Finally

164 30 0
                                    

"Kolonel, John benar-benar harus dihentikan kegilaannya lebih parah daripada Miko" Kata Laksamana Farhan sudah tau beberapa dari Alma.

"Aku masih tidak tau kenapa dia bisa segila ini, padahal dulu dia adalah letnan yang baik bagi para tentara lain" Respon Kolonel ikut tidak menyangka dengan apa yang terjadi pada John.

"Sepertinya sekarang adalah waktu kita untuk membantu tim ini, sudah cukup lama Jenderal J. membantu kita" Kata Laksamana Farhan yang kini sedang berdiri bersama Kapten Dania dan Kolonel Akmal.

"Ya, kau benar" Kapten Dania mengangguk.
"Apa sudah saatnya kita memilih jalan damai dengan Komandan udara kita?"

"... Tentu kita membutuhkannya, sudah cukup konflik antar angkatan laut dengan udara" Laksamana Farhan mengiyakan.

"Aku akan menghubunginya" Kapten Dania beranjak pergi meninggalkan mereka berdua.

"Akhirnya aku melihatmu mau mengalah juga" Kolonel tersenyum tipis.

"Dalam kondisi seperti ini lebih baik berdamai dari pada konflik yang tidak berujung" Laksamana Farhan tersenyum menertawakan dirinya sendiri.

🍀
.
.
.
🍀

Kriing~

Telepon di kantor angkatan udara berbunyi.

Tak!

"Salam, Komandan Regi" Sapa Kapten Dania setelah teleponnya diangkat.

"Dania... Kau mau memberikan salam konflik dari Laksamana mu lagi?" Tanya Komandan Regi dengan kekehan pelan.

"Kali ini bukan konflik kekanak-kanakan lagi, sekarang ada konflik yang lebih penting" Jawab Kapten Dania lebih serius.

"Konflik? Ada apa dengan kapal kalian?" Tanyanya masih belum tau kalau Laksamana Farhan sedang berada di kawasan Jenderal J.

"Kami tidak di kapal, tapi ditengah hutan"

"Oh aku tau" Angguk Komandan Regi mengerti.
"Kalian sedang membalas bantuan Jenderal J.?" Tebaknya yang langsung tau.

"Kami butuh bantuanmu, camp Jenderal J. diserang, setengah dari pasukan mereka berubah menjadi zombie yang bermutasi" Jelas Kapten Dania.

"Sejak kapan campnya bisa diserang, aku perhatikan camp itu sepertinya aman-aman saja?"

"Ini masalah kegilaan seseorang, kami mendapatkan kabar perang. Kau pasti sudah tau itu. Kami butuh pasukanmu untuk membantu kami" Kata Kapten Dania dengan ekspresi dinginnya.

"Aku akan mengirimkan beberapa tentara kesana, tapi aku tidak bisa mengirim salah satu orang terhebatku?" Ucap Komandan Regi dengan senyuman kecil.

"Kenapa? Bukannya itu lebih baik" Kapten Dania mengerutkan alis bingung.

"Dia sedang melaksanakan tugasnya, dan aku tidak bisa mengganggunya"

"Ah! Aku tau... Marsekal Khalid. Huh? Dia akan menjadi tentara paling hebat nanti" Balas Kapten Dania sudah tau kemampuan Marsekal Khalid.

"Aku bangga memilikinya dalam timku" Jawab Komandan Regi penuh bangga.

"Simpan kebanggan mu, Komandan... Konflik kekanak-kanakan juga masih berlangsung" Ucap Laksamana Farhan yang sekarang sudah merebut ponsel Kapten Dania.

"Aku masih ingat akan konflik itu"

Telepon di matikan, Laksamana Farhan mengembalikan ponselnya pada Kapten Dania.

"Aku sudah menyusun sebuah rencana" Kata Laksamana Farhan dengan mata yang menatap Alma.

"Kau mau apa?" Tanya Kapten Dania.

KOTA ZOMBIE 2 (Ambang Kematian) ✔ [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang