Meeting

170 28 1
                                    

22:05

Aku terbangun, mendapati Lucas yang sekarang duduk dengan Gio yang tertidur di pangkuannya.

"Kau sudah bangun" Lucas menatapku, lalu dengan perlahan meletakan kepala Gio di tanah.

"Rini apa yang terjadi padamu?" Tanya Lucas tentangku yang sangat marah sampai-sampai akan membiarkan virus ini semakin menyebar.

Aku diam, lalu menekan dahiku kuat. Merasa harus memproses semuanya.

"Rini..."

"Aku tidak tau Lucas!" Ucapku tiba-tiba dengan nada tinggi. Entah kenapa sekarang jantungku berdegup kencang seolah akan menangis.

"Aku tidak tau..." Letupan tangis terjadi malam itu, aku benar-benar tidak tau apa yang telah terjadi dalam hidupku sekarang.

"Aku tidak tau apa yang telah terjadi padaku Lucas? Tentang Mutan... Perang... Gio... Semuanya--- semuanya aku benar-benar tidak tau. Sekarang, aku sangat takut Lucas. Entah kenapa aku sangat takut..." Tambahku dengan kedua tangan yang langsung meremas rambutku sendiri kuat.

Lucas yang mendengarnya langsung mencodongkan tubuhnya.

Lucas yang mendengarnya langsung mencodongkan tubuhnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ya, karena dunia ini sakit, dan terus menerus sakit. Itulah kenapa setiap pilihan yang kau ambil justru membuatmu takut, Rini" Mata Lucas menatapku dengan tatapan dukungan.

"Sekarang kau masih keluarga Taran... Keluarga Taran tidak boleh takut pada apapun. Sekarang ayo kita bangkit! Dan lanjut berjuang kembali" Lucas mengulurkan tangannya agar aku tidak terpuruk.

Ku usap air mata ku kasar, kemudian menerima uluran tangan Lucas.

"Ingat perkataanku, atur emosimu mengerti" Ucapnya dengan anggukan pelan.

Aku mengiyakan dan baru sadar kalau senjata ku sekarang tidak ada.

"Mereka membawa barang-barang kita, aku tidak tau mereka menaruhnya dimana" Jelas Lucas singkat.

"Jadi, kita harus terpaksa menginap disel ini?" Keluhku malas.

"Ya, kita akan susun rencana nanti" Ucap Lucas.

🍀
.
.
.
🍀

Beberapa jam kemudian tiba-tiba saja terdengar suara John yang sedang berbicara menggunakan walkietalkie.

"Rini... Aku punya rencana" Bisik Lucas ketelingaku.

Aku mengerti dan segera berpura-pura seolah tidak menyiapkan rencana apapun.

Pintu sel dibuka
"Dengarkan suara ini baik-baik!"
John menyodorkan walkietalkienya padaku. Aku mengerutkan alis bingung, dengan apa yang dilakukan John.

"Cepat katakan atau aku akan menyakiti adikmu sekarang" Ancam John menunjuk kearah Gio.

Aku menoleh kearah Lucas yang sekarang tepat berdiri didekat sebuah paku.

KOTA ZOMBIE 2 (Ambang Kematian) ✔ [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang