Drug

270 37 1
                                    

.
.
.

🎶 Aziz Hedra - Somebody Pleasure [1 hour]

.
.
.

"Huh... huh..." napas ku tersengal hebat, merutuki nasib lutut yang semakin berdarah.

"Kau semakin parah"
Nathan merangkul bahuku.

"Aku baik-baik saja" aku mengangguk cepat agar dia tidak khawatir.

"Gini saja kita masuk kedalam hutan untuk mencari tanaman yang dapat mengobati lututmu" saran Lucas, karena itu adalah obat satu-satunya.

"Ya, Lucas benar"
setuju.

"Apa kau masih bisa berjalan?" Nathan tampak memastikan kondisiku.

"Iya aku bisa"
aku kembali fokus.

Kami berlima berjalan pelan ditengah kesunyian, sesekali aku mendapati Gio yang masih berjalan menundukkan kepalanya.

"Lucas... kau darimana?"
sela Gibran ditengah keheningan.

"Aku dari gunung, tepatnya... di rumah magister Nicholas"
jawab Lucas tentang asal usulnya.

"Kalau dari gunung, kenapa kau bisa sampai disini?"
tanya Gibran lagi.

"Miko dan Siska merekrut ku agar bergabung--" penjelasan Lucas terhenti, ketika Gibran menghentikan langkahnya.

"Tunggu, kau bilang Miko dan Siska? mereka disini!?" mata Gibran menatap Lucas tidak percaya.

"Iya"

"... Sialan!"
kesal Gibran tiba-tiba.

"Apa kau baik-baik saja?"
tanya Lucas.

"... Ya".
Gibran mengangguk dan kembali berjalan.

~~~

"Ini... kata Arthur aku harus memberikan penawar ini kepada orang yang ku percaya".

.
.
.

"Arthur, kenalkan dia Rini...",

"Rini",

"Arthur".

.
.
.

"Kalian akrab ya" tanyaku dengan seseorang yang sedang mengepang rambutku. Tidak lain adalah Gibran.

"Iyalah dia kan adik ku".
Jawabnya.

~~~

"Hss!!" aku merintih saat mendapat ingatan samar itu.

Nging!!

Telingaku berdenging keras.

"Rini mut--" Lucas hendak mengatakan tentang Mutan, tapi aku segera mengisyaratkan agar dia tidak mengatakan apapun tentang mutan.

Grep!

"Kak, kau kenapa?" tanya Gio mulai menggenggam tanganku.

Nging!!!

Aku tidak bisa menjawab pertanyaan mereka, pandangan ku seolah berputar.

"Ayo!" Gibran tiba-tiba saja berjongkok di hadapanku.

"A--apa?"
bingung ku.

"Naiklah ke punggungku, aku akan menggendong mu"
perintahnya.

"Iya naiklah Rin"
setuju Nathan.

Aku patuh, dan mulai naik di punggungnya. Gibran dengan kuat menggendongku, aku mencoba merilekskan tubuh, dan mulai tiduran di bahunya.

Mereka kembali melangkah, sampai Gio mulai penasaran dengan Lucas.

KOTA ZOMBIE 2 (Ambang Kematian) ✔ [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang