Rope

164 27 0
                                    

Setelah menghela napas sejenak aku keluar dari bangunan tua dari jendela, mengarahkan senapanku sebagai jaga-jaga.

Cplaz!

Jleb!

Sebuah bambu runcing menancap tepat di depanku, anak buah Miko tentu saja kini sudah mengepungku.

"Mau apa kau ke wilayah kami lagi Rini" Kata salah satu dari mereka sudah mengenalku.

Aku semakin menodongkan senapan.
"Bermain..."

"Apa kau anak-anak?" Kekehnya pelan.

"Daah" Tanpa lontaran jawaban, ku tembakan peluru tepat kekepalanya.

"HEY!!!"

Mereka seketika menyerbu, ku tembakan peluru tepat di dada mereka membuka jalan.

Lalu berlari menerobos sebuah kaca membuatnya seketika pecah ke lantai.

"Hei kau!"

Kembali kepergok, aku langsung menodongkan senapanku tapi sial pelurunya habis.

Dor!

Dia menembak, refleks ku ambil kursi besi dan langsung ku jadikan sebagai tameng.

Dor!

Tembakan gagal menembus kursi besi ini, aku berlari mendekat langsung menghantamkan kursinya tepat di kepala pria itu.

Bruk!

Ku ambil senapannya yang tergeletak kembali melangkah penuh kehati-hatian. Aku menemukan sebuah anak tangga, berjalan menaikinya.

Dor!

Dor!

Letupan peluru kembali terjadi, aku sengaja menembak dua orang anak buah Miko yang bersiap akan menuruni tangga.

Aku sampai di sebuah atap, dari sini aku bisa mendapati siluet Lucas dan Gio yang sebentar lagi bisa memetik bunga itu. Tapi terhalang karena ada beberapa anak buah Miko yang sedang berjaga.

Aku mengambil alat panah, menembakkannya cepat diantara mereka. Aku sengaja melakukannya karena tidak mau menimbulkan suara yang justru dapat menangkap mereka berdua.

"Disini rupanya"

Aku berbalik melihat satu orang pria kini berjalan mendekat dengan celurit di tangannya.

Cplaz!

Panahku melesat cepat ke lehernya.

Drap!

Drap!

Derap langkah kaki semakin mendekat, tidak ada pilihan lain aku segera melompat dari atap ini turun.

Bruk!

Aku terguling jatuh ke bebatuan sedang.

"Dia dibawah!!!"

Aku berlari secepat mungkin menghindar seluruh mata kini tentu saja sudah melihat keberadaan ku.

"Lepaskan aku!!!" Teriakan Gio terdengar.

"Hei!! Jangan sentuh dia!" Ribut Lucas.

Mendengar keributan itu sudah tidak bisa dibiarkan, ku panggil zombie yang masih tersisa. Aku yakin zombie pasti belum sempurna di beri penawar.

Tanah yang ku pijak gemetar hebat.

GRADAK!

BRAK!

Tsunami zombie kini datang langsung, ini membuktikan kalau zombie belum sepenuhnya musnah.

Tsunami zombie sekarang telah meratakan setengah bangunan, beserta orang-orangnya.

Aku bergegas berlari mendekati Gio, yang sekarang sedang berdiri menunggu. Ku hentikan tsunami zombie segera bergegas mengajak mereka untuk berlari.

KOTA ZOMBIE 2 (Ambang Kematian) ✔ [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang