kamar itu semakin hancur berantakan.
Tangan terluka. Tetesan darah mulai merembes dan menetes, berjatuhan sehingga membuat lantai menjadi ternoda. Namun, tak dirasakan olehnya terpaan perih dan sakit berkat kesedihan dan penyesalan yang telah menjajah dirinya dengan teramat dalam.
Usher terjatuh di lantai dengan kedua lutut yang goyah. Jadilah dia bertahan dengan kedua tangan, dicobanya untuk tidak benar-benar tertelungkup. Wajah tertunduk dan perlahan air mata pun merembes dari kedua matanya.
Tenaga Usher telah terkuras. Lemah dan kehampaan membuatnya hanya bisa meratapi nasib sekarang. Perlahan, matanya pun mulai meredup. Lelah membelenggu dan nyaris bisa mengambil alih kesadaran diri. Namun, tiba-tiba saja ucapan pria itu kembali menggema di benaknya.
"Bangkitlah karena banyak yang harus kau lakukan, Usher. Kau harus melindungi Vione dan jangan larut dalam penyesalan. Kau masih memiliki kesempatan sebelum semua menjadi hancur tak tersisa."
Mata Usher membuka lagi dengan nyalang. Napasnya yang semula lemah menjadi menderu. Jantungnya berpacu ketika ada sekilas ingatan melintas di dalam benaknya.
"Semua sudah berakhir, Vione."
"Apa maksudmu, Ayla? Apa yang telah berakhir?"
"Tidak, Ayla. Semua belum berakhir. Semua akan segera membaik. Kalian tak perlu khawatir. Jadi, pastikan kalian menjaga diri dengan baik."
Usher tak tahu kapan dia bertemu dengan Ayla dan Vione, tetapi ingatan itu terasa amat jelas berada di dalam kepalanya. Ingatan itu terasa segar seolah baru saja terjadi dan yang terpenting adalah bisa dirasakan olehnya tekad dan keyakinan kuat merebak di dadanya tatkala dirinya mengatakan hal tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moonlit Saga 🔞
WerewolfBuat yang belum dewasa, sangat tidak disarankan untuk membaca! **************** Luna tanpa cakar, begitulah orang-orang menyebutnya. Vione Celestie Munest sudah berada di titik tak lagi berharap pada takdir. Hidup tanpa asal-usul yang jelas dan tak...