Madness

162 24 0
                                    

Sesuai catatan, Alma berjalan menyusuri lorong lantai 5C ke semua ruangan. Ketika langkahnya berjalan memasuki ruangan forensik 2, dia segera bersiap karena banyak sekali ilmuwan-ilmuwan yang sedang bekerja.

"Permisi, apa kau Thalia?" Tanya salah satu pria.

"Iya" Angguk Alma ragu-ragu.

"Taruh sini saja obatnya" Tunjuknya ramah yang terlihat di buat-buat karena Alma baru disana.

Alma kembali mendorong, dengan wajah datar tau kalau orang-orang disini sepertinya munafik.

Cepat-cepat Alma meletakan obat pemicu jantung dan energi satu pack untuk persediaan satu minggu.

"Ngomong-ngomong sejak kapan rambutmu pendek?" Tanyanya seolah sudah mengenal tampilan Thalia.

"Eh?" Pekik Alma lirih
"Kemarin, sebelum aku datang... Aku menyempatkan diri untuk potong rambut" Elak Alma yang tidak menyangka akan di lontarkan pertanyaan seperti itu.

"Oh" Dia mengangkat alisnya mengerti.

"Sudah, aku duluan" Pamit Alma langsung malas jika di lontarkan pertanyaan yang membuatnya bingung nanti.

Dia tidak merespon, hanya meletakkan obat-obat yang Alma berikan saja.

Kembali ke lorong yang panjang, Alma bernapas lega. Sekarang tujuannya hanyalah pergi ke lift untuk menuju lantai 1 karena semua ruangan di lantai 5C sudah ia injak.

Tepat di depan lift, sebuah bola menggelinding di kakinya. Alma menoleh ketika melihat seorang anak laki-laki berwajah pucat, sepucat kertas.

Alma mengambil bola yang berada di kakinya, lalu menyodorkannya kepada anak itu agar mendekat.

Bukannya berjalan mendekat, anak itu justru berlari sembari membuka mulutnya seolah akan menggigit Alma.

"Zombie!" Celetuk Alma saat melihat gigi anak itu.

Mata Alma melebar, dia hendak melawan tapi tidak bisa karena sekali ia melawan... Orang-orang pasti akan curiga padanya..

"Alma... Tenang" Batin Alma walau bahunya sudah menegang.

Langkah anak itu berhenti, melirik Alma dengan tajam disertai smirknya yang khas.

"Ini... " Alma menghela napas sejenak masih syok.
"Bo-- bola mu" Alma menyerahkannya pada anak itu.

Dia mengambilnya, seringai menyeramkan kini terlihat.

Glup!

Alma refleks menelan saliva, karena zombie itu tidak mau pergi.

"Pergilah! Aku tidak ingin melihatmu" Gumam Alma didalam hati.

"Radit!! Radit!" Panggil seorang ilmuwan datang mencari anak itu.

"Disini!" Seru Alma tau dengan tangan melambai.

Ilmuwan itu menoleh, menangkap sosok Alma yang sedang berdiri dengan zombie Radit.

Dia mendekati, kemudian menatap Alma dengan mengernyitkan alis.

"Tha--- Lia" Ejanya melihat nametag di jas Alma.

"Aku Thalia, rekrutan baru disini" Kenalnya.

"Oh." Jawabnya singkat seolah tidak perduli.
"Ayo Radit, makan siangmu sudah siap" Ajaknya pada anak itu tanpa rasa takut.

"Apa makan siangnya?" Tanya Alma takut tapi penasaran.

Ilmuwan itu menolehkan kepalanya kemudian menyeringai kecil
"Jantung--"

"--- manusia" Imbuhnya sengaja menghentikan di tengah kalimat.

Deg!

Deg!

KOTA ZOMBIE 2 (Ambang Kematian) ✔ [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang