Suasana didalam mobil masih ricuh, Jenderal J. terus mencoba membuat dokter itu tegar dengan masalah yang sedang ia hadapi.
"Kenapa ini bisa terjadi? Aku tidak tau kalau dia bisa terinfeksi zombie" Geleng sang dokter merasa tidak percaya.
"Tenanglah, rileks kan pikiranmu" Suruh Jenderal J. mencoba merasionalkannya.
"Aku tidak bisa tenang!!! Kau dengar aku!!!" Teriaknya kemudian tanpa sengaja mengolengkan setirnya membuat mobil kini menabrak sebuah pohon.
BRAK!!!
Untung saja mereka tidak kenapa-kenapa akibat tabrakan itu, walau kap depan mobil sudah rusak parah.
"AKH!" Rintih Rakha saat tubuhnya terbanting ke bagian samping mobil.
"Sudah ku bilang!!! Tenang! Apa kau ingin membunuh dirimu sendiri!" Teriak Jenderal J. dengan napas ngos-ngosan.
"Aku juga harus mati!! Dia tidak boleh sendiri" Gelengnya, langsung berjalan keluar dari mobil.
"Ck!" Decak Jenderal J. tetap mengikutinya.
Mereka bertiga keluar, ketika melihat sang dokter sudah menyiapkan sebuah pistol di tangan kanannya bersiap bunuh diri.
"Hey!" Jenderal J. panik, tangannya memukul lengan si dokter sampai pistol itu terjatuh.
"Kau bodoh! Jangan lukai dirimu" Seru Jenderal J. disertai keluhan karena sang dokter sama sekali tidak mau tenang.
Bruk!
Pria itu terduduk lemah, menunduk mulai menangis. Jenderal ikut duduk disebelahnya menepuk bahu si dokter menguatkan kembali.
"Tidak papa... Sekarang kau harus berpikir untuk tetap bangkit dan jangan melemah, itu semua tidak akan berakhir baik-baik saja. Hanya kekuatan yang bisa membuatmu bangkit lagi" Nasehat Jenderal J. agar dia sadar.
Dia hanya menunduk, terus menangis belum mau menerima kenyataan.
"Maafkan aku... Maafkan aku karena gagal menjagamu" Monolognya memukul aspal beberapa kali.
Vivian yang melihatnya tersenyum kecil merasa puas.
Rakha yang sedang berdiri didekatnya, tidak sengaja melihat Vivian yang tersenyum.
"Vivi..." Rakha menyikut lengan Vivian bingung.
"Kau kenapa? Ini bukan waktunya untuk tersenyum" Alis Rakha mengernyit bingung."--- Ya" Jawabnya singkat langsung berubah datar.
"Aneh?" Batin Rakha lalu memilih fokus menatap ke si dokter.
🍀***🍀
Beberapa menit setelah itu, sang dokter sudah merasa baikkan dengan mata sembabnya.
"Minumlah" Rakha memberikan sebotol air yang masih tersegel.
"Terima kasih" Jawabnya dengan suara serak, meraih botol tersebut dan membukanya.
Meminum beberapa teguk air, kemudian menghela napas.
"Aku Rakha, dia Jenderal J., dan dia Vivian" Rakha memperkenalkan menunjuk mereka berdua sesuai urutan nama yang ia sebut.
Dia diam, meletakkan botol minum itu disebelahnya.
"-- Aku dokter Rafa--" Jawabnya langsung terpotong."Kau seorang dokter? Tapi kenapa tidak membantu istrimu yang akan melahirkan?" Tanya Vivian bingung.
"Aku dokter hewan" Sahutnya membuat Jenderal J. langsung beranjak berdiri.
"Sepertinya kami membutuhkanmu" Celetuk Jenderal.
KAMU SEDANG MEMBACA
KOTA ZOMBIE 2 (Ambang Kematian) ✔ [Revisi]
Mystery / Thriller(Seri kedua : Kota Zombie) ✔ Ramalan perang dunia ke-tiga, aku pernah mendengarnya, aku pikir perang itu hanyalah perang besar pada umumnya. Tetapi, perang dunia ke-tiga kali ini ternyata lebih besar dari apa yang telah ku duga. Dan sebuah kenyataan...