Jakarta 2028
Aku terbangun dengan rasa pusing yang memenuhi kepalaku.
"Rini... Kau sudah sadar?" Nathan segera menurunkan tubuhku perlahan.
"Apa yang terjadi?" Tanyaku masih linglung.
"Kau pingsan setelah mengendalikan zombie tadi" Jelas Nathan singkat.
Mendengar itu membuatku kembali teringat, akan tanganku yang tiba-tiba terangkat sendiri.
Aku menggeleng pelan memilih melupakannya saja.
"Sampai dimana kita sekarang?" Tanyaku membuka suara.
"Kita sampai di Jakarta" Jawab Gibran membuat ku langsung menatap lurus memperhatikan kota di depanku.
"Jakarta?" Gumamku lirih memperhatikan sekeliling.
.
."Siapa namamu?"
"Aku Rini, ini Gio, dan dia Alma. Kalau kalian?"
"Aku Rendi dan Ini Kapten Nathan"
.
."Kemana kita akan pergi?"
"Kita akan pergi ke perbatasan kota"
.
."Hey! Kenapa kau pergi kesana! Itu bukan jalan ke perbatasan kota"
"Aku tidak perduli, aku harus mencari Hanah"
.
."Tempat ini" Celetukku pelan merasa dejavu.
"Apa kita pernah kesini, aku merasa sangat aneh" Kata Nathan merasakan hal yang sama seperti ku juga.
"Ya aku rasa begitu, sepertinya aku punya banyak kenangan disini" Kataku terus berjalan menyusuri kota yang sekarang sudah ditinggalkan.
"Apa dulu kau tinggal disini?" Tanya Gibran mencoba mengingatkan.
"Aku tidak tau? Aku lupa" Gelengku pelan.
"Apa kota ini sudah menjadi kota mati?" Tanya Lucas melihat mobil yang terbengkalai.
"Ya, setelah beberapa orang pulih dari zombie. Mereka hilang ingatan, jadi Kolonel menyuruh agar orang-orang ini di pindahkan ke kota yang lebih aman" Jelas Gibran alasan kota ini di tinggalkan dan dibiarkan mati.
"Lalu jika mereka ingat? Apa mereka tidak mau kembali?" Tanya Lucas masih penasaran.
"Tidak, mereka sudah nyaman di kota baru. Hidup tentram tanpa ada zombie yang bisa masuk" Jawab Gibran lagi.
"Oh" Angguk Lucas mengerti.
"Itu menara apa?" Tunjuk Gio ke sebuah menara yang sangat tinggi.
"Itu monumen nasional atau biasa disingkat monas, Gio" Jawab Gibran sembari memberikan ilmu baru.
"Oh" Balas Gio singkat.
Kami terus berjalan ketika ku temukan tempat parkiran motor yang mengingatkanku akan momen dulu.
.
."DAAH ALMA MAKASIH UANGNYA!"
"AWAS KAU RINI!!"
.
.Aku tersenyum kecil mengingat momen singkat itu.
"Itu apa!?" Tunjuk Gio penasaran dengan sebuah gerobak.
KAMU SEDANG MEMBACA
KOTA ZOMBIE 2 (Ambang Kematian) ✔ [Revisi]
Misteri / Thriller(Seri kedua : Kota Zombie) ✔ Ramalan perang dunia ke-tiga, aku pernah mendengarnya, aku pikir perang itu hanyalah perang besar pada umumnya. Tetapi, perang dunia ke-tiga kali ini ternyata lebih besar dari apa yang telah ku duga. Dan sebuah kenyataan...