59. PENANGKAPAN

2.7K 103 15
                                    

Happy Reading!!
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian di setiap part-nya🧡

° ° ° ° °

"Udah malem, mending sekarang lo balik, sebelum Bokap lo nyariin."

Serra hanya melirik Mora sebentar, sebelum kembali menghadap ke depan, sambil meneguk minuman sodanya.

Setelah pulang dari rumah Melisa, ketiga gadis itu mampir sebentar ke minimarket untuk membeli minuman dan menenangkan pikirannya. Ketiganya duduk melingkar dengan meja kecil di tengahnya.

Drtt.. Drtt.. Drtt..

Suara handphone Serra berdering, membuat Mora meliriknya, yang kebetulan Serra taruh di atas meja. Mama Serra menelponnya.

"Mending lo balik sekarang, besok baru kita pikirin lagi, gimana caranya buat bales Erland. Lagian kita juga gak tau kan, Erland lagi ada di mana?" ucap Mora, mencoba untuk memberi pengertian kepada sahabatnya itu.

"Oh my gosh!" Serra maupun Mora menoleh, menatap Milka yang sedari tadi sibuk dengan handphonenya.

"Gue tau, di mana Erland sekarang," ucap Milka, tanpa menatap kedua sahabatnya. Setelah itu, Milka memperlihatkan handphonenya kepada mereka, di mana story instagram Abian, yang mengunggah sebuah foto Arion dan Erland sedang bersiap untuk balapan di sirkuit.

Drtt.. Drtt.. Drtt..

Handphone Serra kembali berdering. Kali ini Papanya yang menelpon gadis itu. Serra sama sekali tidak mengangkat panggilan itu, begitu juga dengan panggilan Mamanya tadi. Serra hanya mendiamkan panggilan itu yang terus saja berdering.

Begitu panggilannya mati, Serra segera mengambil handphonenya, dan memasukkannya ke dalam saku celananya. Setelah itu, Serra meraih kunci motornya, dan berlari kecil untuk menghampiri motornya.

"Ser, mau ke mana?" tanya Mora, begitu melihat Serra yang baru saja memakai helm full facenya.

"Samperin pembunuh itu. Lo berdua kalo gak mau ikut balik aja," jawab Serra, sebelum menjalankan motornya untuk menuju ke sirkuit.

"Dasar keras kepala!" desis Mora, saat melihat Serra yang sudah menjauh dari pandangannya.

"Mor, KITA GAK BISA BIARIN SERRA SENDIRIAN!" jeritnya histeris, yang setelah itu menarik tangan Mora untuk masuk ke dalam mobilnya. Mau bagaimana juga, mereka harus tetap menyusul Serra.

° ° ° ° °

Brum.. Brum.. Brum..

Suara deruman motor yang saling sahut-menyahut itu, membuat orang-orang yang berada di sekitarnya saling bersorak ria. Suasana malam ini, terasa begitu ramai.

Arion dan Erland. Dua musuh yang kini sudah bersiap di atas motornya itu, saling melempar tatapan sengit di balik helm full facenya. Mereka akan melakukan balapan lagi setelah dulu Erland kalah dari Arion.

"Heran gue, udah sering kalah, tapi masih tetep aja nantangin," sarkas Kevin, yang berdiri tepat di samping tubuh Baron.

"Kayak gak tau Erland aja. Mungkin tuh bocah masih punya stok buat nahan malu kalik," balas Baron, yang mendapat kekehan dari Kevin.

"Nanti jangan lupa di rekam kalo bocah itu kalah lagi," timpal Abian, yang sempat mendengar obrolan mereka berdua.

Baron menyeringai tipis, yang setelah itu mengacungkan satu jempolnya kepada Abian.

SERIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang