Tok!
Tok!
Ketukan di pintu terdengar, dengan seorang gadis berambut keriting yang sedang berdiri memegangi sebuah bunga, yang tersimpan rapi dalam sebuah kotak.
"Masuk!"
Mendengar sahutan dari dalam, gadis tersebut yang tidak lain adalah Siya kini berjalan memasuki ruangan prof. Fernandez
"Ah? Siya, kau datang dengan bunga itu?" Prof meletakan handphonenya keatas meja lalu menyuruh Siya duduk.
"Iya prof, ini bunga star night yang saya maksud. Maafkan, saya karena sudah merusak bunga star night kemarin..." Siya meminta maaf lalu meletakan bunga tersebut keatas meja.
"Ya, ya" Prof hanya mengangguk lalu mengambil cepat bunga tersebut.
Prof mengeceknya, dan mulai tersenyum licik.
"Terima kasih Siya, dengan begini kau telah membantuku" Prof berdiri membawa kotak tersebut ke sebuah rak.
"Membantu? Membantu apa prof?" Tanya Siya bingung.
"Kau membantuku untuk menjadi pahlawan..." Profesor berbalik lalu berjalan kembali ke kursinya.
Siya diam masih merasa bingung
"Kau dengar soal penawar zombie?" Lanjut prof bertanya pada Siya.
"Tentu" Siya mengangguk cepat.
"Dan, sebentar lagi kau akan mendengar salah satu dari pahlawan baru itu" Prof memutar mug nya.
"Pahlawan baru? Maksud prof, prof mau jadi bagian dari beberapa pejuang yang membawa penawar zombie?" Siya menatap Prof dengan tatapan tidak percaya.
"Ya, dan setelah itu aku akan menghancurkan mereka hingga berkeping-keping" Prof mengepal tangannya seolah sebentar lagi dunia ini akan menjadi miliknya.
Siya yang diam tertegun, mulai menyesal memberikan bunga tersebut pada profesor.
"Dan satu lagi Siya, jangan katakan pada siapapun tentang masalah ini... Atau aku akan membuat hidupmu semakin sengsara" Ancam prof dengan tatapan mengintimidasi.
"E... E ba-- baik prof" Siya yang lemah, hanya bisa mengangguk dan tutup mulut akan semua ini.
🍀***🍀
"Lalu apa yang dilakukan dia selanjutnya?" Tanya ku setelah mendengar cerita keseluruhan dari Siya.
"Aku tidak tau apa yang dilakukan profesor setelah itu" Geleng Siya tidak tau.
"Kau tau ruangan profesor kan?" Tanya ku.
"Iya tentu saja" Siya mengangguk.
"Kau bisa mengantarkan kami?" Tanya ku lagi.
Siya terdiam, ragu untuk menjawab
"Tidak papa Siya, ada mereka dan kami bersamamu" Riko menepuk bahu Siya agar tidak khawatir.
"... Baiklah, aku akan mengantarkan kalian" Siya mengiyakan walau masih merasa ragu.
"Bagus" Aku mengangguk dan memberikannya sebuah senyuman.
"Lihatlah, entah apa yang Siya lakukan? Sampai-sampai mereka bisa dekat dan mengobrol seperti itu" Ucap Alya sirik sembari diobati oleh Noor.
"Sudahlah Al! Diem nanti kita babak belur lagi" Noor menepuk bahu Alya agar diam.
"Aku tidak bisa diam! Kenapa jalang seperti itu bisa dekat dengan mereka" Gerutu Alya yang masih iri.
"Karena Siya adalah orang baik yang harus kami jaga" Celetuk Nathan yang membuat mereka berdua gelagapan panik.
KAMU SEDANG MEMBACA
KOTA ZOMBIE 2 (Ambang Kematian) ✔ [Revisi]
Misteri / Thriller(Seri kedua : Kota Zombie) ✔ Ramalan perang dunia ke-tiga, aku pernah mendengarnya, aku pikir perang itu hanyalah perang besar pada umumnya. Tetapi, perang dunia ke-tiga kali ini ternyata lebih besar dari apa yang telah ku duga. Dan sebuah kenyataan...