Drap!
Drap!
Langkah terburu-buru dari dua arah kini terdengar di sebuah dermaga dengan deretan speedboat di sampingnya.
"Huh?" Lucas menghela napas sejenak.
"Kalian?" Celetuk seseorang.
Lucas dan yang lain menoleh, langsung menangkap Rakha bersama dengan keempat orang lainnya.
"Kalian? Sedang apa disini?" Tanya Gibran langsung.
"Kami akan menyusul Rini" Sahut Rakha jujur.
"Rini!" Nathan menyelip.
"Ada apa dengannya?""Rini telah dibawa oleh Miko" Jawab Rakha melontarkan tatapan cemas.
"Shit!" Umpat Nathan saat tau Rini di bawa pergi.
Nathan yakin Miko pasti sedang menjebak keluarga Taran.
"Kemana mereka membawa Rini?" Tanya Gibran memotong kegelisahan Nathan.
"Lab tengah pulau" Sahut Rafa sempat mendengar obrolan Miko dan Rini.
"Tujuan kita sama, lebih baik kita bergabung" Sela Jenderal J. ingin membuat sebuah tim.
"Baiklah" Nathan mengiyakan tanpa pikir panjang.
"Kita tim sekarang" Jenderal tersenyum kecil.
"Siapkan speedboat sekarang" Sela Laksamana Farhan berlari lebih dulu.
Mereka semua mengikuti, kompak menaiki speedboat secepat mungkin.
🍀°°°🍀
"Huh... Huh!" Napas mereka sudah benar-benar tersengal hebat.
Evelyn terduduk lemah di tanah menangis deras melihat fakta Lizzie mati didepannya.
"Eve... Tenang" Dina memeluk bahu Evelyn.
"Lepaskan aku!" Bentaknya keras.
"Lizzie mati karena ku! Dia mati karena ku!!!" Teriaknya keras.Alma duduk dihadapan Evelyn menggenggam erat tangannya.
"Lihat aku... Lihat aku Evelyn!" Alma menangkup wajah Eve yang benar-benar basah oleh air mata dan hujan."Dia mati karenaku Alma" Gelengnya perlahan.
"Tidak" Bantah Alma.
"Jangan berpikiran negatif Eve! Dia sudah menjadi pahlawan oke!... " Ucapnya mencoba membuat Evelyn terus berpikir positif."Aku tidak bisa"
"Kau bisa! Kita akan bangkit bersama-sama..." Tambah Alma terus membujuk.
"Semua akan baik-baik saja jika kau bangkit"Evelyn diam hanya menangis sesenggukan.
Grep!
Alma segera memeluk Evelyn hangat.
Beep!
Beep!
Alarm di jam Denis berbunyi.
"Dina kau harus pergi sekarang" Perintah Denis, tau kalau jika Dina tidak segera kembali dia pasti akan dibunuh oleh Miko."Tidak, aku ingin mengantarkan Alma juga" Tolak Dina cepat.
"Dina!" Tekan Denis tajam.
Alma melepas pelukannya, berdiri berjalan menghadap Dina.
"Pergilah Dina""No!"
Matanya mulai berair.Alma membentangkan kedua tangannya.
"Mau berpelukan untuk sekian lamanya?"Grep!
Dina langsung memeluk tubuh Alma, tidak menyangka mereka akan kembali berpisah.
"Aku harap kita bisa seperti dulu lagi"
KAMU SEDANG MEMBACA
KOTA ZOMBIE 2 (Ambang Kematian) ✔ [Revisi]
Mystery / Thriller(Seri kedua : Kota Zombie) ✔ Ramalan perang dunia ke-tiga, aku pernah mendengarnya, aku pikir perang itu hanyalah perang besar pada umumnya. Tetapi, perang dunia ke-tiga kali ini ternyata lebih besar dari apa yang telah ku duga. Dan sebuah kenyataan...