Together

176 29 4
                                    

"Itu dia!" Tunjuk Dina pada tubuh Nathan yang sekarang tergeletak tidak berdaya.

Denis buru-buru memapah tubuh Nathan untuk di bawa ke lab, setidaknya segera mendapatkan penanganan.

"Eh Denis!" Celetuk Dina kaget.

"Apa?"

"Gigitannya tertutup"

"Apa!" Denis mengecek tangan Nathan yang tergigit dan benar saja luka gigitannya perlahan mulai memudar menjadi kulit biasa yang tanpa tersentuh zombie.

"Kita harus mengeceknya" Denis bergegas membawa Nathan lebih cepat.

Tidak berselang lama, mereka sampai di lab... Denis buru-buru memasangkan beberapa selang lalu menatap layar komputernya lekat.

Sedangkan Dina kini mulai mengecek kondisi detak jantung Nathan yang berdebar lebih cepat.

Analisis sedang dalam proses

Denis menunggu kacau, ketika layar komputernya langsung memberitahu.

"Oo..." Dagu Denis mengangguk.
"Dia kebal"

"Kebal?" Dahi Dina berkerut.

"Ya, dia tidak akan mempan jika terinfeksi apapun... Dengan kata lain dia adalah penawar"

"Tapi apa yang menyebabkan dia seperti itu?" Tanya Dina heran.

Denis tidak menjawab, dia kembali mengecek beberapa saat.
"Oh aku tau..."

"Itu karena darah Nathan berbeda dengan darah orang pada umumnya" Tambah Denis setelah mengecek lebih dalam.
"Darah Nathan sangat langka, gol darahnya Rhnull"

"Gol darah Rhnull? Bukannya darah itu sering disebut dengan darah emas?"

"Ya, dan Nathan memliki darah itu" Angguk Denis mengiyakan.

"Seiring berjalannya waktu dia akan sembuh dengan sendirinya... Walau sesekali akan mengalami efeknya saja. Tapi itu tidak akan berdampak fatal" Jelas Denis kembali karena di les nya dulu pernah membasah gol darah ini.

"Tuhan masih berpihak padanya, Denis" Dina menatap wajah Nathan.

🍀°°°🍀

"Eve? Bagaimana kondisi Hanah?" Tanya Alma masih cemas karena suhu tubuh Hanah yang naik.

"Kita butuh obat Alma"

"Jalan satu-satunya kita harus kembali ke camp... Untuk mencari obat di tengah gelapnya kabut itu sangat mustahil" Geleng Kap. Dania.

"Baiklah kita masih punya waktu 2 hari untuk menyelamatkan Hanah" Evelyn mengiyakan.

"Kalau begitu ayo, helikopterku terparkir tidak jauh dari sini" Ajak Andra agar mereka bergegas.

"Aku tidak akan memaafkan Vivian" Gumam Alma perlahan menggendong Hanah didepan berlari sekencang mungkin.

🍀°°°🍀

Waktu sudah berganti pagi, sekitar pukul 06:36. Sebentar lagi kami akan sampai di lab 2.

"Lihat! Lab 2 sama sekali tidak tertutup kabut!" Tunjuk Lucas melihat wilayah lab 2 sangat cerah terkena sinar matahari.

"Kenapa bisa?" Tanyaku bingung.

"Karena lab itu tidak pernah di jamah zombie" Rakha menyela.

"Apa kita bisa tinggal disana?" Tanya Gio antusias.

"Ya, Gio jika mereka mau menerima kita" Ku usap rambutnya perlahan.

Speedboat kami berhenti, saat itu aku bisa merasakan cahaya matahari yang langsung menyengat kulitku.

KOTA ZOMBIE 2 (Ambang Kematian) ✔ [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang