Past

217 33 0
                                    

.
.
.

🎶 Niki - Take A Chance With Me

.
.
.

Aku yang sudah 2 jam mengikuti mobil, kini merasa sedikit familiar dengan area sekitar.

Aku yakin pernah melewati jalan ini.

Bersamaan dengan itu mobil berhenti mendadak, membuatku juga ikut berhenti.

"Apa kita sudah sampai?".
Penasaran Lucas.

Aku menatap kearah air terjun yang mengalir deras dan kondisi tempat juga sudah terlihat sangat kacau.

~~~

"Rakha... bisakah kau kepang kan rambutku?".

.
.

"Arthur, apa itu cacing yang ada didalam otakku?".

.
.

"Arthur, apa kau mau nitip sesuatu?",

"Iya aku nitip bunga sembilan ya".

.
.

"Kau gila sekali bekerja, makanlah jangan lupakan kesehatanmu".

~~~

"Kita sudah sampai Lucas" jawabku yang merasa benar-benar sudah sampai ditempat Arthur.

"Benarkah?--" Lucas turun dari motor, dia menatap tidak percaya kearah air terjun.

"-- kalian yakin kita sudah sampai?" ragu nya, masih bingung dimana lab Arthur.

"Ikut saja, kau akan tau nanti" timpal Gibran langsung memandu jalan kami.

Aku berjalan paling belakang sembari menggandeng Gio, sekilas beberapa ingatan muncul begitu saja di benakku.

Gibran tanpa ragu-ragu berjalan memasuki air terjun membuat sekujur tubuhnya basah.

Kami hanya mengikuti, dan merasa hawa dingin langsung menusuk ke tulangku.

"Huh... dingin"
gigil Gio.

Gibran terus melangkah, sampai sebuah batu besar langsung menghalangi jalan kami.

"Goa ini buntu?"
bingung Nathan.

"Tidak." Gibran menggeleng disertai senyuman tipis.

"Hak!" dia mendorong batu tersebut, seketika menampakan sebuah bangunan menakjubkan langsung mencuri perhatian kami.

"Woah"
kagum Lucas dan Gio kompak.

"Arthur, membuat lab didalam goa?"
cengang Lucas, tidak percaya.

"Ya, ayo!"
Gibran berjalan turun.

"Hati-hati Gio". Himbau ku sembari menyeimbangkan diri agar tidak jatuh.

Kami berlima sampai dihalaman depan lab,
netraku menangkap sebuah lampu kupu-kupu.

~~~

"Rini, saat kau bosan nanti... kau bisa bersantai bersama lampu kupu-kupu ini". Ucap Gibran memperlihatkan hasil buatannya.

~~~

"Gibran, apa lampu ini buatanmu?"
tanyaku mencoba memastikan.

"... Kau mengingatnya?"
respon Gibran dengan tatapan senang.

"Hanya sedikit".

Aku kembali mengalihkan pandangan ke depan, Gibran tersenyum kecil, dia langsung memasukkan sebuah sandi.

KOTA ZOMBIE 2 (Ambang Kematian) ✔ [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang