Aku masuk ke dalam kamar, merebahkan diri disamping Gio.
Saat aku hendak menutup mata, aku merasakan sesuatu yang basah menetes ke tanganku. Aku kembali membuka mata saat melihat Gio yang tiba-tiba menangis.
"Jangan tinggalkan aku, kumohon..." Gumamnya seolah sedang bermimpi buruk.
Aku bergegas membawa Gio kedalam pelukanku, mencoba meredakan mimpi buruknya.
"Tenang saja Gio, kau akan dapat rumah baru yang lebih bahagia"
🍀***🍀
Keesokan paginya aku terbangun, merasa terusik dengan cahaya matahari pagi. Aku menguap sejenak, masih melihat Gio yang tertidur lelap.
Aku berjalan ke jendela kamar yang sudah terbuka, mungkin Nathan membukakannya untuk membangunkan ku.
Aku berjalan mendekati jendela ingin melihat keluar.
Dari sini aku melihat Lucas yang sekarang terlihat fokus pada Gibran. dia mengalihkan pandangannya langsung melihatku.
"Rini!" Lucas melambaikan tangan agar aku mendekat.
Aku segera berjalan keluar untuk menemui Lucas.
🍀
.
.
.
🍀"Ada apa Lucas?" Tanyaku melihat raut wajahnya sekarang telah berubah.
"Rini penawarnya sudah selesai dibuat" Kata Lucas memberitahu.
"Itu bagus Lucas, tapi apa yang membuatmu sedih?" Firasatku tiba-tiba terasa buruk.
"Penawarnya hanya bisa digunakan satu kali---"
"Antara aku dan Gio" Tebakku sudah tau kelanjutan perkataan Lucas.
"Ya" Jawabnya dengan anggukan kecil.
"Berikan saja pada Gio, lagi pula penawar itu juga tidak akan bekerja di tubuhku" Kataku sudah benar-benar rela untuk mati.
"Tapi Rini"
"Kau tau kan Lucas, semua ini tidak akan 100% kembali normal jika aku belum mati... Walau penawar sudah disebar, semua itu tidak akan meredakan apa-apa jika pemimpin mereka belum mati"
"Apa! Kau sedang melantur apa Rini" Kata Lucas kaget mendengar perkataanku.
Aku tersenyum kecil menahan air mataku.
KAMU SEDANG MEMBACA
KOTA ZOMBIE 2 (Ambang Kematian) ✔ [Revisi]
Mistério / Suspense(Seri kedua : Kota Zombie) ✔ Ramalan perang dunia ke-tiga, aku pernah mendengarnya, aku pikir perang itu hanyalah perang besar pada umumnya. Tetapi, perang dunia ke-tiga kali ini ternyata lebih besar dari apa yang telah ku duga. Dan sebuah kenyataan...