Aku membuka mata perlahan merasakan sekujur tubuhku yang sekarang sudah benar-benar sakit.
"Gio..." Panggilku perlahan, aku mencoba bangkit. Lalu seketika tersentak saat melihat Rakha, Dina dan satu pemuda asing.
Rakha dengan cepat berlari mendekat.
"Rin kau" Rakha kaget melihat kondisiku."Dimana yang lain?" Tanyaku penuh kebingungan.
"Mereka masih berada di sayap kanan" Kata Rakha membuatku tersadar kalau seluruh lantai sayap kiri kini sudah benar-benar hancur.
"Siapa yang melakukan ini?" Tanyaku kembali.
"Miko" Sahut pemuda itu mendekat.
"Kapalnya sudah tidak ada lagi disini, dia pasti sudah kabur bersama dengan anak buahnya""Kalau begitu kalian juga harus pergi" Pikir Dina seolah memiliki ide.
"Ya, kita akan mengambil beberapa speedboat untuk kalian kabur" Angguk pemuda itu mengiyakan.
"Baiklah, tapi Denis--" Panggil Rakha menghentikan.
"Kau mencintai Alma kan?"
Tebak Rakha tau dari tatapan Denis."Ya" Jawab Denis tanpa ragu.
"Kalian sudah bahagia kan... Aku senang Alma bisa bersamamu Rakha"Rakha tersenyum tipis.
"Kau tidak salah jatuh cinta Denis, tapi kau salah mencintai orang itu""Ya aku tau" Angguk Denis tersenyum seolah sudah merelakan.
"Terima kasih, sudah membantunya pergi dari sini"
Denis membalasnya dengan senyuman kecil.
Mereka berdua bergegas pergi, meninggalkan kami disini.
"Rini..." Panggil Rakha namun dengan mata yang tertuju kebelakang.
Aku menoleh, lalu melihat Gio yang sekarang sudah terduduk dengan tatapan kosong.
Aku mendekat, berjongkok tepat di hadapannya.
"Gio..." Panggilku mencoba menyadarkannya.Dia sama sekali tidak merespon aku yakin mutan itu belum sepenuhnya melepaskan Gio.
"Hei... Ini aku, kakakmu... Rini" Ku genggam tangan Gio erat, aku mencoba bersikap kuat menghadapinya sekarang.
"Tolong bicara padaku" Mohonku terus memancingnya untuk berbicara.
Tapi, sia-sia saja Gio sama sekali tidak mau mengatakan apapun padaku.
"Mutan... Kau sudah berjanji padaku untuk melepaskan Gio, maka lepaskan dia sekarang" Pintaku tidak mau membuat Gio terus menerus sakit.
Ku peluk tubuh Gio hangat, mencoba menghilangkan rasa sakit kami sekarang.
"Kak Rini" Celetuk Gio menatap lurus kearah api.
Aku melepas pelukan sadar, kalau Gio sudah mendapatkan sedikit kesadarannya.
Ku genggam tangan Gio, mengulurkannya ke depan untuk merasakan hangatnya api.
KAMU SEDANG MEMBACA
KOTA ZOMBIE 2 (Ambang Kematian) ✔ [Revisi]
Mystery / Thriller(Seri kedua : Kota Zombie) ✔ Ramalan perang dunia ke-tiga, aku pernah mendengarnya, aku pikir perang itu hanyalah perang besar pada umumnya. Tetapi, perang dunia ke-tiga kali ini ternyata lebih besar dari apa yang telah ku duga. Dan sebuah kenyataan...