-Rest 2-

176 29 4
                                    

Kami melanjutkan perjalanan ditengah siang yang akan berganti sore.

"Apa kau dulu pernah pacaran Rini?" Tukas Nathan langsung di tatap sinis olehku.

"Entahlah... Mungkin, Tidak" Gelengku cepat, lagian dulu aku lebih suka menyendiri... Mungkin.
"Jangan bilang kau yang dulu pernah pacaran" Ku lempar kembali pertanyaan yang sama.

"Aku... Ya" Nathan mengiyakan membuat ekspresiku seketika datar.

"Dengan siapa?" Kataku masih penasaran.

"... Dengan kau" Nathan tersenyum lebar berhasil membuat istrinya cemburu.

"Nathan!!"

Plak!

Aku memukul lengannya keras.

"Hahaha... Kau lucu jika sedang cemburu"

"Diem!" Ku pelototi Nathan.

"Lihat ada tempat penajam senjata" Tunjuk Nathan membuatku langsung ingin kesana.

"Ayo kita kesana, aku butuh mengasah cutterku" Aku menarik tangan Nathan.

"Kau yakin... Apa kau tidak mau mencoba baju atau barang-barang cewek lainnya" Tanya Nathan tapi tetap mengikuti.

"Gak usah... Gak penting" Responku bodo amat.

"Haha" Kekeh Nathan pelan.

"Misi pak" Sapaku pada seorang pria tua yang kini sedang duduk bersantai mengipasi dirinya.

"Eh iya... Apa kalian mau mengasah senjata atau yang lain?" Tanyanya sudah menebak.

"Ini pak, aku mau ngasah cutter" Ku berikan cutter padanya.

"Oh, baiklah..." Dia menerimanya memperhatikan cutter ku lekat.

"Ini cutter dari tahun kapan?" Tanya si pria setelah memperhatikan cukup detail.

"Mungkin dari tahun 2023"

"Lama ya... Tapi ini masih tajam" Si pria mulai mengasah cutter ku.

Sedangkan kami berdua duduk disebuah balok kayu menunggu.

"Sayang... Aku mau bunga dandelion" Suara rengekan seorang perempuan terdengar.

"Dandelion, tapi bunga itu ada di kawasan paling berbahaya sayang"

"Ck... Ih aku mau" Paksanya manja.

Nathan yang juga mendengarnya tetiba menyikut lenganku.

Aku menoleh bingung kearahnya.

"Apa kita tidak ada panggilan khusus satu sama lain?" Tanya Nathan ingin di panggil dengan nama khusus juga.

"Kau mau di panggil apa... Husband?" Jawabku datar.

"Itu terlalu basi, yang lain mungkin" Mohon Nathan.

"Nathan, jangan mulai obrolan seperti ini di tempat umum" Hentiku tidak mau di buat salah tingkah olehnya.

"Kenapa apa kau malu" Nathan menampilkan senyuman tipis.

"... Tidak" Gelengku cepat.

"Ini sudah" Pria itu memberikan cutter padaku.

"Terima kasih" Aku menerimanya.

Nathan membayar, sedangkan aku hanya menerima hasilnya saja. Hehe...

"Kalian pasangan yang baru menikah kemarin kan" Tebaknya.

"Iya pak benar" Angguk Nathan.

"Kebetulan malam nanti ada malam bintang seribu... Kalian mungkin bisa melihatnya bersama" Beritahunya membuat Nathan langsung mengajakku untuk melihatnya nanti.

KOTA ZOMBIE 2 (Ambang Kematian) ✔ [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang