Setelah kedatangan Brilly tadi, acara di bubarkan dengan alasan karena sudah larut malam.
Kami bergegas pulang ke rumah dengan rasa yang lelah.
"Aduh, ternyata pernikahan semerepotkan itu" Gumam Rakha lelah langsung merebahkan dirinya diatas sofa.
"Ayo Gio apa kau juga lelah" Ajak ku dan langsung di angguk cepat olehnya.
Ku antarkan Gio masuk kedalam kamar menemaninya tidur sebentar.
"Heh Nathan" Bisik Gibran yang sekarang duduk di sofa panjang.
"Apa" Jawabnya datar kini sedang melepas jaketnya bersiap mandi.
"Jangan lupa nanti" Ledek Gibran langsung tertawa bareng Rakha.
"Emangnya ada apa?" Timpal Lucas polos.
"Kau anak kecil gak usah tau" Rakha melempar satu permen pada Lucas.
"Oh" Lucas mengiyakan saja, langsung mengambil permen itu.
"Emang nanti ada apa?" Tanya Nathan menyingsingkan lengannya.
"Sok polos bener dah kau" Ejek Gibran yakin Nathan tidak sepolos itu.
"Sudahlah aku mau mandi, malas denger obrolan basi kalian" Nathan beranjak pergi masuk ke dalam kamar mandi.
"Hahaha, merah tuh mukanya kayak kepiting rebus" Tawa Rakha semakin pecah.
"Orang-orang aneh" Geleng Lucas tidak paham.
"Lucas kalau kau udah dewasa nanti, kau nikah sama siapa ya?" Pikir Gibran mulai meledek Lucas.
"Hm?" Lucas berpikir sejenak.
"Mungkin dokter""Kalau gitu sama Hanah aja" Tawar Rakha antusias.
"Dia cita-citanya juga jadi dokter""Hanah? Siapa dia" Tanya Lucas tidak tau.
"Sepupu Rini, sekaligus anakku" Kekeh Rakha.
Buk!
Gibran melempar bantal sofa kewajah Rakha.
"Udah pengin banget punya anak ya""Umurnya berapa?" Tanya Lucas lagi seolah kalau dewasa nanti memang akan melamar Hanah.
"Sekarang masih 8 tahun" Sahut Rakha mulai menatap lurus kearah Gibran memberi kode untuk meledek Lucas.
"Iya, kau dan dia cuman beda 4 tahun" Gibran mengangkat kedua alisnya.
"Entahlah, aku masih kecil... Jangan bahas kayak gitu" Gidik Lucas tidak mau membahas pernikahan di usia 12 tahun.
"Haha... Tapi jangan lupa ngelamar ya" Rakha tertawa terbahak-bahak.
"Ya ya" Jawab Lucas tidak terlalu memperdulikan, belum tentu juga dia akan menikah dengan Hanah.
🍀
.
.
.
🍀Aku keluar dari kamar setelah menemani Gio tidur, sekarang aku melihat mereka bertiga masih duduk di sofa.
"Mau mandi neng" Ledek Rakha menebak.
"Nang neng! Mau ku lempar sepatu hah!" Ancam ku memutar bola mata malas.
Rakha dan Gibran terdengar cengengesan pelan, aku hendak pergi ke kamar mandi bersamaan dengan itu Nathan juga keluar.
"Kau mau mandi" Tanyanya sembari mengeringkan rambut.
Aku terpaku sejenak saat melihat rambut basahnya.
"Ya""Ini" Nathan segera memberikan handuknya padaku.
Aku bergegas berjalan masuk ke kamar mandi malas mendengar ocehan Rakha dan Gibran.
"Kalian kenapa?" Tanya Nathan mendekat menepis kaki Rakha agar dia juga bisa duduk di sofa.
KAMU SEDANG MEMBACA
KOTA ZOMBIE 2 (Ambang Kematian) ✔ [Revisi]
Mystery / Thriller(Seri kedua : Kota Zombie) ✔ Ramalan perang dunia ke-tiga, aku pernah mendengarnya, aku pikir perang itu hanyalah perang besar pada umumnya. Tetapi, perang dunia ke-tiga kali ini ternyata lebih besar dari apa yang telah ku duga. Dan sebuah kenyataan...